Apa benar karma datang tepat pada waktunya? Kurasa iya, diam-diam semesta punya cara tersendiri dalam menghadirkan sesuatu yang bahkan terasa mustahil.
-Kurang Cantik
***
Hari sabtu setelah ujian, telah tiba. Renata membuka mata di atas ranjang kesayangannya.
Drttt... drttt...
Ponsel yang ia taruh di atas meja dekat ranjang bergetar hebat. Gadis itu langsung mengangkatnya, tanpa melihat siapa yang menelpon."Hallo!" sapanya duluan.
"Hallo Ren." suara dari seberang berhasil membuat mata Renata melotot, ia sudah jelas tau suara itu milik Yuda.
"I-ini Yuda kan?" mencoba memastikan.
"Iya ini gue."
Renata menghela nafas sebelum menjawab lagi. "Ada apa nelpon pagi-pagi?" tanyanya.
"Hm," suara Yuda terdengar gugup sekarang. "gu-gue..."
"Gue apa?" tanya Renata, ia sebenarnya masih kesal pada cowok yang satu ini.
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo, gue udah di depan gerbang rumah lo."
"APA?!" Renata buru-buru melihat dari jendela kamar yang berada di lantai dua, benar saja Yuda sudah berdiri di depan gerbang bersama motor ninjanya, sesekali ia melihat ke dalam gerbang yang tinggi itu. "Ngapain kesini?" tanyanya.
"Udah gue bilang, ada yang mau gue omongin."
"Soal apa?"
"Udah mendingan lo ke sini dulu, biar langsung gue omongin."
"Oke, tunggu bentar." Renata langsung memutuskan sambungan telepon melempar asal ponsel ke atas ranjang lalu bergegas mencuci muka dan menggosok gigi. Tak lupa juga, ia menggulung asal rambutnya ke atas lalu turun ke bawah dengan piyama yang ia pakai.
"Yuda." sapa Renata duluan sambil keluar gerbang.
"Eh Ren." Yuda terlihat benar-benar gugup sekarang.
"Lo mau ngomongin apa? Langsung aja." ucap Renata.
"Gu-gue mau minta maaf."
"Soal apa?"
"Soal omongan gue waktu itu."
"Omongan yang mana ya?" Renata menatap Yuda dengan serius.
"Omongan waktu ulang tahun gue. Gue rasa terlalu kasar, gue gak maksud."
Renata tersenyum miris. "Gak maksud?"
"Iya, gue minta maaf."
Kali ini Renata tertawa, masih terdengar miris. Entah miris pada dirinya sendiri atau miris pada Yuda yang baru menyadari kesalahannya.
"Gue harap lo maafin gue Ren." kata Yuda lagi.
"Maafin lo bilang?"
"Iya." Yuda mengangguk kecil.
"Udah, udah gue maafin. Bahkan bukan cuman kata-kata lo yang waktu itu, tapi semua kata-kata kasar lo ke gue. Semua ejekan lo dan temen-temen lo ke gue."
Yuda menunduk. "Gue sadar, gue banyak salah."
Renata tersenyum lagi. "Lo tau," ia menghela nafas, sebelum melanjutkan. "Betapa sakit hatinya gue saat lo tolak, padahal gue belum kasih pernyataan apapun soal perasaan gue."
Yuda hanya diam.
"Dan lo tau, betapa sakit hatinya gue tiap lo, dan temen-temen lo ngatain gue?" gadis itu kali ini tak bisa mengontrol emosinya, ia juga mengeluarkan air mata kekesalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang Cantik
Teen FictionSemua orang dilahirkan bukan menurut apa yang di inginkan. Kita tak akan bisa meminta untuk dilahirkan jadi apa dan bagaimana. Seperti Renata, yang merasa dirinya kurang beruntung karena terlahir tak cantik. Kepercayaan dirinya hilang dan air matany...