Setelah Lita keluar dari ruang BK, ia berjalan santai ke ruang guru untuk menemui Pak Sem. Ia akan melaporkan hasil rapat nya dengan beberapa orang tadi di ruang BK. Sambil berjalan, ia bersenandung ria.
Setelah melaporkan tugasnya pada Pak Sem, ia kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran yang tadi sempat tertunda.
Hatinya berbunga-bunga karena ia merasa separuh bebannya hilang. Lita merasa lega karena sudah berbaikan dengan Darren. Sekarang, tinggal memikirkan bagaimana caranya berbaikan dengan Nando. Sejujurnya, ia lebih kecewa pada Nando. Saat itu, si Nando berlagak seolah sangat melindungi Lita, tapi sekarang? Ia yang malah mencampakkan perempuan tersebut tanpa niat mengajak baikan. Memang kehidupan Lita tidak jauh dari kata nyesek.
Lita tidak tau jelas, apa yang menyebabkan Nando menjauhinya. Nando memang pergi secara mendadak, namun Lita masih memberi kesemptan, jika seandainya lelaki itu meminta maaf. Tinggal tunggu tanggal mainnya saja.
Lagipula, Nando juga tergabung dalam acara tujuh belasan nanti. Ia akan berduet dengan Zevan, yang notabenenya teman sekelasnya sendiri. Dan yang pasti Lita, Nando, dan Zevan akan sering berkomunikasi. Kan nggak nyaman, jika membahas acara 'Indonesia Jiwaku', tapi di dalam hati masih menyimpan dendam? Ya memang kerjanya harus professional, tapi tetap saja tidak enak.
Akhirnya Lita tidak memikirkan hal ini lebih lanjut, itu sangat membebaninya dan membuat kepalanya bertambah pusing.
*****
Dua minggu sudah terlewati, banyak hal sudah pula terjadi. Namun, Nando dan Lita tak kunjung baikan. Memang saat bertemu, mereka seolah tak ada masalah, namun Lita kurang lega jika belum ada kata maaf.
Acara Indonesia Jiwaku makin dekat, persiapan mereka semakin hari semakin serius. Latihan-latihan sering dilakukan. Terkadang, mereka meninggalkan kelas demi latihan. Mereka berharap, kerja keras ini dapat terbalas dengan kesuksesan acara nantinya.
Yang paling sibuk di antara siswa-siswi tersebut adalah para MC. Mereka benar-benar kesusahan, karena belum berpengalaman sama sekali. Meskipun telah diberi kebebasan oleh Pak Sem, tapi mereka tetap berdiskusi dengan beliau tentang apa saja yang bersangkutan dengan acara ini.
Pernah suatu hari, Darren tidak masuk tiga hari karena kakeknya meninggal dunia di luar kota. Lita benar-benar bingung. Apa yang harus dia lakukan? Akhirnya, selama tiga hari penuh, ia menelantarkan acara tujuh belasan tersebut.
Darren yang diceritai oleh Lita, tertawa mendengarnya. Tentu saja, ia membayangkan reaksi Lita saat itu. Untuk menambah keakraban, Darren mengguyoni Lita.
"Udah terbukti kan, lo itu nggak bisa hidup tanpa gue," Ucap Darren sambil tertawa geli.
"Apasih, ya nggak gitu juga. Kan situ bukan oksigen." Lita memutar bola matanya malas.
"Tapi lo bergantung sama gue," Darren masih kukuh dengan pendapatnya.
"Ya, hanya bergantung," Serah Lita
"Haha, sama aja, Lita." Darren tak mau kalah.
"Yayaya, sesukamu Ren." Lita memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan yang kurang bermutu itu.
*****
Hari telah berganti, sekarang adalah H-1 menyambut kemerdekaan Republik Indonesia. Berbagai persiapan sudah hampir selesai, hanya kurang gladi bersih nya saja. Begitu pun Lita, gadis itu sudah siap menjadi Master Ceremony dan berkolaborasi dengan Darren.
Hari ini diadakan gladi bersih untuk semua pengisi acara. Sejauh ini, gladi bersih berjalan dengan lancar. Pak Sem juga ikut mengawasi. Sekarang warga sekolah sangat sibuk. Ada yang mengangkuti alat musik, mendekorasi aula, menata kursi, memasang banner, dan lain sebagainya. Lita dan Darren hanya mengamati mereka, tanpa berniat membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brutal in Love
Teen FictionBagaimana jika tiba-tiba dua orang menyeretmu masuk dalam kehidupan mereka secara bersamaan? Lalu, peran konyol apa yang sedang dimainkan oleh keduanya? Adakah unsur kesengajaan di sini? Lita secara tak sengaja melakukan eyes contact dengan Darren...