7. Yuda Mendadak Ramah

5.2K 364 9
                                    

Jangan salahkan orang yang bodoh karena jatuh cinta. Cinta memiliki sihir tersendiri dan selalu berhasil dengan targetnya.

-Kurang Cantik-

***

Renata berjalan sendiri menuju gerbang belakang sekolah. Mobil milik Zee masih belum terlihat, Renata kini memilih berdiri di bawah pohon rindang untuk menghindari teriknya matahari. Katanya cahaya matahari siang buruk untuk kulit maka, Renata akan mencoba menghindarinya.

Sekarang dia tampak sibuk melihat ke atas, menatap dedaunan yang mulai berjatuhan diterpa angin.

Bebas. Tampaknya kata itu yang pas untuk menggambarkan daun gugur yang mulai berterbangan ke mana-mana.

Lima belas menit pun berlalu, ponsel dalam sakunya mendadak berdering.

"Hallo!" Renata langsung menekan tombol hijau pada layar setelah melihat nama 'Zee' terpampang di layar.

"Hallo Ren! Lo balik sendiri ya, gue mau main dulu! Byeee..."

"Hah?! Eh-" belum menjawab apa-apa, telpon diputus sepihak. Renata pun menghela nafas panjang. "Harusnya kasih tau dulu." dia menekan kesal nomor Zee pada layar lalu menempelkannya pada telinga.

Tapi tak ada suara apapun, bunyi dering pun tidak.

Aneh. Akhirnya, Renata melihat layar ponselnya, gelap. "Low bat?" tanyanya entah pada siapa sambil terus mencoba menekan tombol nyala.

"Ish, seriusan abis batre?! Terus gue pulang gimana?" dia mondar-mandir bingung di tempatnya.

"Naik angkot?" tanyanya pada diri sendiri. "Ah ya udahlah, gak ada pilihan lain." ucapnya lalu mulai pergi meninggalkan gerbang belakang menuju gerbang utama. Angkot yang dituju ada di sana.

Sesampainya disana, Renata langsung menyebarang dan menunggu pas di depan gerbang SMA Pandawa yang sudah sepi.

Lima menit berlalu, tapi angkot tak kunjung lewat.

Dia pun mengalihkan pandangan ke arah depan dan tak sengaja mendapati sosok Yuda bersama teman-temannya yang tampak menunjuk-nunjuk ke arahnya sambil berbisik heboh.

Hanya reaksi Yuda yang berbeda, dia tampak menggeleng kuat dengan tatapan marah, seolah tak setuju dengan ucapan Hendra dan Gilang. Tapi kedua temannya itu justru makin kuat mendorong, memaksanya untuk maju.

Yuda pun akhirnya mengalah dan mulai berjalan, mendekat ke arah Renata? Entahlah, Renata pun tak yakin.

Buru-buru, gadis itu mengalihkan pandangan ke arah lain. Sial, jantungnya sekarang berdetak makin kencang seiring dengan langkah kaki Yuda yang semakin dekat.

"Hai!" Renata terlonjak kaget begitu mendengar sapaan bersuara berat di dekatnya.

Dengan cepat Renata menoleh ke sumber suara, memastikan sapaan itu benar untuk dirinya. Dan... YA! Sekarang Yuda sedang berdiri di sebelahnya sambil melempar senyum manis. Manis sekali, Renata sampai tidak tahan.


"Lagi nunggu apa?" aneh, Yuda mendadak ramah.

Kurang CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang