Jaman sekarang, menertawaan orang lain adalah bercandaan terlucu. Membuat luka dihati orang lain adalah yang ter-seru. Payah jika otakmu berfikir demikian!
-Kurang Cantik-
***
Renata terbangun dari ranjang tempat ia istirahat. Membuka horden kamarnya dan disambut sinar matahari yang langsung menyoroti kamarnya. Menyipitkan mata adalah pilihan terbaik untuk menyesuaikan matanya dengan cahaya tersebut.
Hari ini adalah tanggal merah, kesempatan untuk bersantai.
Tok...tok...
Pintu kamar Renata ada yang mengetuk. Dengan langkah sempoyongan Renata nenuju pintu lalu membukanya."Pagi!" sapa Zee dengan wajah ceria, ia sudah terlihat rapi.
"Mau kemana?" tanya Renata heran, padahal ini masih pukul sembilan pagi.
"Mau ke mall." jawab Zee dengan senyum mengembang di bibirnya.
"Oh, terus ngapain kesini?"
"Mau ngajak lo."
Mata Renata yang awalnya sayu kini membuka lebar, kaget.
"Tumben ngajak gue!" kata Renata.
"Ya, pengen aja sih. Kita kan jarang ngabisin waktu bareng-bareng."
Renata menatapnya bingung, biasanya Zee lebih memilih jalan-jalan dengan teman-temannya, tetapi kali ini lain.
"Mau gak?" tanya Zee yang langsung membuyarkan lamunan adiknya.
"Hm... oke deh, gue mandi dulu ya."
"Oke, gue tunggu di bawah!" seru Zee sambil berlalu pergi.
Renata hanya menjawab dengan anggukan di tempat.
Setengah jam berlalu, Renata akhirnya selesai dengan urusannya. Ia pun langsung turun ke bawah menggunakan sweater putih bergambar kartun serta celana hitam panjang, tak lupa sneakers putih menutupi kakinya.
Zee yang memakai dress selutut tanpa lengan berwarna merah maroon serta high heels hitam tampak sedang duduk di kursi ruang tamu. Tampilannya sangat cantik dan feminim.
"Eh Ren serius pake baju itu?" tanya Zee ketika mendapati adiknya turun dari tangga.
Renata mengangguk mantap. "Lagian ini nyaman."
Zee mengerti, adiknya memang bukan tipe orang yang suka ribet. Apapun yang nyaman meskipun tak mewah pasti ia pakai.
"Ya udah ayo!" ajak Zee yang berjalan lebih dulu menuju mobil, Renata mengikuti dari belakang.
Di perjalanan dalam mobil, mereka hanya diam satu sama lain. Zee fokus menyetir sedangkan Renata sibuk memainkan ponselnya.
Parkiran mall tampak ramai oleh berbagai jenis mobil serta sepeda motor. Pasti semua orang memerlukan jalan-jalan di tanggal merah setelah, melewati hari-hari yang suntuk.
"Ren, kita ke salon ya?" ajak Zee sambil keluar mobil.
"Ih nggak ah!" Renata langsung menolak lalu mensejajarkan langkahnya dengan Zee yang sudah jalan lebih dulu.
"Ayo dong, lo harus cobain surganya kaum cewek!"
"Yey mana ada surga di dunia!" ledek Renata.
"Udah deh, ayo coba dulu!" Zee menarik tangan Renata memasuki salon yang cukup luas dengan interior serba pink.
"Mba saya mau potong ujung rambut sama creambath. Sekalian catok!" kata Zee pada pelayan salon yang menyapa mereka ketika masuk.
"Baik mba." pelayan itu menuliskan sesuatu pada layar komputernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang Cantik
Teen FictionSemua orang dilahirkan bukan menurut apa yang di inginkan. Kita tak akan bisa meminta untuk dilahirkan jadi apa dan bagaimana. Seperti Renata, yang merasa dirinya kurang beruntung karena terlahir tak cantik. Kepercayaan dirinya hilang dan air matany...