BAB 39 - MINTA IZIN PACARAN

16 0 0
                                    

"Aku mau," Ucap Lita ambigu

"Mau apa?" Tanya Nando sambil mengerutkan dahi

"Mau jadi pacar mu, hehe." Balas Lita sambil tersipu.

*****

"Hah? Lo serius?" Tanya Nando sambil mengerjapkan matanya berulang kali.

"Yes, of course. Tapi kamu harus ngajarin aku dengan sabar ya," Ucap Lita sambil mengulum senyum manisnya.

Tiba-tiba, Nando memegang tangan Lita yang tergeletak di meja. Kemudian, lelaki itu mengucapkan kalimat yang tak pernah disangka-sangka oleh gadisnya tersebut.

"Jatuh cintalah bersama gue," ajak Nando sambil mengelus pelan tangan Lita.

"Jatuh cinta itu kayak aku sama Evan, ya?" Ujar Lita dengan polos.

Setelah mendengar ucapan yang keluar dari mulut Lita, Nando tertegun. Ia kesulitan menelan salivanya sendiri.

"Evan siapa?" Tanya Nando mencicit.

"Temen bangsat," jawab Lita sambil menarik tangannya dari jangkauan Nando. Luka lama yang selama ini ia simpan, kini terbuka lagi.

"Bangsat?" Nando makin bingung.

"Oke, aku bakalan menceritakan semuanya dari awal," putus Lita.

"Nggak usah cerita. Biarin gue mati penasaran, daripada melihat lo kesakitan karena membuka luka lama," jawab Nando pengertian, tapi terkesan berlebihan.

"Nggak papa, Ndo. Karena kamu pacarku, kamu berhak tau masa lalu ku," balas Lita dengan yakin.

Hati Nando menghangat setelah mendengar kalimat Lita. Ia tak menyangka, sesederhana itu dibuat bahagia oleh gadis brutalnya.

*****

Sesudah Nando mendengar cerita Lita, ia tertegun untuk kedua kalinya. Tak menyangka, bahwa Lita pernah disakiti. Setaunya, Lita adalah pihak yang selalu menyakiti, bukan disakiti. Tapi hidup layaknya sebuah roda, selalu berputar.

"Terus hubungan lo sama Evan gimana?" Tanya Nando bersahabat.

"Dimana-mana habis bertengkar itu ya merenggang," jawab Lita ceplas-ceplos. Nando hanya mengelus dada.

"Maksud gue, lo nggak ada niatan buat minta maaf duluan?" Nando tetap bersabar.

"Yakali aku minta maaf duluan. Yang salah siapa, yang minta maaf siapa,"

"Lo sebenernya juga salah. Kenapa lo berharap berlebihan sama dia? Jatuhnya sakit, kan?" Ucapan Nando seperti boomerang bagi Lita. Gadis itu terdiam, tak bisa memungkiri perkataan Nando.

"Aku masih perlu waktu untuk menganggap kejadian itu nggak pernah ada," balas Lita sambil menerawang.

"Iya, tapi lo jangan dendam ya. Sekarang bukan tentang siapa yang salah, tapi tentang siapa yang egonya lebih mudah dikalahkan."

"Iya Ndo," Ucap Lita sambil tersenyum tipis.

Kemudian mereka mengobrol diselingi makan dan minum yang tadi sempat tertunda. Nafsu makan keduanya telah kembali.

Sejujurnya, Nando lebih bahagia berpacaran dengan Lita, dibandingkan dengan mantannya yang dulu. Karena Lita adalah sosok yang easy going. Statusnya memang pacaran, tapi gaya gadis itu seperti masih single.

"Oh ya Ndo, kalo pacaran aku harus ngapain aja?" Tanya Lita penasaran.

"Pertama-tama, lo harus mencintai pacar lo dulu. Jadi, lo harus belajar mencintai gue," jelas Nando.

Brutal in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang