26. Perawatan Menjadi Cantik

4.5K 313 29
                                    

Perubahan menjadi lebih baik tidak pernah salah apalagi tujuanmu untuk kebaikan diri sendiri. Nikmati proses maka kamu akan mendapat hasil yang baik.

-Kurang Cantik

***

"Gila Ren, gede banget nih dapur!" puji Daniar ketika baru saja tiba di dapur milik Renata.

"Ya wajarlah rumahnya aja bagus!" timpal Lily.

"Bener!" Tarisa langsung setuju.

"Eh udah stop-stop, dari tadi kalian gak berhenti-berhenti muji loh." kata Renata.

Mereka bertiga nyengir.

"Sekarang bilang, tujuan kalian ke dapur ngapain? " tanyanya.

"Jadi gini Ren, sesuai janji dan tujuan awal, kita bakal bikin lo berubahh!" jawab Daniar, ia terlihat paling antusias.

"Oke, terus apa hubungannya sama dapur?"

"Ya jadi gini, kita mau pake bahan-bahan alami. Nah yang kita perluin pasti ada di dapur lo!" jawab Daniar.

"Alami, maksudnya?"

"Iya, kebanyakan sih bahan-bahan masakan."  balas Daniar sambil berjalan mendekati asisten rumah tangga Renata yaitu bi Minah.

"Bi, tolong carikan bahan-bahan ini ya." Daniar memberi sehelai kertas yang diambil dari saku celananya.

"Iya baik non." Bi Minah langsung menurut saja.

Ketika bi Minah membaca isi kertas,  terdapat tulisan kopi, timun, telur, gula, madu, minyak kelapa, dan terakhir kunyit. Ada juga tambahan peralatan berupa blender, mangkuk dan sendok.

"Ini udah semua non." hanya butuh lima menit bagi Bi Minah untuk menyelesaikan tugasnya.

"Oke bi!" Daniar langsung mendekati bahan-bahan tersebut dan yang lain mengikuti.

"Eh yakin pake ini?" tanya Renata seolah kurang yakin saat melihat bahan-bahan itu.

"Yakin Ren, tenang aja!"

"Tapi gue kok jadi ragu ya?"

"Ragu gimana maksudnya Ren?" tanya Lily.

"Ya ragu, apa bakal berhasil? Lagian setelah gue pikir-pikir, kayaknya gue gak perlu berubah deh. Jadi gini aja cukup."

Mendengar itu, ketiga temannya adu tatap sebentar

"Ya ampun Ren, jangan maju mundur gini deh. Inget gak sih tujuan awal lo apa? Berubah demi kebaikan lo sendiri ya walaupun awalnya lo mau berubah karena patah hati." Lily berusaha mengingatkan.

"Ya tapi..." ucapan Renata terputus oleh Daniar.

"Udah ya, lo percaya sama kita. Kita tuh sayang sama lo, kita gak mau denger orang ngeremehin atau bully-bully lo lagi. Lo tau apa seberapa gedeg-nya gue kalo liat lo digituin, mana lo terlalu takut buat lawan."

Mendengar itu Renata diam.

"Bener Ren!" timpal Tarisa. "Sekarang, mending lo tunjukin halaman belakang lo dimana?" tanyanya.

"Ada disana," gadis yang menggunakan piyama itu menunjuk ke arah pintu kecil di ujung apur. "Mau apa?"

"Ya mau mewujudkan tujuan kita kesini lah, guys angkut semuanya ke halaman belakang!" seru Daniar sambil mengambil blender dan seplastik kunyit.

Kurang CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang