Bangun relasi baik dengan siapapun. Jika kamu baik padanya maka, ia juga akan bertindak baik padamu. Sebaliknya, jika kamu beri hal buruk, maka siap-siaplah mendapat yang buruk.
-Kurang Cantik-
***
"Pada Mau jajan apa?" tanya Lily saat mereka baru saja duduk di kursi kantin.
"Bakso, porsinya double!" Tarisa menjawab antusias.
"Oke, kalau yang lain?"
"Gue roti aja." Renata berjalan gontai mengambil roti lalu membayarnya pada penjual roti yang berada tak jauh dari meja mereka.
"Tumben roti!" ujar Daniar.
"Pengen aja."
"Oh."
"Kalian jadinya mau apa?" tanya Lily.
"Mau cinta Rafael." ceplos Daniar dengan wajah sok imut membuat cowok berkacamata itu menoleh.
"Eh kok tiba-tiba Rafael?" Vino bertanya kaget.
"Abisan diem mulu, ngomong napa! Sakit gigi?"
"Ya elah kan dia tipe cowok-cowok cool, iya gak El?" Vino menepuk-nepuk pundak Rafael sambil menaik-turunkan alisnya.
"Iya! Gue suka tuh yang gitu!" Daniar meraih tangan Rafael, tapi cowok itu langsung menarik tangannya menjauh.
"Ih kok gitu sih?"
Rafael masih diam.
"Eh Daniar stop it, jijik!" komentar Lily.
"Iya bener!" Tarisa setuju.
"Ya abisan kalo disidik-sidik Rafael manis, jadi pengen milikin!" seru Daniar sambil menatap cowokdi depannya dengan tatapan genit.
Kini, wajah Rafael makin nemerah. Ia juga makin menunduk, tak berani menatap gadis di depannya.
"Udah ah, kalian bikin my bro gue malu nih!" Vino menghentikan obrolan tentang temannya.
"Iya deh iya!"
"Jadi mau pada pesen apa nih? Atau pada pesen sendiri aja?" Lily mengembalikan topik.
"Gue samain aja bakso!" jawab Daniar.
"Kalo lo Rafael? Vino?"
"Sa-saya juga bakso." ucap Rafael, masih gugup.
"Lo Vino?"
"Ikut beli!"
"Okey." Lily melangkah lebih dulu, diikuti Vino dari belakang.
Kini Renata, Tarisa, Daniar dan Rafael sibuk memainkan handphonenya masing-masing sembari menunggu makanan datang.
"Anjir!" seruan seseorang berhasil mengundang semua pasang mata menatap ke sumber suara.
Terlihat Rendi dengan seragam yang di penuhi kuah bakso berdiri di depan Yuda. Di lantai pun tampak berserakan bakso, mie dan pecahan mangkok.
"Hati-hati bangsat!" umpat Rendi kesal sambil membersihkan seragamnya menggunakan tangan kiri, sementara tangan kanannya membawa segelas air jeruk.
"Lo yang harusnya hati-hati!" balas Yuda tak kalah galak.
Rendi menatap tajam Yuda. "BERSIHIN SERAGAM GUE!"
"Yey ngapain? Salah sendiri lewat mepet-mepet sini. Bersihin sendiri!"
Tatapan Rendi semakin tajam. "Emang ya, dari dulu lo itu gak pernah berubah!"
Yuda tersenyum miring, terkesan meremehkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang Cantik
Teen FictionSemua orang dilahirkan bukan menurut apa yang di inginkan. Kita tak akan bisa meminta untuk dilahirkan jadi apa dan bagaimana. Seperti Renata, yang merasa dirinya kurang beruntung karena terlahir tak cantik. Kepercayaan dirinya hilang dan air matany...