Lama ga update
Gimana kabarnya masih baik kan?
Tetap semangat di tengah pandemi yaaa dan happy reading...❤❤❤
⚠JANGAN LUPA SPAM KOMEN⚠
***
Terkadang perselisihan justru mempererat suatu hubungan.
-Kurang Cantik
***
Renata melangkah dengan gaunnya yang basah. Ditatapnya halte yang dihuni beberapa orang. Kakinya berlari kesana, badannya semakin gemetar karena kedinginan. Tangannya saling digosok-gosokan supaya menjadi hangat. Hujan terlihat lebih reda.
"Kamu?" seorang cowok menepuk pundak Renata membuatnya otomtis berbalik. "Yang waktu itu kan?" lanjutnya memastikan.
"M-maaf siapa ya?" Renata serikit takut mendapati seorang laki-laki berjaket hitam dan berwajah manis.
"Aku Fajar, yang waktu itu ketemu di mall. Inget gak?"
Renata terdiam sejenak, berusaha mengingat. "Oh iya inget!"
Dia laki-laki yang sempat meminta nomor Renata saat pertama kali dirinya keluar setelah berubah.
Fajar tersenyum kecil, wajahnya sangat manis di bawah sinar rembulan. "Itu baju kamu basah, pake jaket aku aja ya?" dia membuka jaket dan hendak memakaikannya pada Renata.
"Eh gak usah!" tolak Renata lamgsung sambil bergeser sedikit ke samping, menghindari jaket itu.
"Jangan di tolak, pake aja daripada masuk angin." ucapnya terdengar lembut.
Renata menurut, lagipula badannya memang kedinginan daripada mati kena hipotermia kan?
"Nunggu bus?" Fajar membuka topik baru.
"Oh nggak, mau pesen ojek online." jawab Renata canggung sambil mengeluarkan ponsel dari dalam tas. Untung hari ini dia menggunakan tas pesta anti air.
"Oh, gimana kalau aku anter aja?" Fajar menawarkan diri.
"Anter?"
"Iya, kos-kos an aku deket sini. Lagian hujan kan udah reda."
"Eh gak perlu, nanti ngerepotin. Aku pesen ojek online aja."
"Tawaran orang jangan di tolak. Kamu tunggu sini, biar aku ambil motor dulu."
"Eh beneran deh gak usah!" tolak Renata lagi.
Orang baru dikenal, masa iya langsung mau. Kalau orang jahat gimana?
"Eh liatinnya jangan gitu dong, aku bukan orang jahat kok suer deh!" ucap Fajar seakan bisa menebak arti tatapan itu. "Ini aku mahasiswa. Takutnya gak percaya." dia menunjukan kartu tanda mahasiswa.
Benar. Dia mahasiswa aktif. Renata tersenyum tipis, terlihat sangat anggun walaupun rambutnya sedang basah. "Hm, tapi aku gak mau ngerepotin. Rumah aku lumayan jauh darisini."
Fajar ikut tersenyum. "Tuh kan apalagi jauh, makin mau aju anter. Tunggu sini, aku ambil motornya dulu." ucapnya dan langsung melesat pergi dari sana.
Sudah tak bisa menolak lagi, Renata akhirnya berdiri menunggu dalam halte, tak mungkin juga jika harus pergi. Jaket cowok itu masih ada di badannya. Satu-persatu orang dalam halte pun pergi meninggalkan Renata ditengah gelapnya malam.
BIP!
Klakson mobil sedan hitam terdengar sebelum akhirnya menepi di depan halte. Pintu pengemudi terbuka, dia Rendi yang turun dengan senyum khasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang Cantik
Novela JuvenilSemua orang dilahirkan bukan menurut apa yang di inginkan. Kita tak akan bisa meminta untuk dilahirkan jadi apa dan bagaimana. Seperti Renata, yang merasa dirinya kurang beruntung karena terlahir tak cantik. Kepercayaan dirinya hilang dan air matany...