ILY#49

113 15 2
                                    

Angelo sedih melihat Maria terbaring seperti itu dengan keadaan yang tak baik.

Tiba-tiba seorang wanita menerobos masuk ke dalam ruangan Maria padahal wanita itu sudah dilarang oleh para petugas.

Wanita itu adalah ibu dari Maria violetta manuel bernardo, siapa lagi kalau bukan Liora manuel bernardo.

Saat petugas ingin masuk ke dalam dan menangkap wanita itu, Angelo menahannya lalu berucap. "Biarkan saja mereka seperti itu, wanita itu adalah ibunya."

Kedua petugas itu mangut-mangut dan permisi untuk kembali bekerja.

Angelo kembali masuk ke dalam ruangan dengan hembusan nafas lega karena melihat pemandangan yang sangat langka.

Maria dan Liora saling memeluk satu sama lain walau dengan airmata yang meluncur indah di pipi keduanya.

"Maafin Mommy sayang, Mommy janji akan berubah buat kamu." Lirih Liora yang membuat anaknya menatapnya senang lalu kembali memeluknya.

"Maafin Ria. Ria ini egois Mom, egois." Maria menyalahkan dirinya walau tahu bahwa yang dilakukannya adalah bentuk pemberontakan.

Wanita berambut sebahu itu menggeleng mendengar anaknya yang menyalahkan dirinya sendiri. "Kamu nggak salah Maria. Mommy yang salah karena nggak pernah ngasih perhatian ke-kamu."

Maria lantas menatap mata ibunya dengan airmata, ia senang karena ibunya sadar apa yang ia lakukan wajar.

"Tante." Panggil seseorang yang membuat Liora dan Maria menatap kearahnya.

Orang itu merupakan seorang gadis, sahabat Maria yang selalu terlihat tegar, ia Edita pantoha.

Maria tersenyum kearah Die begitupun Liora namun Die hanya memandang datar ibunya Maria tersebut.

"Maria. Ayo kita pulang." Ajak Die yang membuat Angelo dan Liora kaget.

Maria mengerti arah pembicaraan Die mengangguk sambil beranjak dari ranjangnya lalu menghampiri Die dan merangkulnya karena kakinya masih lemas.

Angelo terdiam melihat sorot mata Maria yang masih menyimpan luka sementara Liora meneteskan airmata.

"Maria. Kamu udah maafin Mommy'kan sayang?" Liora bertanya yang membuat Maria dan Die menengok kearahnya.

Maria mangut-mangut mendengar pertanyaan itu. "Aku emang udah maafin Mom, tapi aku belum bisa kembali ke Rumah lagi apalagi bersama Mom kembali." Ucap gadis berambut cokelat itu sambil berbalik dan berjalan meninggalkan ruangan rawatnya.

Tangisan Liora pecah begitu saja melihat anak kesayangannya berlalu tanpa memerdulikannya, itu dia yang ia takutkan. Ia takut Maria tak menganggapnya ibu lagi.

***

Die menatap Maria yang tertidur sambil memeluk sebuah foto gadis itu dengan Angelo.

Die prihatin melihat keadaan Maria yang drop karena lelah dan frustasi karena tak sanggup akan masalah yang dihadapinya.

"Maria." Akhirnya Die tak punya pilihan lain selain mengajak Maria kesebuah clubbyng dari pada ia melihat Maria seperti ini.

Maria bergumam sambil membuka matanya dan berusaha menetralkan retina matanya dengan cahaya lampu.

Maria beranjak duduk dari kasurnya sembari mengucek-ngucek matanya beberapa kali sehingga dapat melihat dengan jelas.

"Kenapa?" Tanya gadis itu dengan suara khas orang bangun tidur.

Die tersenyum sambil menyerahkan jaket berwarna hitam didalam pangkuan Maria.
"Kita ke club sekarang."

Gadis berambut cokelat yang diajak kesana melirik kearah jam yang menunjukan pukul 11 malam, ia pun mengiyakan ajakan itu dari pada ia stress memikirkan masalahnya terus-menerus.

"Bawa mobil atau motor?" Tanya Maria setelah mereka berada di garasi pribadi Die.

Die mengangkat bahu pertanda tak tahu sementara Maria mendesah. "Naik mobil aja deh." Usul Die setelah berpikir kemudian.

Maria mengangguk sambil masuk kedalam mobil sedangkan Die mendengus kesal melihat tingkah seenak jidat Maria itu.

"Woy Die, cepetan elah. Lelet banget lo." Semprot Maria dengan teriakan yang membuat Die berdecak mendengarnya lalu meemasuki mobilnya namun ia disambut dengan toyoran dari gadis berambut cokelat itu.

Die menggeram kesal. "Maria!" Maria yang merasa dipanggil memasang wajah sewot miliknya.

"IYA. KENAPA?!"

***

Seorang gadis tengah asyik meminum sebuah botol berisi wine dengan santai dan tenang.

Ia tak memerdulikan tatapan nakal laki-laki di dalam club itu yang menatapnya seakan ingin memangsanya.

Gadis itu adalah Maria violetta manuel bernardo, gadis itu menunggu Die yang ketoilet beberapa menit yang lalu.

Matanya menangkap sosok gadis berambut panjang dengan tubuh agak tinggi darinya, Maria kenal siapa gadis itu.

Lantas gadis berambut cokelat itu segera menghampiri gadis itu lalu menepuk bahunya dengan berdehem satu kali.

Gadis berambut panjang itu menengok kearah Maria lalu tersenyum, ia tak sendiri tapi berdua bersama Patricia.

Siapa lagi kalau bukan Pricilla aguinaldo, seperti yang diketahui bahwa Patricia menemani gadis itu karena dipaksa.

"Ternyata lo main kesini juga ya? Gue kira lo cuma anak motor tapi ternyata? Lo anak yang nakal." Maria tertawa sinis mendengar penuturan Pricilla padanya namun matanya melihat kearah seorang laki-laki.

Laki yang tak asing baginya, laki-laki yang merupakan sahabatnya yang dilahirkan ke Bumi dengan nama Angelo.

Maria terperanjak kaget karena Angelo membalas tatapannya, gadis berambut cokelat itu segera mengalihkan pandangannya lalu duduk di samping Pricilla yang sedang tertawa bersama Patricia.

Patricia bingung mengapa Maria hanya diam tak melakukan apa-apa, gadis itu hanya meminum sebuah botol wine yang diketahui olehnya adalah botol ke-4 gadis itu.

Maria merasakan pusing dipelipisnya, mungkin ia mabuk karena terlalu banyak meminum itu semua.

Pricilla dan Patricia menengok kearah seseorang yang datang bersamaan dengan Maria yang pingsan disofa.

Pricilla dan Patricia memang sengaja menyewa tempat clubbyng agar tak ada laki-laki yang berani mendekati mereka.

Orang itu adalah Die yang selesai balik dari toilet, ia sempat terkejut mendapati Maria yang tak sadarkan diri disofa milik Pricilla dan Patricia namun ia mengerti, pasti sahabatnya itu terlalu banyak minum dan akhirnya mabuk.

Die memapah Maria yang masih terlihat membuka matanya sedikit namun tak mampu menyeimbangkan tubuhnya sendiri.

Tak sengaja seseorang melihat semua itu lalu memotretnya dengan senyum sinis dan segera berlalu sebelum seseorang mengetahui rencananya.

"Gue bakal laporin ini semua ke Angelo kalau yang dia liat itu bener-bener Maria. Maria, gadis polos akhirnya bisa mabuk juga."

Batin orang itu menyahut.


Tinggalkan jejak:*

I Love You(Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang