Terkadang orang baru pun bisa menjadi penghibur dan penasehat yang luar biasa. Jadi, jangan lewatkan orang baru dalam hidupmu.
-Kurang Cantik
***
Waktu istirahat telah tiba, semua siswa langsung beranjak dari tempat duduk menuju kantin.
"Ren ayo!" ajak Tarisa yang sudah berada di samping Renata.
Gadis itu langsung berdiri.
"Si ganteng tidur?" tanya Tarisa setangah berbisik.
"Iya."
"Kalo tidur makin ganteng ya?" bisik Tarisa lagi.
"Ish dasar, udah ah ayo." Renata menarik paksa tangan temannya untuk keluar kelas.
"Ren, Tar kita duluan ke kantin ya!" seru Vino tiba-tiba dari belakang.
"Oh iya!" balas Renata dan Tarisa bersamaan.
Vino dan Rafael pun pergi duluan menuju kantin.
"Kok kelas mereka belum bubar ya?" Tarisa bertanya sambil mengintip ruang sembilan melalui jendela.
"Gak tau." jawab Renata.
"Oh pantes lama, orang pengawasnya bu Lingga." Tarisa mundur selangkah.
"Oh pantes."
Hening sejenak.
"Eh Tar gue mau ke toilet dulu ya, kebelet." ucap Renata.
"Mau gue temenin?"
"Gak, gak usah. Nanti kalian juga langsung ke kantin ya, gue nyusul."
"Oke deh!"
Mendengar persetujuan itu Renata langsung berjalan cepat menuju toilet memenuhi panggilan alamnya. Setelah selesai dengan urusan air, Renata langsung keluar toilet dan berjalan menuju kantin.
Namun, seseorang yang berhasil membuatnya patah hati kemarin mendadak muncul di hadapannya. Yuda, ia berjalan lebih lambat saat mendapati Renata berjalan di depannya.
Mereka sempat adu tatap sebentar namun, Renata langsung mengalihkan pandangannya dan berjalan lebih cepat melewati cowok itu. Seolah tak peduli dengan kehadirannya.
Saat gadis itu mulai menjauh, Yuda diam diam menengok ke belakang dan penasaran kenapa gadis itu bisa tiba-tiba sedingin itu padanya.
Sementara Renata berjalan lebih cepat menuju kantin lalu mencari meja yang telah diisi oleh teman-temannya. Saat sudah berhasil menemukannya, Renata segera kesana dan duduk di bangku kosong.
"Eh Ren!" sapa Vino.
Gadis itu tersenyum tipis.
"Mau pesen apa nih?" Lily bertanya.
"Loh belum pada pesen?" Renata balik bertanya, ia mencoba tak memperdulikan apa yang diliatnya tadi.
"Belum, orang baru sampe." jawab Lily.
"Ohhh." Renata mengangguk-ngangguk sendiri.
"Gue mau pesen batagor dong!" seru Daniar.
"Gue juga." Lily ikut-ikutan.
"Gue juga." Tarisa berucap dengan mulut penuh coklat.
"Gue juga deh satu." Renata angkat suara.
"Gue juga." Vino ikut-ikutan.
"Saya juga." Rafael yang terakhir bersuara.
"Lah terus siapa yang beliin?" Vino bertanya.
"Lo." jawab Lily sambil sibuk membaca buku yang dibawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang Cantik
Teen FictionSemua orang dilahirkan bukan menurut apa yang di inginkan. Kita tak akan bisa meminta untuk dilahirkan jadi apa dan bagaimana. Seperti Renata, yang merasa dirinya kurang beruntung karena terlahir tak cantik. Kepercayaan dirinya hilang dan air matany...