Happy reading :*Seorang gadis menangis meratapi nasibnya, ia seperti terlihat seakan-akan gadis pembawa sial.
Ia tahu bahwa kedua orang tuanya memerintahkan Ken dan Liora mengangkatnya sebagai anak karena ia selalu menyusahkan mereka.
Liora dan Ken bertengkar karenanya, Keno koma karena dirinya serta Maria kehilangan kasih sayang kedua orang tuanya.
Itu semua karenanya, karena dia Maria harus merasakan sakit hati melihat kedua orang tuanya yang selalu membelanya dari pada gadis itu.
Gadis yang meratapi nasibnya itu adalah Nilandra marry manuel bernardo.
Memang kelihatannya Nila adalah gadis licik karena mengambil kasih sayang Ken dan Liora untuk Maria namun ia tak pernah mau itu terjadi sebab ia juga menyayangi Maria.
Andai Maria tahu mengapa Ken membelanya, kenapa ia dilahirkan ke Bumi dengan memiliki sebuah penyakit?
Penyakit ini membuatnya menjadi sosok yang lemah karena itu Ken sangat melindunginya.
Sebenarnya gadis berambut hitam legam itu memiliki penyakit Dilated cardiomyopathy atau Kardiomiopati dilatasi yang artinya pembesaran pada jantung.
Alasan yang membuat Ken sangat melindunginya karena penyakit itu bisa saja mengambil nyawanya dan juga ayah dari gadis itu adalah sahabat baik Ken dari kecil.
Namun Ken menyembunyikan semua itu karena ia tidak ingin Nila merasa bahwa semua orang kasihan padanya.
Tiba-tiba sebuah sapu tangan yang diberikan seseorang membuat Nila mendongak menatap sipemberi.
Pedro. Laki-laki tampan itu tak suka melihat Nila yang menangis walau ia kecewa pada gadis itu.
"Seka airmata lo, ini rumah sakit bukan rumah lo." Ucap laki-laki itu santai namun matanya sama sekali tak memandang Nila.
Pedro duduk di samping Nila tanpa beban sampai pertanyaan Nila membuat Pedro berdecih.
"Kenapa gue nggak ngenalin lo?" Ulang Pedro sambil menunjuk dirinya.
Pedro tersenyum miring. "Karena yang gue tau. Gue ketemu sama lo emang hari ini'kan?" Nila yang mendengar semua itu sedih.
"Oh iya, gue denger lo ngebuat orang tua Maria berantem. Ck, ternyata Maria bener ya?" Nila menunduk, perasaan bersalahnya semakin besar karena Pedro menyebut nama Maria.
"Iya. Gue tau yang gue lakuin salah dan gue mau seseorang bantu gue buat memulai semua yang baru." Penuturan Nila membuat Pedro tersenyum sinis mendengarnya.
Pedro memegang dagunya sendiri sambil tersenyum sinis dan sesekali melirik kearah Nila.
"Kayaknya orang yang waktu itu disalahin sama keluarganya karena kesalahan yang sama sekali nggak diperbuat udah benci banget sama lo."Nila paham kemana arah pembicaraan Pedro, airmatanya kembali meluncur dengan deras.
"Gue tau orang itu nggak akan bisa maafin gue karena kesalahan itu bener-bener jadi awal kehancuran gue." Tutur gadis berambut hitam legam itu.
Pedro mangut-mangut. "Dan sekarang lo ngulangin kesalahan yang sama lagi." Bisiknya pada gadis itu sembari beranjak lalu meninggalkan gadis itu sendirian dilorong Rumah sakit.
Kalian nggak ngerti seberapa sayangnya aku sama kalian sampai aku memutuskan untuk menyembunyikan penyakit ini dari kalian. Aku emang egois karena selalu mementingkan egoku dari pada hatiku.
Batin gadis itu menyahut sambil menatap kepergian Pedro yang semakin lama semakin jauh.
***
Seorang gadis tengah mengenggam tangan seorang laki-laki yang terbaring lemah di Rumah sakit dengan keadaan koma.
Gadis itu menangis karena baru sekarang menjenguk laki-laki yang memiliki separuh hatinya.
Mengapa separuh? Karena gadis itu masih memcintainya sahabatnya sendiri.
Dua orang laki-laki dan satu orang gadis menatap prihatin pada gadis itu.
Gadis itu adalah Maria violetta manuel bernardo dan laki-laki yang terbaring itu adalah Keano nicholas.
Sementara dua orang laki-laki dan satu orang gadis itu adalah Angelo, Pedro dan Angela
"Keno. Maafin aku Ken, aku sayang sama kamu sayang. Bangun Ken, bangun demi aku, aku akan jadi Maria yang kamu kenal lagi." Ucap gadis berambut cokelat itu disertai tetesan airmata dan senyuman sendu.
Angela mendekati Maria lalu memeluk gadis yang sudah ia anggap adik itu dengan airmata yang menyertai.
Sementara Pedro dan Angelo hanya terdiam, mereka tak tahu harus berbuat apa karena kalau pun ingin memeluk Maria seperti Angela itu tak sopan sebab kekasih Maria berada diranjang itu.
Alhasil Pedro dan Angelo hanya bungkam tanpa berbuat apa-apa, mereka hanya mampu melihat kesedihan Maria tanpa bisa melakukan apa-apa.
"Keno. Keno wake up baby." Panggil Maria tak henti karena tak melihat perubahan apapun pada laki-laki yang dicintainya.
Angela memeluk gadis itu dengan erat, ia juga menangis melihat Maria seperti seseorang yang frustasi.
"Sayang ayo bangun yang." Maria tak menyerah untuk memanggil Keno karena Keno adalah laki-laki yang paling penting untuknya setelah Angelo tentu saja.
Angelo yang tak tega melihat semua itu melepaskan pelukan Angela pada Maria lalu laki-laki bermata elang itu segera memeluk Maria untuk menggantikan Angela.
"Maria berhenti." Teriak Angelo tak terbantahkan dengan menahan tubuh Maria yang sudah lemas karena terlalu lelah.
Maria berdiri dengan bantuin Angelo sementara Angela telah direngguh oleh Pedro karena pelukan Pedro sangat nyaman.
Maria menunduk miris meratapi laki-laki berkulit sawo matang itu dengan airmata yang tak dapat berhenti sedari tadi.
"Angelo. Keno pasti bangun'kan? Lo percaya sama gue'kan? Keno bener-bener bakal kembali kepelukan gue'kan?" Pertanyaan beruntun membuat Angelo bingung ingin menjawab yang mana dan ia hanya dapat mengangguk sebagai respon.
Maria memeluk Angelo dan menyembunyikan wajahnya didada bidang laki-laki berwajah tampan itu.
"Angelo. Gue nggak mau kehilangan Keno Jel." Lirih Maria terdengar putus asa dan sedetik kemudian gadis berambut cokelat itu pingsan dipelukan Angelo yang membuat semua kaget.
"MARIA?!"
Maaf pendek, sebenernya ini meluncur sendiri karena aku-nya maksa nulis dan nggak tau deh dapet atau nggak feel-nya.
Maaf buat typo-nya ya....
Salam angsuraifa
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You(Complete)
FanfictionApa salah mencintai sahabat sendiri? Sahabat yang selalu memberikan kasih sayang saat semua tak berpihak? Salahkah Maria mencintai Angelo yang selalu berada disisinya? Salahkah ia yang menunggu 3 kata yang mendeskripsikan cinta dari mulut Angelo? Ia...