Happy reading😉
Pagi ini seorang laki-laki tengah tersenyum menatap beberapa keluarga yang terlihat harmonis, mereka saling bersenda gurau yang membuat siapapun iri melihatnya termasuk dirinya. Kedua keluarga itu adalah keluarga Bernardo dan Padilla bukan hanya mereka, keluarga Aguinaldo pun terlihat harmonis bahkan sejak tadi, ibu dari Pedro dan Pricilla itu merangkul bahu seorang gadis yang dulu sangat mereka benci yaitu Nilandra marry manuel bernardo.
Laki-laki itu merubah pandangannya dengan melihat dua sepasang sejoli yang saling menatap satu sama lain dengan cinta dan kasih sayang. Siapa lagi yang laki-laki itu lihat kecuali Maria dan Angelo.
Terbesit rasa iri menghinggapi hati laki-laki itu saat melihat pujaan hatinya menatap Angelo dengan cinta, andai itu dirinya, mungkin itu adalah suatu kebahagiaan yang sangat berharga namun ia tak ingin merebut Maria dari Angelo karena melihat Maria bahagia saja sudah sangat cukup baginya walau kebahagiaan itu bukan karena dirinya.
Tiba-tiba tatapannya berhenti pada seorang gadis yang berada di dekat Maria dan Angelo yang tengah duduk sendirian namun dari wajahnya terlihat bahwa ia sedih. Gadis yang baru ditatapnya itu adalah Angela, kakak Angelo.
Laki-laki tersebut menghampirinya, namun langkahnya terhenti begitu melihat airmata menetes dari mata Angelo cukup deras dan gadis itu sibuk menyekanya dengan kasar. Laki-laki itu merogoh sesuatu dari sakunya dan kembali berjalan menuju gadis berhidung lancip tersebut.
Langkahnya berhenti saat tepat di hadapan sang gadis, dengan segera ia memberi sesuatu yang tadi ia ambil dari sakunya, sebuah sapu tangan. Angela menengok kearah laki-laki tersebut. "Ngapain lo disini?" Tanyanya disela-sela tangisannya. Laki-laki tersebut berdecak lalu duduk dan segera menyeka airmata gadis berhidung lancip itu dengan telaten.
Beberapa saat Angela terdiam sambil sesekali memandangi laki-laki tersebut. "Cameo..." lirihnya. Ya, itu Cameo, laki-laki yang mencintai Maria namun tak pernah berani mengatakannya. Cameo membalas pandangan Angela dan tersenyum tipis lalu meletakan sapu tangan tadi ketangan Angela.
"Udah gede, jangan nangis. Malu nanti." Ujarnya sambil terkekeh ringan yang membuat Angela mengerucutkan bibirnya walau tak bisa menyembunyikan senyumannya. "Lo kenapa?" Tanya Cameo sembari menatap Angela yang membuat Angela menatap dua sejoli yang tengah berkumpul bersama keluarganya.
Cameo mengikuti arah tatapan Angela dan melihat Pedro serta Nila yang saling bercanda, ia mengerti apa yang membuat gadis di sampingnya ini menangis. "Derita lo sama kali, mending ikut gue." Ajak Cameo sambil menarik Angela tanpa memerdulikan gadis tersebut yang kaget akan perbuatannya.
"Kita mau kemana?"
Cameo tak menjawab melainkan terus lari menarik Angela yang berusaha menyeimbangkan larian laki-laki tampan tersebut. Sampai Angela gemas dan berteriak. "KITA MAU KEMANA BUDEG!"
***
Mata Angela berbinar saat melihat sebuah taman dengan ukiran serta hiasan dari berbagai benda. Cameo yang melihat gadis berhidung lancip itu menatap antusias pada taman yang ia buat pun tersenyum.
"Lo tau darimana ada taman kayak gini?" Tanya Angela sembari menatap Cameo yang menengadahkannya kepalanya sambil menghela napas. "Sebenernya gak ada yang tahu, baru lo yang gue ajak kesini. Waktu itu gue janji sama diri gue sendiri kalo nanti bakal bawa Maria kesini, tapi ternyata? Dia udah bahagia sama yang lain." Jelas Cameo panjang lebar sembari tersenyum miris.
Angela menatap Cameo dan membawa laki-laki itu kedalam pelukannya, ia tak tega melihat Cameo lemah bahkan ia tak pernah menyangka bahwa akan memeluk laki-laki ini sekarang. "Nangis, gue tau kalo lo kuat tapi seenggaknya nangis bikin semua orang tenang." Ujar Angela yang berhasil membuat tetesan berlian cair yang sejak tadi ditahan Cameo turun menetes kepipi laki-laki tersebut.
Tak lama Cameo memberhentikan tangisannya dan menengok kearah Angela yang kini malah menangis mengingat kisahnya bersama Pedro yang belum berlanjut atau bahkan tak akan pernah berlanjut. "Gue tau lo juga ngerasain apa yang gue rasain kan? Lo ngalamin juga kan?" Angela hanya mengangguk pelan sembari memejamkan matanya, airmatanya bahkan semakin turun dengan deras.
Cameo memeluk Angela, sekarang posisi mereka berbanding terbalik dengan yang tadi. Cameo mengusap pelan rambut Angela sambil sesekali memikirkan apa yang baik untuk keduanya. "Apa yang bakal lo lakuin kalo Pedro diambil sama Nila?" Pertanyaan Cameo yang tiba-tiba membuat Angela menggertakan giginya dan mendengus. "Gue bakal ngancurin kebahagiaan mereka."
Cameo tersenyum maklum dan memegang kedua bahu Angela yang membuat mereka berdua berhadap-hadapan. "Ternyata bener, bukan cinta yang lo rasain ke Pedro melainkan obsesi." Angela mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Cameo, menurutnya rasa ingin memiliki itu adalah cinta bukan obsesi seperti apa kata Cameo.
"Gue cinta sama Pedro! Bukan obsesi seperti apa yang lo bilang tadi, gue pengen milikin Pedro seutuhnya." Tukas Angela dengan mantap dan membara namun Cameo hanya tersenyum melihat itu. "Lo bilang cinta? Kalo lo cinta sama Pedro kenapa lo harus rusak kebahagiaan orang yang lo sayang? Eh yang lo cinta?"
Angela yang mendengarnya terdiam, bibirnya kaku begitu mendengar penjelasan yang diucapkan Cameo. Apa mungkin ia hanya terobsesi pada Pedro? Apa benar yang ia rasakan hanya sebatas obsesi?
"Gue harus gimana?"
Cameo merangkul Angela dan merengkuh tubuh gadis berhidung lancip itu, masih sama, laki-laki tersebut masih juga tersenyum bahkan sekarang lebih lebar dari yang tadi. "Mau gue bantu? Gue tau lo juga pasti gak akan percaya sama gue karna gue ini cinta banget sama Maria tapi please kasih gue kesempatan buat mengenalkan arti kata cinta itu sama lo." Angela tersenyum kecil. "Begitupun lo yang akan kasih gue kesempatan buat masuk kehati lo secara perlahan."
Keduanya tersenyum lebar dan berpelukan layaknya sepasang kekasih. "Ready?" Tanya Cameo yang membuat Angela mengerutkan dahinya. "For?" Tanya balik gadis tersebut, Cameo tersenyum licik dan mengangkat tubuh Angela keatas dan memutarkan tubuhnya sementara Angela berpegangan kuat dan berteriak karena terkejut dengan tindakan tiba-tiba Cameo.
"Janji bakal ngenalin gue arti kata cinta?" Tanya Angela sembari menatap Cameo yang tersenyum lebar kearahnya. "Promise my dear."
Pipi Angela panas, ia tak pernah menduga bahwa Cameo akan memanggilnya seperti itu, ia seperti ABG labil saja yang baru berusia 17 tahun.
"Gue nggak yakin." Angela menatap menantang Cameo, sebenarnya ia tak ragu namun menggoda Cameo seperti seru juga. "Butuh bukti nona Padilla?" Cameo tersenyum licik.
Entah ide darimana, Cameo mencium kening Angela yang membuat Angela terperangah. Tak lama laki-laki manis itu melepaskan ciumannya dan berteriak sekencang-kencangnya. "I Love You Angela."
Walau hati Cameo masih milik Maria tapi Cameo berjanji akan membuka hatinya untuk seseorang yang kini memeluk dirinya dengan nyaman dan hangat.
"Angela adalah cewek yang akan merubah segalanya dalam hidup gue."
***
Hallo guys, suka nggak? Scene khusus LizQuen tuh😁😊Masih ingetkan Cameo siapa? Heheh...
See you next part guys❤
Salam manis
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You(Complete)
FanfictionApa salah mencintai sahabat sendiri? Sahabat yang selalu memberikan kasih sayang saat semua tak berpihak? Salahkah Maria mencintai Angelo yang selalu berada disisinya? Salahkah ia yang menunggu 3 kata yang mendeskripsikan cinta dari mulut Angelo? Ia...