BAB 47 - PEMBOHONG ULUNG

15 0 0
                                    

Sekitar pukul setengah sembilan malam, Darren mengembalikan Lita ke rumah gadis itu.

"Thanks, udah bantu aku mewujudkan cerpen sialan ini," ucap Lita sambil mengangkat kertas yang berisi cerpennya itu.

"Weits, omongan lo ga boleh sialan-sialan gitu, Lit." Tegur Darren.

"Hm,"

"Thanks juga ya, udah mau foto bareng gue," Tiba-tiba Darren memamerkan gigi putihnya.

"Ya."

*****

Lita bergelung di balik selimutnya. Gadis itu memikirkan perkataan Darren beberapa menit lalu. Bukan, bukan tentang caption 'she is mine', ada lagi hal lain yang mengusik ketenangan Lita. Yaitu saat Darren mengungkapkan perasaannya.

Memang tidak bisa dikatakan sekedar omong kosong, karena orang tidak peka pun pasti tau jika ada kalimat yang bermakna lain dalam ucapan Darren. Termasuk Lita, gadis itu menyadari ada maksud tersembunyi diucapan Darren itu.

---flashback---

"Kalo 'she is mine' boleh nggak?"

Lita menatap Darren dengan alis bertaut. Gadis itu kebingungan dengan jalan pikiran Darren yang berkata bahwa ia miliknya.

"Gue bercanda. Ga usah seserius itu kali ah," balas Darren pelan, seperti menyiratkan kekecewaan.

"Gak jelas banget sih kamu," cerca Lita.

"Eh Lit, jadinya gue pake caption apa? Bantu dong," Darren berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Katanya 'she is mine'?" Lita coba memancing-mancing Darren.

"Nggak jadi ah, lo belum milik gue kok." Entah sengaja atau tidak saat mengucapkan kalimat ini, yang jelas Lita dapat menangkap maksud dari 'belum milik gue'.

"Belum milikmu? Berarti aku akan menjadi milikmu, gitu?" Lita mencoba memperjelas maksud Darren.

"Pengennya sih--- eh gue pengen es kepal milo, beli yuk?" Darren mencoba mengalihkan pembicaraan lagi.

"Duduk," Lita menyuruh Darren kembali duduk saat lelaki itu akan beranjak ke penjual es kepal milo.

"Apa, Lit?"

"Eum--- Aku mau titip, satu ya."

Anjir, gue kira dia mau lanjut bahas masalah ini. Eh nggak tau nya malah titip es kepal. Mangkelin juga tuh anak orang! -batin Darren kesal.

"Y." Balas Darren singkat, kemudian langsung beranjak menjauh dari Lita.

Diam-diam sambil mengamati pergerakan Darren, Lita tersenyum kecil.

Rasain tuh! Emangnya enak jadi orang gengsian? Tinggal bilang suka aja pake muter-muter kaya bianglala. Hahaha! -Lita tertawa jahat dalam hati.

*****

"Nih," Darren meletakkan titipan Lita dengan sedikit membanting.

"Sans woi!" Hardik Lita. Kemudian gadis itu mengambil uang di dompetnya dan memberikannya pada Darren.

"Nggak usah diganti," Darren mengembalikan uang Lita.

"Ya udah, aku nggak jadi cerita."

Brutal in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang