49. Menikah Dengan Indah?

1.9K 142 35
                                    

Telat sehari maafin yak😔
⚠WARNING!

Sebelum baca, tarik nafas dulu karna part ini bakal ngeselin parah:)

Jangan lupa vote, komen dan share❤

***

"Ini Ren surat izinnya, lo yakin nih pulang sendiri? Gak ada yang jemput apa? Badan lo panas banget mana kaki lo luka." ucap Sandi sambil memberikan selembar kertas.

"Yakin, gue gak pa-pa kok. Lagian gue udah pesen taksi online juga. Btw, thanks ya jaketnya." perlahan Renata berdiri dari duduknya.

"Sama-sama yakali gue gak pinjemin, baju lo basah gitu!" Sandi membantunya berdiri. "Gue anter sampe depan gerbang ya?"

Renata mengangguk, lagipula dia memang perlu bantuan.

"Pak, dia sakit ini surat izinnya!" setiba di depan gerbang, Sandi memberikan surat izin yang diambil dari tangan Renata.

Satpam itu menerimanya dan membacanya. "Oh iya, silahkan." katanya sambil memberikan kembali surat itu lalu membukakan gerbang

"Makasih pak." ucap Renata.


"Sama-sama neng."

"Taksi online-nya udah sampe mana Ren?" tanya Sandi sambil mengedarkan pandangan saat mereka baru diluar gerbang.

"Hm, disini sih statusnya udah nyampe." jawab Renata sambil melihat layar ponsel. "Avanza warna silver."

"Yang itu?" Sandi menunjuk sebuah mobil yang terparkir beberapa meter di depan.

"Ah iya, platnya sama. Lo anter sampe sini aja San, biar gue kesana sendiri lagian udah deket."

"Bener nih?"

"Iya, makasih ya! Maaf ngerepotin."

"Iya gak pa-pa, hati-hati Ren!"

"Iya!" perlahan Renata berjalan mendekati mobil itu sementara Sandi sudah kembali masuk ke dalam gerbang.

"Gak usah sok kuat!" tiba-tiba ada sebuah tangan, menarik tangan Renata agar bertumpu pada pundaknya.

"Rendi! Lo ngapain?" Renata berusaha bergeser, tapi cowok itu malah merangkul pinggangnya dan mengeratkan pegangannya, tak mengijinkan Renata untuk pergi.

"Badan lo panas." ucapnya datar dengan pandangan lurus kedepan.

"Bukan urusan lo! Lep-awwwhh!" Renata meringis perih saat kakinya tak sengaja tertekuk ketika berusaha memberontak. Ya salah sendiri sih.

"Sakit kan? Kalo lo banyak gerak, ya itu akibatnya."

Renata cuman bisa menghela nafas, pasrah.

"Permisi pak, ini pak Doni?" setibanya di mobil itu, Renata bertanya pada pengemudi. "Oh iya, ini kak Renata ya?"

"Iya pak."

Pengemudi yang peka kalau Renata lagi kesulitan pun turun, membukakan pintu belakang. "Silahkan kak." katanya dan kembali masuk ke kursi pengemudi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kurang CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang