Tinggalkan jejak lewat komentar guys👣
***
Kita semua manusia dan tentunya punya hati. Tidak peduli kamu perempuan atau laki-laki. Saat hati kamu terluka maka, kamu punya hak untuk nangis.
-Kurang Cantik.
***
18.00
Renata sedang berbaring di atas ranjang."Gue siap-siap nggak ya?" tanyanya pada diri sendiri. "Dia beneran dateng gak sih?"
"Atau cuman bercanda?" Renata sibuk berpikir tentang kebenaran ucapan Rendi kemarin.
Beberapa menit terdiam akhirnya ia memutuskan untuk berdiri di depan cermin meja rias. Menatap dirinya secara detail, rambut terurai, kaos hitam dan celana pendek putih yang melekat.
"Apa gue siap-siap sekarang ya?"
"Tapi kalau gue siap-siap, nanti di kira gue emang mau jalan sama dia."
Renata semakin bingung.
"Tapi kalau gue gak siap-siap, gue malu keluar kayak gini!" Renata menggaruk kepalanya sendiri, semakin pusing dengan apa yang harus dilakukan.
Ting tong...
Suara dentingan bel rumah terdengar jelas membuat ia buru-buru mengikat rambut serapi mungkin."Ilham sayang!" seru Zee dari luar namun, terdengar cukup keras.
"Huft... kirain Rendi." ucap Renata lalu duduk di atas ranjang.
Ia terdiam sejenak.
"Gue ganti baju sekarang aja kali ya?" kali ini ia berdiri mendekati lemari putih yang berisi koleksi bajunya.
"Biasanya kalo orang malam mingguan pake apa sih?" Renata menggaruk kepala frustasi, ia sama sekali tak pernah pergi bersama seorang pria saat malam minggu.
"Pake dress bukan sih?" tanyanya lagi sambil membuka lemari itu, memperhatikan seluruh isinya dan akhirnya bingung lagi ketika melihat rentetan baju-baju itu. Begitulah wanita jika diajak pergi, selalu bingung memikirkan apa yang dipakai.
"Eh, tapi ngapain gue pake dress ya? Nanti yang ada gue dikira udah nyiapin semuanya!" ia menutup lemari itu lalu bergeser ke lemari satunya kemudian membukanya.
Matanya melihat seluruh isi lemari dari atas ke bawah "Nah pake ini aja!" ucapnya sambil mengeluarkan jeans biru yang bagian lutut kanannya terdapat sobekan. Ia juga mengeluarkan kaos putih bertuliskan Dream dengan gaya elok.
"Cocok!" ucapnya sambil menaruh pakaian tersebut diatas kasur. Matanya kembali menatap jam yang kini sudah menunjukan pukul 17.30.
Ting-tong...
Bel rumah lagi-lagi berbunyi. Beberapa saat kemudian bi Minah, asisten rumah tangganya mengetuk pintu kamar."Non Renata!" panggil Bi Minah.
"Bener nih Rendi!" Renata mendekati kenop pintu lalu membukanya.
"Ada apa bi?" tanyanya pura-pura tidak tau.
"Itu non, ada temen dibawah."
"Oh iya bi." jawab Renata lalu turun dan mendapati cowok berkemeja kotak-kotak sedang membelakanginya, duduk diatas sofa.
"Heh, ini belum jam tujuh kali!" seru Renata sambil menuruni anak tangga membuat cowok itu membalikan tubuhnya, menatap ke arah sumber suara.
Mata Renata langsung terbelakak kaget. "Yuda!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang Cantik
Teen FictionSemua orang dilahirkan bukan menurut apa yang di inginkan. Kita tak akan bisa meminta untuk dilahirkan jadi apa dan bagaimana. Seperti Renata, yang merasa dirinya kurang beruntung karena terlahir tak cantik. Kepercayaan dirinya hilang dan air matany...