Seorang gadis tengah bergelayut manja dilengan kekasihnya, ia tak peduli dengan tatapan mengintimidasi dari seseorang.Gadis itu adalah Bianca salamatilla kekasih dari Angelo pratama ford padilla.
Seseorang yang dimaksud oleh Bianca adalah Angela, kakak Angelo yang menatapnya dengan tajam walau sama sekali tak dipedulikan olehnya.
"Angelo. Pacar lo centil banget ya? Aduh gue mau periksa bola mata lo deh biar lo sadar." Sindirin Angela membuat Bianca seketika menarik kembali tubuhnya untuk duduk sembari berdehem.
"Angelo. Aku mau minum? Dimana dapurnya?" Tanya Bianca sambil menatap lekat Angelo yang tersenyum tipis padanya.
Angela berdiri sambil berjalan mendahului gadis yang memiliki tinggi hampir sama dengan Angelo.
Angelo menunjuk kearah Angela dengan dagunya. "Ikut sama kak Angela ya?" Mau tak mau, Bianca mengangguk lesuh sambil mengikuti langkah Angela yang mendahuluinya tadi.
Tiba-tiba langkahnya terhenti melihat seorang gadis berambut hitam legam yang tengah mengaduk sebuah teh.
Angela menatap sengit gadis itu hingga membuatnya menunduk, Bianca melihat jelas dimata Angela bahwa Angela sangat membenci gadis itu.
Itu yang ia lihat dari kedua mata Angela yang sangat jelas dimata kepalanya sendiri.
"Nggak punya malu banget lo ya? Untung nyokapnya Maria dan Maria tuh baik, mereka nggak ngebuang lo ketempat sampah.
Kalau gue sih? Lo pasti udah dikubur sekarang." Ucapan menohok yang ditujukan pada gadis itu jelas saja membuat Bianca kaget karena Angela terlihat seperti seseorang yang tidak memiliki hati."Nila tau Nila salah. Tapi apa kak Maria ngasih kesempatan ke-Nila buat bikin dia maafin Nila." Sahut gadis itu sambil menunduk, ia sama sekali tak berani menatap Angela.
Angela tersenyum sinis. "Enak banget buat lo, apa lo sadar siapa yang ngambil kasih sayang nyokap-bokap Maria? Apa lo sadar udah bikin Maria kabur dari rumah? Dan apa lo sadar, lo yang ngebuat Keno koma sampai sekarang?" Bentak Angela yang membuat Bianca terpaksa muncul di tengah-tengah keduanya agar tak terjadi pertengkaran.
"Kak. Sekarang lo ambil minum terus kita ngobrol-ngobrol lagi ya? Gue pobia sama berantem versi cewek." Alasan tak masuk akal namun berhasil membuat Angela berbalik meninggalkan Nila yang telah dibanjiri airmata.
Andai tahu saja bila seorang gadis tengah menyunggingkan sebuah senyum, senyuman kemenangan.
"Gue tahu apa yang harus gue lakuin."
***
Maria menghembuskan nafas melihat pemandangan yang lagi-lagi dapat membuat hatinya mencelos begitu saja.
Ibu dan ayahnya kembali memanjakan Nila dengan memberikan gadis itu sebuah boneka.
Tadinya Maria hanya ingin bertemu ibunya dan ayahnya karena ia merindukan mereka, namun yang ia lihat? Ibu dan ayahnya justru tampak baik-baik saja tanpanya.
Airmata gadis berambut cokelat itu meluncur begitu saja tanpa komanda tapi segera disekanya karena tak ingin dianggap lemah.
Maria pun bertepuk tangan sambil tersenyum sinis, ia tak menyangka padahal baru kemarin ia dan ibunya bertengkar namun sekarang ibunya tak memerdulikannya lagi.
Ia benci gadis itu, gadis itu kembali merebut kasih sayang orang tuanya.
Gadis licik!!Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dengan senyuman untuk menyalurkan kekuatan.
Gadis yang tak pernah ia bayangkan akan berada di sampingnya, kini.
Bianca, gadis itu tersenyum melihat tatapan luka Maria yang ditujukan pada orang tuanya juga Nila.
"Lo tenang ya? Ayo kita ke Taman." Ajaknya pada Maria yang diangguki gadis berambut cokelat itu, andai ini mimpi pasti Maria akan mencubit dirinya sendiri tapi ini bukan mimpi, ini nyata.
"Ayo." Maria mengekori Bianca sambil menunduk lesuh, tubuhnya lemah begitu melihat pemandangan tadi.
Bianca mengajak Maria ke Taman belakang rumah keluarga Bernardo, mereka berdua hanyut dalam sunyi yang menyelimuti.
Yang satu diam karena merasa tak tahu harus berkata apa namun yang satu karena tak memiliki pikiran untuk memecah keheningan ini.
"Ekhem." Dehem Bianca yang membuat Maria mendongak menatapnya.
Senyuman tipis tercetak dibibir gadis berambut cokelat itu, "Kenapa lo bisa di sini? Ini'kan rumah gue?" Tanya Maria dengan mengernyitkan dahinya.
"Gue tadinya mau ngajak lo buat ke Mall tapi gue malah ngeliat lo diem di depan pintu ruang tamu yang gue liat, mata lo kayak memancarkan sebuah luka. Apa masalah lo Maria?" Maria menatap sendu kearah Bianca, penuturan Bianca benar, matanya memancarkan sebuah luka.
"Apa sejelas itu?" Lirihnya, ia tak ingin seseorang mengejeknya karena terlalu cengeng.
Bianca mengelus-elus punggung Maria dengan senyuman manisnya. "Lo harus tegar Ri, walau gue nggak akrab sama lo tapi gue tau kalau lo cewek yang kuat." Maria menatap Bianca dengan senyuman penuh arti.
"Itu yang gue denger dari Angelo kalau lo cewek yang beda." Lanjut Bianca.Maria memeluk Bianca dengan airmata, ia sedih namun apa yang dikatakan Bianca benar bahwa ia harus tegar.
Bila Maria menangis, Bianca justru menyunggingkan senyuman, senyuman miring yang menyeramkan.
Lo tenang aja Ri, gue bakal jadi perantara buat bikin lo jauh dari Nila tapi bukan cuma Nila, karena lo juga bakal jauh dari Angelo. Cowok gue.
Hello guys...Maaf dikit
Tinggalkan jejak and sorry for typo....
Salam manis
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You(Complete)
FanfictionApa salah mencintai sahabat sendiri? Sahabat yang selalu memberikan kasih sayang saat semua tak berpihak? Salahkah Maria mencintai Angelo yang selalu berada disisinya? Salahkah ia yang menunggu 3 kata yang mendeskripsikan cinta dari mulut Angelo? Ia...