32. Banjir Pujian

4.2K 288 18
                                    

Pujian adalah sesuatu yang bisa membuat manusia lain bahagia tanpa harus mengeluarkan tenaga dan pengorbanan ekstra.

-Kurang Cantik

***

Hari pertama Renata sekolah, untuk pertama kalinya juga Zee tidak menurunkannya di radius dua puluh meter dari sekolah. Renata senang bukan main karena tak harus capek berjalan jauh lagi.

Kini ia berjalan dari parkiran menuju kelas, angin pagi langsung menyambut dan menerpa rambut Renata membuat kecantikanya meningkat drastis. Wajahnya pun terlihat semangat, memberi energi positif bagi siapa saja yang melihatnya.

Seperti biasa Renata berjalan melewati lapang, tapi kali ini rasanya berbeda. Semua siswa laki-laki yang awalnya sibuk memperhatikan permainan futsal teralikan padanya. Bahkan para pemain futsal berhenti bermain karena tak ingin melewatkan pemandangan indah yang lewat di depan matanya.

"Hei! Tas biru!" "Siswa baru ya?" "Kelas mana?" "Cantik banget!" "Yang bening liat ke sini kali!" "Kenalan dong!"

Beberapa pujian dan pertanyaan terlontar dari seluruh mulut cowok di lapangan. Renata yang merasa seruan dan pertanyaan itu ditujukan padanya langsung berjalan lebih cepat dan diam-diam tersenyum kecil.

"Renata!" mendadak Yuda sudah berjalan di sampingnya.

Gadis itu menatap Yuda, kaget.

"Eh Yud." balas Renata agak canggung.

"Mereka gak usah ditanggepin." bisik Yuda tiba-tiba sambil sedikit mengacak-ngacak rambut gadis itu membuat semua cowok-cowok membatalkan niatnya untuk mendekati gadis berwajah manis itu.

Renata hanya bisa mengangguk kecil, sekarang mereka hanya diam berjalan pelan di koridor.

"Eh ini kan bukan lorong kelas IPS, kok ke sini?" tanya Renata saat menyadari seharusnya Yuda sudah berbelok sejak tadi.

"Mau anter kamu sampe depan kelas." Yuda mendadak pake kata kamu membuat Renata hanya bisa tersenyum tipis, padahal jantungnya sejak tadi sudah terasa ingin copot.

Mereka kembali diam berjalan di koridor kelas IPA namun, mendadak sosok laki-laki yang sangat di kenal Renata berjalan berlawanan dengannya. Rendi, ia menatap ke depan tanpa sedikit pun melihat gadis itu. Matanya terlihat tajam dan dingin saat melintasi Renata dan Yuda. Hal itu, tentu saja membuat gadis itu berbalik menatap punggung cowok yang berjalan dengan cepat. Apa dirinya sangat berbeda dengan dulu sampe Rendi tak mengenalinya?

"Ren..." baru saja ingin memanggil, Yuda sudah memotong.

"Ayo lanjut jalan lagi, udah mau bel." katanya.

Renata menatap cowok itu lalu mengangguk dan melanjutkan jalannya. Saat sudah tiba di depan kelas 11 IPA 5.

"Gue langsung masuk ya." ucap Renata.

"Iya, belajar yang bener. Perhatiin gurunya jangan tidur."

Gadis itu tertawa kecil. "Bukannya itu elo?" tanyanya.

"Bukan, kalo aku biasanya main hp bukan tidur." Yuda myengir, ia juga tampak lebih nyaman menggunakan aku-kamu dengan gadis kesayangannya.

"Dasar!"

"Biarin, udah sana masuk bentar lagi bel!"

"Iya." balas Renata lalu masuk ke dalam kelas, Yuda juga langsung pergi dari situ lagipula bel masuk akan berbunyi.

Saat baru masuk, semua pasang mata dalam kelas menatapnya kaget. Bahkan beberapa diantara mereka ada yang mengucek mata seolah tak percaya dengan penglihatannya. Satu bulan tak bertemu kecuali di hari pembagian rapot ternyata membuat mereka seakan lupa jika itu Renata.

Kurang CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang