Happy reading....
Seorang laki-laki bermata elang tengah bergulat dengan ponselnya, ia khawatir mengenai keberadaan sahabatnya itu.
Laki-laki itu terus mengintai ponselnya, ia membaca setiap bait notifikasi yang di kirimkan untuknya dan matanya berhenti pada notifikasi yang di kirimkan seseorang, Bianca.
Bagaimana ia bisa lupa pada kekasihnya itu? Bianca memerlukannya tapi ia malah sibuk mengurus masalah sahabatnya.
Dengan segera laki-laki itu menelepon kekasihnya dengan mengusap-usap rambutnya bingung.
"Hallo yang."
Terdengar dari sana decakan kekesalan.
"Masih inget sama aku? Aku kirain lupa tuh."
Laki-laki itu adalah Angelo. Angelo meneguk salivanya kuat mendengar nada ketus Bianca dari telepon.
"I'm sorry, aku sibuk ngu___"
Angelo mencoba meminta pengertian Bianca yang dari telepon terdengar sangat kesal bahkan marah.
"Ngurusin Maria?! Maria itu pacar kamu Jel?"
Angelo menghembuskan nafas mendengar ucapan Bianca yang seperti menyudutkannya.
"Bianca. Maria itu'kan sahabat aku? Kamu itu'kan pacar aku Bianca."
Dari sana Bianca berdecih mendengar nada lembut Angelo, ia tak ingin Angelo terlalu peduli pada Maria karena itu akan membuatnya semakin merasa tidak berguna.
"Lo pikir gue percaya? Nggak Jel. Gue kesel banget sumpah sama lo yang sekarang."
Angelo yang tak kuat menahan amarahnya karena seolah-olah ia yang bersalah akhirnya menggeram.
"Terserah kamu deh Bi, aku capek memperlakukan kamu kayak putri tapi kamu nggak pernah bisa ngehargain semua usaha aku."
Angelo segera memutuskan sambungan teleponnya sepihak karena tak kuat melanjutkan pembicaraannya dengan Bianca.
Sementara Bianca malah berdecak di sana mendengar kekasihnya baru saja membentaknya.
Angelo memijat pelipisnya dengan frustasi, ia bingung harus bagaimana dan ia tak tahu harus apa.
"Tapi setelah Keno bangun dari koma pasti dia bakal ninggalin gue, tapi emang Maria bisa di samain sama cewek lain?" Gumamnya dengan mengerutkan keningnya dengan bingung.
"Maria nggak bisa lo samain kayak cewek lain Jel. Coba lo bisa buka mata lo dan nggak dibutakan sama cewek lo itu." Suara seorang gadis terdengar, ia adalah Angela. Angela baru saja pulang dari rumah sakit namun rasa amarahnya belum dapat ia salurkan karena Nila tak ada sama sekali di rumah sakit.
"Maksud lo kak?"
Angela menggeleng-gelengkan kepala sambil berdecak beberapa kali. "Nih ya. Kata orang cewek itu lebih berperasaan dari pada cowok, gue rasa Maria nggak cinta sama Keno tapi sama lo."
Angelo yang mendengarnya tertawa karena tak mungkin Maria mencintainya. "Seorang putri keluarga Bernardo cinta sama gue? Ya kali kak. Lo tau'kan kalau dia itu udah nganggap gue kayak kakaknya sendiri." Ucap laki-laki bermata elang itu.
Angela mengangkat bahunya acuh. "Ya bisa aja kali." Ucapnya sambil menatap Angelo.
"Siapa yang tau hati seseorang." Lanjut gadis itu yang membuat sang adik seketika terdiam, berpikir yang baru saja didengarnya.
Angela segera meninggalkan Angelo yang sibuk dengan pikirannya, ia tak peduli pada adiknya yang satu itu.
"Kak." Panggil Angelo pada kakaknya yang membuat kakaknya tersenyum, mungkin apa yang dipikirkan Angelo sama sepertinya.
"Apa?"
Angelo menunjuk ke depan wajah gadis itu. "Hati-hati ada tiang nanti lo nyium tuh tiang, kasian gue sama tiangnya."
***
Seorang gadis tengah mengobrol dengan temannya, ia suka bagaimana cara gadis itu menenangkannya juga kakaknya.
Dua gadis itu adalah Maria violetta manuel bernardo dan Pricillana agiunaldo.
Maria menenangkan gadis di sampingnya dengan nyanyian walau gadis di sampingnya hanya bermain gitar namun yang penting gadis itu bisa tenang.
Pricilla yang mendengar suara merdu Maria ikut bernyanyi walau awalnya ragu mengeluarkan suara namun pada akhirnya ia ikut.
Tiba-tiba seseorang datang lalu mengambil alih gitar yang dimainkan Pricilla sambil duduk di antara dua gadis itu.
Pricilla mengerucutkan bibirnya, kesal dengan perbuatan sang kakak yang seenak jidat.
"Udah ayo nyanyi lagi Ri." Ucap orang itu yang membuat Pricilla dan Maria bernyanyi dengan riang.
Orang itu adalah Pedrollin aguinaldo, kakak dari seorang Pricillana aguinaldo.
Sesekali Pedro bernyanyi dengan menengok kearah Maria dan sesekali kearah adiknya.
Maria yang melihat kedua orang di sampingnya senang karena dapat membuat mereka tertawa dan tersenyum.
Maria diam mendengar Pricilla bernyanyi karena giliran gadis itu sedangkan Pedro terus saja menatap Maria sambil mendekatkan wajahnya kearah telinga gadis berambut cokelat itu.
"Makasih buat hari ini." Bisiknya hingga membuat Maria tak bergeming mendengarnya.
Pricilla tak melihat kejadian itu karena sibuk bernyanyi dan Pedro hanya tersenyum melihat Maria tak bergeming karena suaranya.
"Maria. Sekarang lo nyanyi." Suara Pricilla menyadarkan Maria lalu gadis berambut cokelat itu segera bernyanyi dengan diiringi petikan gitar dari Pedro.
Saat matanya bertabrakan dengan Pedro, ia hanya tersenyum. Pedro yang melihatnya membalas dengan hangat sambil sesekali menyanyikan lagu yang juga dinyanyikan Maria.
.......
Maaf dikit 😊
Tinggalkan jejak and sorry for typo
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You(Complete)
FanfictionApa salah mencintai sahabat sendiri? Sahabat yang selalu memberikan kasih sayang saat semua tak berpihak? Salahkah Maria mencintai Angelo yang selalu berada disisinya? Salahkah ia yang menunggu 3 kata yang mendeskripsikan cinta dari mulut Angelo? Ia...