Seorang gadis terlihat duduk di meja yang sudah di pesannya, suara musik yang kencang membuatnya merasa sedikit tenang.
Di tangannya terdapat minuman yang dulu menurutnya tak baik untuk di minum namun ia sendiri yang meminumnya kini.
Mata gadis itu melihat seorang gadis yang asyik menggoyangkan tubuhnya dengan bahagia tanpa beban.
Tak lama seorang pelayan datang membawa kembali minuman yang tadi di pesannya, ia sudah minum sebanyak 2 botol dan ini botol ke-3 nya.
Gadis itu segera meminumnya, mungkin ini akan jadi rutinitasnya setiap malam.
Senyum sinis terlihat di wajah cantik gadis itu saat melihat gadis oh bukan sepertinya wanita yang merelakan tubuhnya dengan pria hidung belang.
Tiba-tiba seorang gadis yang sedari tadi di perhatikannya duduk disampingnya.
Dua gadis itu adalah Maria yang sedang duduk dan Die yang tadi menggoyangkan tubuhnya.
"Udah abis berapa botol lo?" Tanya Die saat melihat botol wine ditangan Maria yang tinggal setengah.
Maria berpikir. "Kayaknya sama ini jadi 3 deh." Jawabnya kemudian lalu kembali meneguk minuman itu.
"Yakin lo kuat? untung tadi bawa mobil." Sahut Die sambil memandang sahabatnya dari samping.
Maria menatap kosong kedepan. "Kalau pun kita bawa motor, yang kecelakaan'kan gue Die? nggak ada yang peduli juga." Ucap gadis berambut cokelat itu disertai senyuman sinis memikirkan keadaannya.
"Omongan lo ngawur, ayo pulang. Inget kalau lo janji cuma sampai tengah malam di sini." Maria mendengus, kenapa ia harus berjanji seperti itu pada Die? Memang dasarnya saja ia tidak punya pilihan lain.
"Tunggu. gue mau ke toilet dulu, lo tunggu di mobil aja. Okay?"
Titah Maria sambil berjalan meninggalkan Die yang mendengus karena di tinggak duluan oleh Maria."Ye dasar ngeselin." Gerutu Die sambil berjalan ke luar club.
***
Maria bernapas lega saat ia keluar dari toilet namun sebuah tangisan membuatnya penasaran dan segera mencari ke asal suara itu.
Asal tahu saja bila Maria ini kalau sudah penasaran akan menyelidikinya sampai penasarannya hilang.
Dadanya sesak, tangannya mengepal kuat dan airmatanya lolos melihat pemandangan di depannya.
Ia melihat adiknya--bukan Nila tengah berpelukan dengan Keno yang merupakan miliknya.
Ia marah,sedih dan kesal secara bersamaan. Tega sekali mereka melakukan ini padanya, tidak cukup kebahagiaannya di rumah hilang dan sekarang ia ingin mengambil kebahagiaannya yang kedua? Tega sekali gadis itu.
"Keno, Nila." Panggilnya lirih yang membuat kedua orang itu segera melepaskan pelukan mereka lalu menatap kaget Maria yang sudah berada di belakang mereka.
Keno melihat kilatan kekecewaan di mata gadis berambut cokelat itu yang membuatnya menghembuskan nafasnya.
"Aku bisa jelasin," Ucapnya disertai tatapan penyesalan sementara Nila, gadis itu terlihat sangat shock dengan keadaan kakak tirinya yang berantakan.
Maria menggeleng dan perlahan-lahan mundur lalu berbalik untuk meninggalkan kedua orang itu.
Nila dan Keno segera mengejar Maria yang sudah di banjiri airmata.
Mereka berdua memanggil Maria namun bedanya Nila memakai sebutan 'kak' pada Maria.
Maria berlari lalu bersembunyi di semak-semak dan mengintip kearah Keno dan Nila.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You(Complete)
FanfictionApa salah mencintai sahabat sendiri? Sahabat yang selalu memberikan kasih sayang saat semua tak berpihak? Salahkah Maria mencintai Angelo yang selalu berada disisinya? Salahkah ia yang menunggu 3 kata yang mendeskripsikan cinta dari mulut Angelo? Ia...