Bel pulang berbunyi membuat semua siswa tersenyum girang dengan wajah yang sempat kusut.
"Traktir gue jadi kan?" tanya Rendi sambil memasukan semua alat tulisnya."Ish tadi aja pas istirahat gak mau."
"Ya kan tadi ngantuk, jadi sekarang aja."
"Hm." Renata berdeham lalu berdiri menggendong tasnya. "Mau makan dimana?" tanyanya.
"Bakso depan kedai kopi waktu itu aja, gimana?"
"Yang banyak asap itu?"
"Iya, enak kan baksonya?"
"Waktu itu gue kan gak nyobain!"
"Oh iya lupa, makanya sekarang nyobain yuk." ucap Rendi sambil melangkah lebih dulu.
"Ya udah, tapi gue naik ojek online kesananya."
"Lah, kenapa gak bareng gue aja?"
"Gak mau, nanti masuk angin kayak waktu itu."
Belum sempat Rendi menjawab, Tarisa tiba-tiba datang.
"Wah pada mau kemana?" tanyanya penasaran.
"Ha? Ng-nggak kemana-mana kok." Renata menjawab cepat.
"Ah boong! Pasti mau kencan yaaa?" goda Tarisa sambil nyengir-nyengir gak jelas.
"Ih bener gak kemana-mana, tapi kita emang ada urusan sih. Udah dulu ya, kita buru-buru!" Renata langsung pergi, tak mau di tanya-tanya lebih jauh. Sementara Rendi berjalan santai belakang.
Kini mereka berjalan beriringan di koridor. Sesekali ada saja siswa yang melirik ke arah mereka. Netizen penasaran, apa yang sebenarnya terjadi antara itik dan seorang pangeran?
"Alamat tukang baksonya dimana?" tanya Renata sambil berjalan cepat. Matanya fokus menatap layar ponsel.
"Lo ikut sama gue aja." jawab Rendi datar.
"Gak mau, kapok."
"Idih lebay! Udah ayo ikut!" Rendi menarik paksa tangan Renata menuju parkiran.
"Eh gak mau! Gue naik ojol aja!" Renata masih berusaha melepas pegangan itu.
"Diem!" Rendi berbalik menatap tajam gadis di belakangnya. "Lo gak malu apa, kita udah jadi pusat perhatian." ucapnya dengan suara lebih pelan.
Renata pun mengedarkan padangan. Benar. Semua siswa sedang menatap penasaran ke arah mereka.
"Ya udah, gue ikut motor lo. Tapi gak usah tarik-tarik!" ucap Renata mengalah.
"Okey," Rendi melepas pegangannya. "tapi awas aja kalo kabur!"
"Iya."
"Ya udah, jalan duluan."
"Hah? Kok gue?"
"Nanti lo kabur."
"Gak akan!"
"Gak percaya, udah buruan!"
Renata menghela nafas berat, kesabarannya diuji. "Ya udah okey." ucapnya lalu melangkah lebih dulu.
***
Setibanya diparkiran, Rendi langsung menaiki sebuah motor ninja hitam dan memakai helm fullface-nya
"Naik!" ucap Rendi.
Renata menatap tak yakin. Dia trauma dibawa ngebut.
"Ayo naik, jangan bengong mulu!" desak Rendi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang Cantik
Novela JuvenilSemua orang dilahirkan bukan menurut apa yang di inginkan. Kita tak akan bisa meminta untuk dilahirkan jadi apa dan bagaimana. Seperti Renata, yang merasa dirinya kurang beruntung karena terlahir tak cantik. Kepercayaan dirinya hilang dan air matany...