Maaf kelamaan update yaa
Sebenernya agak be-te sih sama part ini. Waktu itu, udah nulis panjang-panjang eh ternyata ga ke-save *sakitnyatuhdisini HAHA. Jadilah badmood dan baru mau nulis ulang sekarang. Semoga suka...***
Kamu hadir membawa tawa dan kehangatan membuat debaran jantung semakin cepat. Ku mohon jangan pernah pergi.
-Renata Teresia
***
Bel pulang dengan nyaring berbunyi membuat kelegaan tersendiri bagi siswa yang mendengarnya.
"Gue duluan ya!" ucap Renata terburu-buru, khawatir jika nanti bertemu Rendi. Semoga saja ia sempat bersembunyi di balik mobil Zee tanpa bertemu cowok itu.
Ketika sudah tiba di parkiran ia melihat kanan-kiri mencari tanda-tanda kehadiran Zee, tapi tak ada. Renata pun buru-buru berlari ke belakang mobil.
Lima menit menunggu, Zee tak kunjung datang hingga akhirnya seseorang menepuk pundaknya dari belakang dan membuatnya langsung berbalik.
"Elo!" Renata terkejut mendapati sosok pria dingin di depannya yang menatap serius padanya.
"Ngapain disini?" tanya Rendi.
"Ha? Nggak ngapa-ngapain." Renata langsung berjalan pergi dari situ.
"Eh mau kemana?" tanya Rendi sambil menarik tangannya.
"Ih lepasin!" seru Renata kesal.
"Gak mau, lo kan udah janji mau pulang bareng gue."
"Ih kapan janjinya?"
"Tadi pas istirahat."
Renata mengkerutkan dahi bingung, rasanya ia hanya diam saja saat Rendi datang ke mejanya.
"Udah ayo ikut!" Rendi menarik tangan gadis itu namun, Renata langsung berpegangan erat pada ujung mobil.
"Gak mau!" tolaknya mentah-mentah.
Rendi menghela nafas. "Gak ada cara lain." ucapnya sambil memperdekat jaraknya dengan Renata. Saat sudah sangat dekat, ia langsung mengangkat gadis itu ke atas bahunya membuat Renata refleks berteriak kaget.
"Astaga Rendi lepasin!" Renata mulai memukuli punggung cowok itu.
"Gak ada cara lain." ucap Rendi lagi sambil berjalan mendekati motornya. Kini semua pasang mata melijat penasaran ke arah dua remaja itu.
"Rendi lepasin!" Renata masih berusaha agar diturunkan.
Rendi hanya diam dan fokus dengan jalannya hingga tiba di dekat motor ninja hitam ke sayangannya. Ia juga langsung menurunkan gadis itu dan mengunci pergerakan Renata dengan menaruh kedua tangannya pada jok motor. Jarak mereka sangat dekat, bahkan Renata bisa merasakan hangatnya hembusan nafas Rendi dan berhasil membuat jantungnya bertedak lebih hebat. Di tambah lagi sekarang Rendi mulai mendekati wajahnya. Semakin dekat dan semakin dekat.
"Kamu cantik hari ini." bisik Rendi dan langsung membuat bulu kuduk Renata merinding. Wajahnya juga langsung memerah.
"Apa sih gak jelas banget, awas!" Renata mendorong tubuh Rendi agar mundur namun, Rendi tak mau pergi begitu saja.
"Mau kemana? Gue cuman mau nganterin balik." ucap Rendi sambil tersenyum penuh arti ketika melihat pipi Renata memerah.
"Gak, gue gak mau."
"Tapi gue maksa, ini pake helmnya!" Rendi mengambil helm dari atas motor lalu memakaikannya pada Renata. "Biar safety." tambahnya sambil menyatukan pengait helm di bawah dagu Renata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang Cantik
Teen FictionSemua orang dilahirkan bukan menurut apa yang di inginkan. Kita tak akan bisa meminta untuk dilahirkan jadi apa dan bagaimana. Seperti Renata, yang merasa dirinya kurang beruntung karena terlahir tak cantik. Kepercayaan dirinya hilang dan air matany...