Jangan pernah merasa semua akan gagal jika belum dicoba. Tangan Tuhan, pasti akan ikut bekerja dalam menyiapkan kejutan-kejutan tak terkira. Asal kita mau berusaha.
-Kurang Cantik
***
Satu bulan berlalu, Renata sudah melewati masa susah payah karena harus mengolesi kuyit ke seluruh tubuh, memasker rambut dan wajahnya sendiri, memakai rangakaian ini-itu dengan konsisten untuk membuahkan hasil seperti sekarang.
Kini hari minggu tepatnya pagi hari, Renata terbangun dari ranjang tidurnya mendekati cermin dan langsung tersenyum ketika mendapati kulitnya jauh lebih cerah walaupun tak seputih yang diharapkan. Rambutnya jauh lebih jatuh dari sebelumnya dan tidak kering lagi.
Gadis itu kini mengambil sisir dan mulai menyisir rambutnya perlahan, menikmati setiap helaian rambut yang terasa jauh lebih lembut. Matanya pun tanpa disadari mengeluarkan air mata kegembiraan seakan tak percaya yang di depan cermin adalah dirinya sendiri.
Drttt... drtttt...
Ponselnya bergetar hebat, ia mendekati meja belajar. Ada video call masuk dari Lily, ia langsung mengangkatnya dan berdiri di depan jendela kamar untuk mendapat cahaya lebih."Astaga Ren!" Lily yang di sebrang tampak kaget saat melihat perubahan temannya.
"Kenapa Ly? Ada sesuatu di belakang gue?" Renata memperhatikan belakangnya, khawatir ada sesuatu.
"Bu-bukan, gue kaget liat lo!"
"Kaget? Emang kenapa?"
"Sumpah gue gak nyangka satu bulan manjur banget buat bikin lo secantik ini. Manis banget Ren!"
Renata diam, jujur saja ia juga tak percaya dengan ini.
"Fix, kita jadi ke mall kan? Gue, Daniar sama Tarisa bakal ke rumah lo dulu. Kalo lo di poles pake makeup dikit aja udah pasti mantep. Tiara, adik kelas kita yang nge-hits itu juga LEWAT!"
"Ih apa sih Ly berlebihan tau."
"Emang bener! Siap-siap jadi incaran di sekolah Ren!"
"Jangan bercanda deh Ly."
"Iihhhh bener!"
Renata diam, bingung membalas apa.
"Udah ya Ren, gue tutup telponnya. Gue mau nelpon Daniar biar bawa alat makeup-nya. Byeee!" Lily langsung memutus sambungan telpon.
Kini Renata kembali bercermin dan sedikit merasa bangga pada dirinya. Ternyata benar kata orang-orang "Usaha tidak akan menghianati hasil." Akhirnya ia percaya dengan kalimat itu.
Dua jam berlalu, Renata sudah mandi dan menunggu di ruang tamu menggunakan kaos kartun juga jeans panjang warna hitam.
Bel rumahnya berbunyi, ia langsung berlari menuju pintu besarnya.
"Astaga Ren!" sekarang Daniar dan Tarisa yang heboh.
"Anjir gue kira perubahannya gak secepet ini!" seru Daniar.
"Pasti lo rajin banget Ren, gak pernah bolong perawatannya!" Tarisa memperhatikan sahabatnya dari atas sampai bawah.
"Gila... gila... cantik banget!" seru Daniar lagi.
Mendengar itu, Renata tak kuasa menahan air mata kebahagiannya. "Makasih ya, udah mau bantu gue." katanya lalu segera memeluk ketiga temannya.
"Ya ampun Ren, kita bantunya cuman dikit. Ini berkat diri lo sendiri!" ucap Lily.
Renata hanya bisa diam dengan nafas tersenggal-senggal.
"Ren, sekarang lo nangis tetep cantik..." Tarisa ikutan nangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang Cantik
Teen FictionSemua orang dilahirkan bukan menurut apa yang di inginkan. Kita tak akan bisa meminta untuk dilahirkan jadi apa dan bagaimana. Seperti Renata, yang merasa dirinya kurang beruntung karena terlahir tak cantik. Kepercayaan dirinya hilang dan air matany...