Maria terdiam saat semua mengatakan bahwa ia sangat berbeda.
Penampilan Maria berbeda, Maria yang feminim berubah menjadi Maria yang tomboy.
Maria juga bertambah dingin, jutek dan cuek.
Tak disangka ada seorang laki-laki yang menatapnya tak percaya.
Ia Angelo, laki-laki yang sangat berpengaruh pada jiwa, hati dan sebagainya bagi Maria.
"Maria." Ucapnya sambil menghampiri gadis tersebut yang tengah mematung.
"Bakit?" Tanya Maria sambil mengernyitkan dahinya bingung akan sikap Angelo. (Kenapa?).
"Lo--lo berubah Ri, kenapa? kenapa lo berubah?" Maria menghela nafas, tidak seharusnya Angelo menyadari perubahannya karena laki-laki tersebut seharusnya lebih fokus pada kekasihnya.
"Jangan tanya gue, tanya sama diri lo sendiri." Maria menghadapi Angelo dengan santai namun didalam lubuk hatinya, Maria tengah bimbang saat ini.
Angelo menggeleng. "Gue nggak ngerti jalan pikiran lo."
"Gue yang nggak ngerti jalan pikiran lo Jel, kenapa lo peduli sama gue? plis Jel, jangan bikin gue bertindak yang macem-macem." Angelo terdiam, ia merasa ini bukan sepenuhnya salahnya karena ia hanya ingin memberi perhatian lebih pada gadis yang ia sukai dan kagumi.
"Jelasin sama gue apa yang lo rasain, bikin gue ngerti sama posisi lo Ri." Maria tertawa hambar, tertawa yang sangat Angelo tahu bahwa itu tertawa paksaan.
"Lo nggak akan ngerti posisi gue Jel." Lirih Maria sambil berjalan meninggalkan Angelo yang bimbang.
"Lo nggak boleh gegabah Jel, buktiin sama gue kalau lo peduli sama gue karena cinta sama gue bukan karena sayang." Gumam Maria didalam hati.
"Kita kecafe queen nanti dan lo nggak boleh kabur." Teriak Angelo menyadari bahwa posisi Maria dengannya kini benar-benar jauh.
"Gue coba."
***
Maria meneteskan airmata, ia tak percaya apa yang ia lihat.
Angelo ternyata benar-benar tak peduli dengannya, ia memilih cewek yang asing baginya dari pada sahabatnya yang telah menunggunya.
Maria bangkit lalu berlari keluar padahal diluar sedang hujan. Maria melangkahkan kakinya dengan airmata namun airmata tersebut tak kelihatan karena hujan yang mengguyur.
Maria tak peduli konsekuensinya, yang ia butuhkan hanya satu, yaitu perhatian dari orang-orang yang menyayanginya.
"Gue benci hidup gue!" Teriak Maria, ia melangkah dan tak tahu harus kemana.
Hujan cukup deras sore ini dan Maria tahu bahwa kali ini ia benar-benar sendirian.
Maria sakit hati saat melihat Angelo membawa sebuah payung dan disampingnya seorang gadis yang sangat asing yang sama sekali belum ia ketahui nama dan identitasnya.
Tiba-tiba seorang laki-laki memeluknya dari belakang, ia sedih melihat gadis yang ia cintai frustasi.
Keno, ya Keno-lah yang memeluk Maria, laki-laki yang mencintai Maria.
"Maria. gue mohon jangan kayak gini, jangan bikin gue ngerasa gagal jadi sahabat yang baik buat lo." Maria tetap menangis dan tak lama tubuhnya ambruk dipelukan Keno yang membuat laki-laki tersebut membawanya kedalam mobil.
***
Keno cemas melihat keadaan Maria yang lemah dikamarnya, ia tak tega melihatnya dan tanpa sadar tangan laki-laki tersebut terkepal begitu saja.
Ia benci pada Angelo, laki-laki tersebut selalu saja membuat gadis yang ia cintai menangis.
Namun dalam cemas, ia tersenyum miring karena permainannya telah dimulai.
Maria terbangun dari pingsannya, ia ingat bahwa seharusnya ia berada dijalanan yang tengah hujan deras.
Keno yang melihatnya segera memandang Maria, cemas dengan keadaan gadis bermata indah itu.
"Maria. are you okay?" Maria mengangguk lemah, tubuhnya benar-benar lemas saat ini bahkan untuk duduk saja sepertinya ia tak sanggup.
"Kan gue udah bilang kalau lo capek, lo dirumah aja nitip absen sama gue." Maria terdiam, ia tak enak berbohong pada Keno padahal laki-laki itu tahu apa yang kemarin ia lakukan bahkan ia tahu bahwa sepanjang hari Maria tidak mengabari siapapun.
Keno tersenyum sambil mengelus rambut Maria yang indah. "Sekarang lo istirahat ya? gue khawatir banget sama lo."
Maria terdiam kembali, ia benar-benar kehabisan kata-kata karena ucapan Keno membuatnya bimbang sebab sebelum lebih mengenal Keno, ia sudah berburuk sangka pada laki-laki tersebut padahal ia selalu berada disisi dirinya saat ini.
"Gue bakal jagain lo karena rasa cinta, sayang dan suka gue sama lo tulus. bolehkan gue nyimpen perasaan ini buat lo walau kita sahabatan?" Maria tentu saja mengangguk sambil tersenyum manis, ia sadar bahwa laki-laki ini memang benar-benar teguh pendirian.
"Maaf gue belum bisa bales perasaan lo sama gue." Ucap Maria sambil memegang tangan Keno disertai sebuah senyuman tipis dan hati yang tak enak.
"It's okay." Keno tersenyum sambil mengelus lembut rambut Maria.
"Secepatnya Angelo bakal nggak nganggep lo ada Ri, maaf ya Ri gue ngelakuin ini. gue ngelakuin ini karena gue bener-bener cinta sama lo."
***
Angelo terdiam saat melihat sebuah kejadian, dalam diam ia menggeram.
Entah ia harus apa sekarang, didalam lubuk hatinya ia sedih karena nanti perhatian Maria akan pudar padanya tetapi pikirannya mengatakan bahwa seharusnya ia senang karena tidak akan ada yang membuat gebetannya cemburu pada Maria.
Angelo pergi dari pekarangan rumah Bernardo yang sepi dan mewah.
Satpam yang menjaga rumah keluarga Bernardo tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat keadaan Angelo dan Maria yang tidak mengerti kemana berlabuhnya hati mereka.
Satpam yang akrab dipanggil Rj itu mengangguk saat melihat mobil Angelo berbunyi bermaksud meminta tolobg membukakan pintu gerbang.
Pintu gerbang terbuka lalu dengan segera Angelo pergi dari rumah mewah tersebut.
"Baru kali ini pikiran sama hati gue nggak konsisten begini? kenapa coba?"
Nah loh bingungkan Jel, maaf ya ngaret banget. jujur nih, sebenernya niatnya mau up malam minggu cuma kuota ngirit cuyyy....
Ok jangan lupa VOMMENT and sorry for typo....
Salam Raifa / Rifa yang lagi dengerin musik babang Dj yang judulnya ' With a smile '
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You(Complete)
FanfictionApa salah mencintai sahabat sendiri? Sahabat yang selalu memberikan kasih sayang saat semua tak berpihak? Salahkah Maria mencintai Angelo yang selalu berada disisinya? Salahkah ia yang menunggu 3 kata yang mendeskripsikan cinta dari mulut Angelo? Ia...