AUTHOR POV
Setelah bel tanda pulang berbunyi, siswa-siswi SMPN 1 Taman berkeliaran di sekitar koridor. Begitupun dengan Nando dan Darren. Mereka berencana nongkrong di cafe langganan sepulang sekolah
"Lo pulang dulu nggak, Ren?"
"Gak ah, gue langsung aja," balas Darren
"Malu-maluin aja, main pake seragam sekolah." nasihat Nando
"Bodo amat, gue bawa jaket," ucap Darren keras kepala
"Jaket buat nutupin kemejanya aja. Terus celana lo mau dilepas, gitu?" Tantang Nando
"Ya enggaklah anjir. Yaudah gue pulang dulu, ganti baju." Darren menyerah
"Itu baru temen gue," balas Nando sambil menyengir. Kemudian cowok itu mengimbuhi "Yaudah, nanti jam 3 udah di tempat ya. Jangan molor, gue ga suka!"
Setelah Darren mengangguk, mereka berpisah di parkiran, untuk mengambil motor masing-masing. Darren kembali ke rumahnya di Jalan Diponegoro. Begitupun Nando, rumahnya di Jalan Ahmad Yani.
*****
Saat pulang sekolah, Lita bingung ingin pulang dengan cara apa. Ia tidak punya pulsa atau kuota untuk menghubungi mamanya. Kebetulan paketan nya habis saat men download video tadi. Dan pulsa, gadis itu tidak pernah mengisi pulsa. Teman-temannya sudah pulang semua. Karena tadi ia di suruh Bu Rinda, wali kelasnya untuk melengkapi absen dan jurnal kelas 8A.
"LIT, MAU NEBENG NGGAK? AKU TAU KAMU BELUM TELEPON," Teriak Michelle dari dalam mobil yang disetir oleh papanya
Aduh, rumah ku nggak searah sama dia. Kasihan papanya yang nyetir. Gak usah nebeng deh -batin Lita
"NGGAK USAH, SEL. AKU UDAH TELEPON KOK. MAKASIH YA," balas Lita ikutan berteriak. Namun, Michelle hanya mengangguk, kemudian menutup kaca mobilnya
Ya Tuhan, masa aku pulang jalan kaki? Jauh banget, astaga. Ya sudah deh gak papa, sekalian mencoba hal baru -pikir Lita
Setelah sekitar 5 menit berjalan, ada klakson sepeda motor berbunyi, mungkin tertuju kepada Lita. Lita sedikit menyingkir dari jalan raya. Namun, klakson tersebut malah berbunyi makin lama dan nyaring
"Jalanan masih lebar, woi!" ucap Lita lantang
Namun, motor tersebut malah berhenti di samping Lita
"Ayo Lit, gue anterin pulang." tawar pengendara motor tersebut
"Oh, Darren. Gak usah deh, sedikit lagi sampe kok," Lita menolak dengan halus, ia masih tau tata krama
"Ga usah bohong. Cepetan naik. Panas nih, nanti kulit lo item." Suruh Darren
"Gak usah Ren, duluan aja." Lita tetap menolak, agak sungkan menerima tawaran Darren.
"Lo kelamaan,"
Setelah berucap demikian, Darren menarik tas Lita, menyuruh gadis tersebut naik ke boncengan motornya. Lita yang dipaksa, akhirnya menuruti kemauan cowok tersebut
"Lo duduk manis, sambil ngasih tau jalannya ya. Jangan ngomel-ngomel dulu. Gue tau rumah lo masih jauh dari sini." Darren memberikan wejangan
Lita hanya mengangguk singkat. Ia menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantik nya. Tanpa sadar, ia tersenyum kecil. Darren yang memperhatikan wajah Lita dari kaca spion ikut tersenyum.
Pantesan Nando seneng ada di dekat lo, Lit. Lo orangnya lucu, gue suka
"Kasih tau jalannya mbak, gue culik baru tau rasa lo," ucap Darren bercanda
"Jalan Diponegoro no. 30." jawab Lita singkat
"DEMI APA RUMAH LO DI JALAN DIPONEGORO?" Tanya Darren antusias
"Demi kamu yang gak bisa diem." jawab Lita cuek
"Btw, rumah gue di jalan itu juga. Nomor 11," Darren memberi tahu
"Iya."
"Lo gak suka ada gue ya? Lo jutek banget ke gue, nggak kayak ke Nando," ungkapan kekecewaan Darren membuat Lita menolehkan kepalanya ke spion
"Maaf, Ren. Aku nggak bermakud," sesal Lita
"Lo belajar baik sama gue dong? Masa Nando aja yang dibaikin? Gue juga pengen loh Lit," ujar Darren memelas
"Iya, akan ku coba," balas Lita tersenyum manis
"Makasih Lita." gue makin sayang sama lo. Sambung Darren di dalam hati
"Litaa.." Panggil Darren
"Hm?"
"Gue boleh jadi temen lo?" Tanya Darren hati-hati
"Siapapun boleh berteman sama aku, asalkan dia orang yang tulus dan bukan pengkhianat." Lita mengajukan syarat yang sama, saat Nando mengajaknya berteman
"Akan gue coba, semoga gue bisa menjadi teman terbaik buat lo," niat Darren dari lubuk hatinya
"Oke, kamu sekarang adalah temanku." Ucap Lita sumringah
"Oh ya Lit, hari ini gue sama Nando janjian nongkrong di cafe langganan kita jam 3. Lo mau join?" Tawar Darren pada teman barunya
"Ada ceweknya nggak?"
"Enggak lah. Kan rencananya cuma berdua. Berhubung lo temen gue dan Nando, gue ajak sekalian deh," Darren menjelaskan
"Gak mau ah, nanti aku kayak cabe-cabean." ujar Lita sambil bergidik
"Ayolah, nanti gue sama Nando yang bakalan jagain lo," rayu Darren
"Kamu izin Nando dulu deh, siapa tau ada yang mau diomongin 4 mata. Kan aku gaenak sama dia." Lita beralasan
"Yah, gak surprise dong. Gue pengen buat kejutan untuk Nando padahal," ucap Darren sedikit sedih
"Ah yasudah deh, aku ikut. Demi kelancaran acara kejutanmu nih, aku rela dibilang cabe." pasrah Lita
Setelah aksi tawar-menawar selesai, mereka tidak berbincang lagi sepanjang perjalanan ke rumah Lita. Hanya bising suara kendaraan yang lalu lalang lah, yang menemani perjalanan mereka.
Setelah sampai di depan rumah Lita, Lita langsung turun dan mengucapkan terima kasih. Ketika Lita balik badan untuk masuk ke rumah, Darren berkata
"Nanti gue jemput,"
"Ngapain? Nggak, aku nggak mau. Aku bisa berangkat sendiri. Kamu kasih tau tempatnya aja, nanti aku naik motor sendiri." Tolak Lita mentah-mentah
"Lo masih kelas 8 dan lo cewek, gak baik keluar naik motor sendirian," nasihat Darren yang membuat Lita berpikir ulang
"Yaudah, aku minta anter orang rumah. Gampang kan?" Lita mulai keras kepala
"Lo jangan ngerepotin. Mereka punya kesibukan sendiri-sendiri." Nando memperingatkan
"Oh, naik ojek online aja deh. Kan gampang ordernya," Lita menggunakan seribu satu cara agar ia bisa berangkat sendiri
"Lita, buat apa buang-buang uang? Gue baik loh, mau anterin lo. Tapi, kok lo nya malah nolak sih?" Rayu Darren
"Ahh, kenapa kamu selalu menang debat sama aku?" Lita menunjukkan kekesalannya dengan menendang kerikil sambil berteriak
"Sstt, jangan berisik. Nanti jam 14.40 gue jemput, langsung berangkat. Gausah kelamaan dandannya." peringat Darren
"Ngapain main aja pake dandan? Alay ew," ucap Lita mengejek Darren
"Iyain. Gue pulang dulu deh, mau siap-siap. Lo juga ya, bye!" Ucap Darren langsung menjalankan motornya
Kamu gak seberapa nyebelin ya, Ren. Ternyata aku salah menilai orang -sesal Lita
KAMU SEDANG MEMBACA
Brutal in Love
Teen FictionBagaimana jika tiba-tiba dua orang menyeretmu masuk dalam kehidupan mereka secara bersamaan? Lalu, peran konyol apa yang sedang dimainkan oleh keduanya? Adakah unsur kesengajaan di sini? Lita secara tak sengaja melakukan eyes contact dengan Darren...