Pagi ini Maria terpaksa harus kerumah keluarga Padilla karena Angela menyuruhnya kesana dengan alasan kesepian.Bukannya ia tak ingin pergi kerumah itu tetapi yang ia tahu tadi bahwa gebetan Angelo sedang mengunjungi rumah tersebut.
Dan kini ia menghela nafas dengan senyuman, ia memakai kaos oblong berwarna biru disertai jeans dan sepatu kets berwarna hitam tak lupa dengan topi dikepalanya.
Ia harus tegar menghadapi semua ini, seperti omongan Angelo dulu bahwa jatuh cinta harus siap untuk sakit hati dan bahagia.
Ia membuka pintu mobilnya lalu berjalan kearah teras rumah keluarga Padilla.
Ia mengetuk pintu dan ketika pintu itu terbuka nampaklah gadis yang tadi meneleponnya, ya ia Angela kakak dari seorang Angelo pratama ford padilla.
Angela merangkul bahu Maria sembari mempersilakan masuk gadis mungil tersebut.
Maria seperti biasa, memasang topengnya yang amat rapat.
Maria dan Angela menduduki sofa saat berada diruang keluarga.
"Gimana kuliahnya?" Tanya Angela sambil memandang Maria dengan excited.
"Tempat kuliahnya sih baik-baik aja tapi gue sering nitip absen nih sama sahabat gue kak." Angela mengangguk, Angelo mungkin telah kembali sehingga membuat gadis yang duduk disampingnya tersenyum.
"Angelo, gue tau sih ka____"
Maria segera menyela omongan Angela yang salah paham ketika ia menyebut sahabat.
"Bukan, Keno. sahabat gue yang ganteng, mau gue jodohin kak biar lo nggak jomblo terus."Angela mendelik kearah Maria saat gadis itu mengatainya dengan kalimat 'jomblo' oh tak sadarkah bahwa ia juga seorang jomblo.
"Apa bedanya sama lo?"
"Beda ya, gue itu single. inget kata-kata gue, jomblo itu nasib single itu prinsip." Angela menjitak kepala Maria hingga membuat sipemilik kepala meringis namun tak meredakan tawanya sedikitpun.
Tiba-tiba seorang gadis datang diikuti Angelo yang merangkulnya dengan wajah tak enak.
Maria tetap seperti biasa, ia tidak ingin menangis melihat kejadian ini dan satu-satunya yang Maria ketahui adalah bahwa Angelo telah memiliki kekasih.
Gadis yang dirangkul Angelo duduk disofa yang membuat Maria mengulurkan tangan kearahnya, bermaksud mengajaknya berkenalan.
Gadis tersebut menerima uluran tersebut disertai senyuman.
Maria balas tersenyum walau tidak lebar seperti tadi bersama Angela.
"Gue Maria.""Bianca." Maria terdiam memikirkan nama tersebut, nama yang pernah ia lihat diponsel Angelo saat laki-laki tersebut mengacuhkannya.
Uluran terlepas dan Maria hanya diam saat melihat wajah Angelo yang bahagia.
Mungkin kebahagiaan laki-laki tersebut ada pada gadis bernama Bianca itu.
Tiba-tiba dering telepon dari ponsel Maria berbunyi yang membuat sipemilik segera mengangkatnya tanpa melihat sipemanggil.
"Hallo."
"Hallo. Maria, kumusta?" ( Hallo. Maria, apa kabar?).
Maria melotot sambil melihat siapa nama pemanggil, ia terkejut karena yang meneleponnya adalah seseorang yang dulu pernah ia kagumi sewaktu SMA.
"Cameo."
Angelo melotot mendengar nama itu, ia tidak suka dengan cara bicara Maria yang terlalu excited.
"Masih kenal ternyata, gimana kuliah lo di-Filipina?"
Terdengar dari seberang sana bahwa sipenelepon sedang berada ditempat yang ramai.
"Gue udah nggak kuliah di-Filipina kali, oh iya. gimana kabar lo? gue kayaknya kangen deh sama lo."
Dari seberang sama Cameo mendengus namun tetap terkekeh.
"Kayaknya? jangan pake kayaknya dong."
Maria tertawa, ia lupa bahwa masih ada seseorang diruangan tersebut.
"Yaudah udah dulu ya? kapan-kapan meet up bareng yang lain ya."
"Ok, see you."
Sambungan terputus dan Maria segera meletakan kembali ponselnya disaku.
Ia mengernyitkan dahinya melihat semua menatapnya.
"Bakit?" (Kenapa / mengapa?)."Cie, gue baper deh. itu Cameo yang dulu selalu jadi juara umum kan? cowok yang waktu itu lo kagumin dan sukain tapi setelah lo ditembak lo malah tolak karena fokus belajar, iya'kan?" Maria mendelik, bisakah tidak usah membawa-bawa kejadian satu itu juga? karena menyebalkan saat itu terjadi.
"Iya'in aja deh dari pada singa betina marah." Celetuk Maria sambil menyengir saat menyadari wajah Angela yang menyeramkan mirip dengan singa.
Angelo tertawa melihat itu, ia tak menyadari bahwa sedari tadi ia bersama kekasihnya yang telah benar-benar tidak nyaman berada disini.
Maria senang bahwa ia masih bisa berdekatan dengan Angelo walau tidak seperti dulu.
Maria tersenyum saat menyadari bahwa kekasih laki-laki yang sedang tertawa lepas itu tidak nyaman.
"Lo nyamanin aja ya Bi, sorry kalau gue terlalu deket sama calon kakak ipar lo." Mendengar kepedulian Maria pada Bianca membuat Angela menghela nafas, tidak seharusnya Maria mengorbankan perasaannya.
Angelo terdiam, jujur ia merasa tidak enak saat Maria mengucapkan hal itu.
"Udah sore nih, mau nebeng sama gue? tenang kalau sama gue mah." Ucap Maria seolah-olah ia baik-baik saja.
"Nggak makasih, aku masih penasaran sama sifat Angelo." Maria mengangguk sembari tersenyum walau matanya berusaha menahan sesuatu yang akan keluar.
"Tenang, Angelo baik kok. gue yakin lo betah sama dia, yaudah gue cabut." Maria menepuk bahu Bianca lalu berbalik dan berjalan kearah teras rumah keluarga Padilla, ia menyeka airmatanya saat satu tetes terjatuh dari pelupuk matanya.
"Gue anter." Ucap Angelo sambil berjalan mengikuti Maria yang membuat Maria menghentikan langkahnya.
Ia berbalik menghadap Angelo sembari menggeleng.
"Nggak usah, gue bukan anak kecil."Langkah Angelo terhenti, ia tahu bahwa ia melakukan kesalahan tapi ia tak tahu kesalahan apa.
"Jaga Bianca, dia cewek baik." Maria berbalik sambil melanjutkan langkahnya.
Semua terdiam saat melihat tingkah Maria, entah apa isi hati Angelo melihat tingkah gadis yang memiliki orang khusus dihidupnya.
Ketebakkan siapa cewek yang ngebuat babang Angelo cuek sama Maria??
Suka nggak ngeliat Angelo sama Bianca dan Maria sama Keno??
Aku harap kalian masih ngikutin cerita ini karna konfliknya bener-bener mulai lebayy....
Budayakan VOMMENT ya dan maaf soal typo-nya guys...
Salam Raifa / Rifa yang bingung ngelanjutin cerita Love Story yang konfliknya nggak sudah-sudah wkwkwkwk....
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You(Complete)
FanfictionApa salah mencintai sahabat sendiri? Sahabat yang selalu memberikan kasih sayang saat semua tak berpihak? Salahkah Maria mencintai Angelo yang selalu berada disisinya? Salahkah ia yang menunggu 3 kata yang mendeskripsikan cinta dari mulut Angelo? Ia...