Happy Reading😉😊
Angelo terdiam saat Bianca meminta putus padanya, mengapa tak ada rasa apa-apa? Apa rasa cintanya pada Bianca telah menghilang? Sementara Bianca yang tak mendapat respon apa-apa tahu bahwa laki-laki nya tengah bingung. "Kenapa? Apa kamu nggak terima?" Angelo kembali terdiam, Bianca tak bercanda soal perasaan.
"Ok, kalo itu mau kamu kita putus." Putus Angelo yang membuat Bianca tersenyum lebar dan memanggil seseorang yang merupakan mantan kekasihnya itu, David. Angelo sendiri tak habis pikir dengan pola pikir kekasihnya itu atau mantan kekasihnya, mungkin?
Bianca memeluk erat lengan David dan segera pergi dari hadapan laki-laki bermata elang itu dengan mesra. Angelo yang melihatnya merasa sama sekali tak dihargai, ia dengan terburu-buru berjalan kesisi lain taman. Tanpa Angelo sadari, seorang laki-laki tengah bersandar dengan tangan menyilang didada.
"Woy." Panggil laki-laki itu dengan lantang yang membuat Angelo menengok dan mendengus secara bersamaan. Itu Keano nicholas, si laki-laki berkulit sawo matang yang memandangnya mengejek. "Apaan sih lo." Keno tertawa dan segera melempar sesuatu, sebuah gelang. Gelang yang belum sempat laki-laki itu berikan pada kekasihnya Maria.
Angelo mengambil gelang tersebut dengan mengernyitkan dahinya sedangkan Keno menepuk jidatnya. "Goblok." Cibir laki-laki itu dan segera menghampiri Angelo yang menatapnya penuh tanda tanya.
"Maksud lo apaan sih?"
Keno mendelik tak suka pada Angelo yang sudah resmi jomblo itu. "Dengerin dulu napa." Ketusnya yang membuat Angelo berdecak namun tak urung diam untuk mendengarkan. "Jadi gini, gue mau kasih gelang ini ke Maria. Maria itu cinta sama lo dan gue tau lo cinta juga sama Maria___"
"Langsung intinya aja napa." Sela Angelo yang membuat Keno mengelus dadanya sabar. "Demi Maria." Batin laki-laki kesal. "Gue mau lo pacaran sama Maria, kalian kan saling cinta dan gue juga mau ngucapin salam perpisahan buat kalian karena sebentar lagi gue bakal nikah dan langsung terbang ke Spanyol__"
"Terus?" Sela Angelo lagi yang membuat Keno ingin sekali menelan laki-laki itu hidup-hidup. "Yang terakhir, gue mau minta maaf sama lo. Gue jadi parasit banget dihubungan kalian, Maria itu cuma sayang sama gue, dia cintanya cuma sama lo." Tunjuk Keno yang membuat hati Angelo seketika menghangat.
Namun lintasan bahwa ia yang selalu menyakiti Maria membuat Angelo murung seketika, Maria tak pantas mendapatkannya. "Gue nggak pantes kali, sering banget gue nyakitin dia." Keno tertawa, entah apa yang lucu dari ucapan Angelo tadi namun yang jelas laki-laki ini benar-benar tertawa bahkan terbahak-bahak.
"Kenapa lo?"
"Sejak kapan Angelo pratama ford padilla pesimis kayak gini?! Cemen lo." Ejek laki-laki berkulit sawo matang itu yang membuat Angelo menoyor kepalanya. "Ok, gue bakal jadiin Maria pacar gue, tapi gue deg-degan. Gue mau moment ini terus diinget Maria apapun yang terjadi."
Keno terkekeh, dalam hal ini Angelo cukup lebay. "Lebay banget sih lo, lo selalu ada disaat dia seneng atau susah juga dia bakal selalu nginget lo. Gimana?" Angelo mengangguk faham tapi ia tak mengerti mengapa Keno merelakan Maria untuknya. "Kenapa? Lo cinta banget sama Maria, harusnya lo tetep berjuang sama dia."
Keno tertawa mendengarnya, ia tak bisa melakukan itu karena kedua orang tuanya yang mati-matian berusaha menjodohkannya dengan Pricilla, itu dapat membuat Angelo dan Maria bersatu walaupun ia benar-benar mencintai gadis cantik nan manis tersebut. "Gue udah dijodohin dan ini waktunya gue bikin Maria bahagia, lo tau? Kebahagiaan dia itu di elo walau lo selalu ngeliat dia ketawa." Keno menjeda kalimatnya dengan helaan napas. "Itu cuma kedok supaya dia nggak keliatan rapuh."
Angelo tertekun, jadi sebenarnya Maria hanya menjadikan Keno pelampiasan? Tapi Angelo tahu bahwa Maria benar-benar mencintainya walau ia sering sekali mengecewakan gadis manis itu. Mengapa pengalaman cintanya sesulit ini? Angelo merasa bersalah karena mengabaikan cinta Maria dan lebih memilih rasa sukanya pada Bianca.
"Lo pesimis lagi? Cemen banget lo, tapi kalo lo nggak sanggup gue bakal coba buat bujuk nyokap bokap gue supaya gue nggak jadi dijodohin dan gue bakal ber___" Angelo mengepalkan tangannya begitu mendengar ucapan yang terdengar seperti ejekan dari Keno. Ia tak boleh pesimis, dulu Maria yang memperjuangkannya sekarang tinggal dia yang berjuang, ya dia harus melakukannya. "Gue bakal nembak dia besok!"
Keno terkekeh begitu mendengar pernyataan yang diucapkan Angelo, Angelo itu sosok yang bertanggung jawab tapi ia terlalu mementingkan ego daripada hatinya. Angelo menatap sinis Keno yang terkekeh tersebut. "Kenapa lo? Nggak usah cengengesan, jelek." Keno memasang wajah masam.
"Sirik aja lo, udah sana. Lo harus jadian sama dia, gue tunggu tanggal mainnya." Ujar Keno sambil menatap garang Angelo yang membuat Angelo menoyor kepala laki-laki berkulit sawo matang itu dengan kesal.
Keno menepuk pelan kepala Angelo sambil tertawa. "Sialan lo." Sementara Angelo justru mendengus kesal. Keno cukup menyebalkan bahkan sangat menurutnya. "Udah, sono lo. Gue pengen ke taman kota dulu." Usir Angelo yang sukses membuat Keno menginjak kakinya dan pergi berlalu begitu saja.
Dengan marah Angelo berteriak. "Songong lo."
***
Maria terkekeh pelan menatap dua pigura yang berisi fotonya dengan Angelo dan fotonya dengan Keno, ia tak tahu harus memilih yang mana tapi kalimat Nila tadi malam sukses membuat ia cukup untuk berpikir keras seperti sekarang.
Nila mengatakan bahwa ia harus tegas, jangan tanya mengapa ia bisa mengobrol dengan Nila karena itu tidak sengaja saat ia mendorong gadis itu.
Tegas? Gue aja udah jujur kalo hati gue cintanya sama Angelo tapi tetep aja dia nggak nyerah, haruskah gue move on?
Maria menggeleng, ia bingung kali ini. Di sisi lain ia benar-benar mencintai Angelo namun di sisi lain ia menyayangi Keno tapi sayangnya kepada Keno hanya sebatas sahabat tak lebih. Ya, orang bilang, cinta datang karena terbiasa tapi ia? Ia yang setiap hari bersama Keno tidak juga mencintai laki-laki itu, mengapa sangat sulit untuk mencintai Keno? Padahal katanya mencintai itu mudah.
Maria pikir, jika setiap hari ia selalu bersama Keno ia bisa mencintai laki-laki berkulit matang itu namun itu sulit, hatinya sudah memilih Angelo dan ia tak dapat berbuat apa-apa.
"Kalo tau dunia percintaan kayak gini, mending gue nggak usah jatuh cinta deh." Gumamnya dengan mengerucutkan bibirnya sembari menatap langit di balkon kamarnya. Tiba-tiba sebuah pelukan menyapanya, ia mengenal tangan ini? Tentu saja, itu tangan Angelo.
"Angelo?!"
Holla, im back😁Gimana? Jadi kagak tuh Angelo nembak Maria? Tunggu aje di chapter selanjutnye☺😄😂
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You(Complete)
FanfictionApa salah mencintai sahabat sendiri? Sahabat yang selalu memberikan kasih sayang saat semua tak berpihak? Salahkah Maria mencintai Angelo yang selalu berada disisinya? Salahkah ia yang menunggu 3 kata yang mendeskripsikan cinta dari mulut Angelo? Ia...