ILY#38

133 20 1
                                    


Maria bergumam sambil mangut-mangut menikmati alunan musik yang didengarnya lewat earphone.

Matanya fokus pada buku novel yang baru saja dibeli olehnya kemarin.

Entah mengapa alur di novel dengan kisah kehidupannya sangat mirip yang membuat bulir bening dari mata Maria jatuh.

Dalam novel itu menceritakan tentang kehidupan seorang gadis yang memiliki kekasih yang menyayanginya, bukan mencintainya.

Gadis itu juga memiliki keluarga yang sangat tidak memiliki perasaan karena selalu berbuat kasar padanya.

Maria bersyukur karena kehidupan dirinya tidak begitu mirip dengan gadis di novel itu.

Maria kembali terisak saat melihat ending novel itu yang menceritakan bahwa gadis tadi meninggal dengan keadaan yang  hancur karena gadis itu melihat kekasihnya tengah berpelukan dengan gadis lain yang sangat asing.

Tak lama Maria menutup novel itu, ia sudah tak penasaran lagi mengapa orang-orang tak rela dengan ending novel itu.

Alasannya hanya karena sad ending, padahal kisah yang berakhir menyedihkan itu lebih hidup dan lebih di ingat oleh pembacanya.

Apa kalau akhir kisah seorang Maria seperti itu akan di ingat juga?

Maria menggelengkan kepalanya, walau hidupnya seburuk apapun ia akan tetap baik-baik saja karena masih banyak orang yang menyayangi dan mencintainya.

Gadis yang kemarin baru saja mewarnai rambutnya dengan warna cokelat itu memejamkan  mata, menikmati setiap detik kesunyian ini.

Ia tersenyum saat melihat bayang-bayang Angelo muncul dipikirannya, ia rindu dengan laki-laki itu.

"I Love You." Gumam Maria dengan tulus dan terdengar sangat dalam.

Tiba-tiba ada seseorang yang datang membawa nampan, gadis bernama Nilandra marry manuel bernardo.

Maria membuka matanya dan menatap datar Nila dengan dengusan kesalnya.

"Kak, ini makan dulu." Ucap gadis itu, ia tersenyum walau manis tapi Maria sungguh tak menyukai senyum itu.

"Gue bukan kakak lo." Walau perkataan yang terbilang kasar itu sangat menohok karena gadis bernama Nila itu harus terbiasa dengan ini jadi ia harus menghadapinya.

"Tapi aku udah resmi jadi kel__"

Maria menatap sewot Nila, ia tak menyukai sebuah omongan yang akan keluar dari mulut gadis itu.
"Tapi lo nggak diresmiin sama gue."

Nila menunduk takut, ia tahu apa yang dikatakannya sudah terbilang lancang.

"Siapa yang nyuruh lo masuk, mending keluar." Ucap Maria tak terbantahkah, ia kali ini tak menatap Nila.

Sebelumnya tak ada yang pernah memasuki perpustakaan pribadinya, mau itu orang tua atau siapapun tak terkecuali Keno.

Bukannya pergi, Nila malah menangis mendengar kakak tirinya yang mengusirnya walau tak langsung.

Maria yang mendengar isakan Nila malah mendengus geli, ia tak semudah itu untuk mengikis jarak antara gadis itu padanya.

"Pergi atau gue bakal marah banget sama lo." Sambil menunduk, Nila pergi dari ruangan itu dan sedikit menyeka  airmatanya agar tak ada yang curiga bahwa ia baru saja menangis.

"Nila."

Nila yang merasa dipanggil pun menoleh melihat kearah Maria yang tak menatapnya.

Langkahnya berhenti begitu mendengar kakak tirinya itu memanggil namanya, ini pertama kalinya Maria memanggil namanya.

I Love You(Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang