46. Mantan

1.9K 154 37
                                        

Hai 💙💙
Baca info dulu biar tau ya

Resep cepet update:
Mulai sekarang, aku bakal update kalau komentar di part ini ngelebihin part sebelumnya

Jadi spam komen
Vote dan share juga

Happy Reading...

***

Yang terlambat gak akan pernah berhak untuk memiliki ~Renata Teresia


***

Sudah tiga hari Rendi tak ada kabar. Hari pertama, Renata datang ke rumahnya menuggu hingga malam tapi, Rendi tak kunjung datang. Hari kedua dan ketiga pun sama. Kata asisten rumah tangga disana, Rendi sempat pulang sekali hanya untuk mengambil pakaiannya dan ribut dengan papahnya lalu pergi begitu saja tanpa pamit.

Tentu hal itu membuat Renata khawatir apalagi telponnya tak kunjung diangkat begitupun pesan tak pernah di baca sama sekali.

"Masih belum bisa di hubungin  Ren?" tanya Tarisa yang menangkap raut wajah khawatir dari teman sebangkunya.

Renata mengangguk lemas sambil menaruh ponselnya ke atas meja, pagi di hari ke empat Rendi masih tak bisa dihubungi

"Kemana ya?" Tarisa ikut bertanya-tanya.

"Ren..." mendadak suara berat Yuda terdenagar bahkan dia sudah berdiri di samping mejanya.

Tarisa, Lily dan Daniar memutar bola matanya, jengah.

"Tiap hari kesini apa gak bosen?" sarkas Lily yang kesal melihat wajah Yuda setiap hari.

"Nanya gitu tiap hari apa gak bosen?" sarkas Yuda balik membuat Lily membuang nafas, mengontrol emosinya.

"Udah-udah!" Renata menengahi. "Mau ngapain kesini?" tanyanya sambil menatap cowok disebelahnya.

Yuda tersenyum lebar. "Gak pa-pa cuman kangen."

"WEIIIKKKK!!!!" Tarisa, Daniar dan Lily refleks pura-pura muntah bersamaan.

"Jadi lautan muntah nih kelas kalo denger yang gitu tiap hari!" komentar Lily sambil mendorong rambut pendeknya ke belakang, seperti orang kegerahan.

Renata cuman bisa tersenyum tipis.

"Ren kalo gak suka tegas tolaknya, jangan gitu!" seru Daniar mengingatkan membuat Renata menoleh ke arahnya.

"SETUJU!" seru Tarisa keras.

Renata pun menghela nafas berat. "Yuda kita ngomong di luar yuk?" ajaknya dan langsung dapat anggukan kuat dari Yuda.

Kedua remaja itu pun keluar dari kelas, berjalan menyusuri koridor lalu berhenti tepat di ujung koridor sepi.

"Mau ngomong apa?" tanya Yuda yang wajahnya tampak mengharapkan sesuatu.

Lagi-lagi Renata menghela nafas. "Masih inget gak omongan gue waktu di UKS empat hari lalu?" tanyanya membuat Yuda teringat lagi ucapan Renata kala itu.

"Maaf, kesempatan itu udah gak ada. Gue udah sama Rendi, dia yang terbaik dan bisa terima gue apa adanya. Kita jadi temen aja ya?"

Kurang CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang