Dunia selalu berputar. Jangan pernah lupa soal itu. Semua yang terjadi, biarkan berlalu dan mulailah terima kisah baru. Tanpa ada rasa dendam.
-Kurang Cantik
***
Renata dan Zee baru saja tiba di rumah dan mendapati sebuah motor ninja terparkir disana.
"Oh my God, my babby!" Zee berteriak histeris sambil berlari memasuki rumah. Renata hanya berjalan santai mengikuti sang kakak.
"Ilham sayang!" Zee langsung memeluk sang pacar yang berdiri menyambutnya.
"Renata?" Ilham tamoak kaget saat menyadari teman sekelasnya ada dirumah pacarnya, dia juga langsung melepas pelukannya pada Zee.
Renata mengangkat tangan kanannya tersenyum kecil.
"Lo ngapain disini?" tanya Ilham tak mengerti yang terjadi.
"Hm, d-dia adik aku Ham." Zee yang menjawab gugup
"Maksud kamu? Kok gak pernah cerita?"
"I-iya, maafin ya. Aku bisa jelasin kok lagian ini kan gak terlalu penting." jawab Zee sambil nyengir dan menggandeng manja lengan pacarnya.
"Tunggu dulu," Ilham melepas Zee dari tangannya. "Kamu bilang gak penting?"
Zee menjawab dengan anggukan kecil.
"Renata itu adik kamu, dan kamu tau aku sekelas sama dia kan?"
Zee mengangguk lagi
"Terus kamu juga tau kan kalau Yuda dulu sering bully dia?"
"Hmm..." Zee mulai mengerti, pasti Ilham akan marah besar.
"Astaga Zee, kamu bilang ini gak penting lagi." Ilham seolah tak percaya dengan dengan fakta satu ini. "Seandainya aku tau dari awal, aku gak akan diem liat Renata di bully sama temen-temen aku!"
"Ya m-maaf, lagian kamu juga kenapa gak belain aja. Kalaupun misalnya dia bukan adik aku."
Ilham menghela nafas berat. "Zee, kamu tau gimana aku. Aku paling gak mau ngurusin, urusan orang lain. Tapi, kalo seandainya aku tau dia adik kamu. Aku gak akan diem aja."
Zee bungkam.
"Apa kamu gak kasihan sama adik kamu?"
Zee makin bungkam, bingung harus merespon apa.
"Kamu kasihan kan?" Ilham mengulang pertanyaan.
"Eh udah-udah jangan berantem." Renata menegahi, khawatir hubungan kakaknya retak hanya karena ini. "Gue gak masalah kok kalo dulu di bully, lagian Yuda sama yang lainnya kan udah pada baik!"
Ilham menunduk, dirinya sipenuhi rasa bersalah sekarang. Seandainya dia tau pasti Renata akan selalu di bawah lindubgannya. "Maafin gue ya."
Renata tersenyum tipis. "Iya gak pa-pa."
***
Sinar mentari pagi terlihat cerah, Renata berjalan semangat memasuki koridor sambil melihat jadwal baru lewat ponselnya.
"Pagi!" suara Yuda mendadak terdengar dan dia juga langsung merebut ponsel milik Renata
"Eh-eh!" Renata tampak kaget.
"Kalo jalan, liat jalan bukan liat hp!" komentar Yuda.
"Iya gue tau, tadi gue cuman cek jadwal doang."
Drttt... drttt...
Mendadak ponselnya bergetar."Sini handphonenya Yud, ada telpon!" ucap Renata saat menyadari ponselnya yang bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang Cantik
Teen FictionSemua orang dilahirkan bukan menurut apa yang di inginkan. Kita tak akan bisa meminta untuk dilahirkan jadi apa dan bagaimana. Seperti Renata, yang merasa dirinya kurang beruntung karena terlahir tak cantik. Kepercayaan dirinya hilang dan air matany...