Setelah menunggu sekitar tiga hari lamanya. Akhirnya cuaca ekstrem di Korea berangsur kembali normal. Suhu perlahan kembali menghangat meski masih tetap terasa dingin.
Yoongi melajukan mobilnya diatas jalanan yang masih tertutupi salju tipis. Setelah melakukan beberapa kali survei, akhirnya Jihyo berhasil menemukan daerah yang itensitas cuaca ekstremnya lebih rendah. Bahkan daerah itu jarang terkena badai salju. Sebuah desa terpencil yang terletak di salah satu provinsi di Korea Selatan.
Yoongi menoleh pada Jihyo yang tengah memandang hamparan padang rumput yang memutih tertutup salju. Yoongi tersenyum kecil melihat kelakuan Jihyo. Mulut gadis ini menganga, seolah takjub dengan hamparan salju yang ada disisi kanan dan kiri jalan. Sungguh terlihat sangat aneh. Tapi juga sedikit lucu.
Demi mendapatkan inspirasi untuk membuat lagu, Yoongi harus rela pergi ketempat yang bahkan belum pernah dia kunjungi sebelumnya. Demi mendapat rangkaian melody yang berdurasi tak lebih dari 4 menit dia harus melalui kesulitan ini. Tapi tenang saja, dia tidak akan melewatinya seorang diri. Sudah ada gadis bodoh disampingnya yang akan Yoongi ajak untuk menderita bersama. Jahat bukan? Tentu saja. Jihyo lagi-lagi harus menjadi target kekejaman Yoongi. Jihyo terpaksa harus ikut ke desa terpencil itu. Alasannya apalagi kalau tidak tanggung jawab. Sungguh ironi. Jihyo hanya memberikan usul, tapi malah ikut tersiksa.
Setelah mengendarai mobil hampir sekitar 6 jam lamanya. Mereka tiba di sebuah desa kecil. Desa dengan kepadatan penduduk yang sangat rendah. Bahkan jarak antara rumah satu dan juga lainnya saling berjauhan.
Mereka segera mencari sebuah penginapan disana. Mengingat ini desa kecil pasti sangat sulit mencari sebuah penginapan. Apalagi hari sudah mulai gelap. Tapi, sudah 4 penginapan yang mereka kunjungi. Dua diantaranya sudah penuh. Sedangkan dua lainnya hanya tersisa satu kamar saja.
Harapan mereka adalah penginapan terakhir yang terletak di perbatasan jalan. "Kau yakin mereka masih memmpunyai kamar kosong PD-nim?" Tanya Jihyo sambil melihat area disekitar penginapan ini.
"Mana aku tahu, kau tanyakan saja sendiri." Ketus Yoongi. Jihyo mendengus kesal mendengar ucapan sarkas Yoongi. Sungguh menyebalkan. Kalau saja Yoongi bukan bosnya, Jihyo pasti sudah membuang manusia berkulit pucat ini kedalam jurang yang paling dalam. Sehingga dia tidak bisa kembali lagi kedunia.
Yoongi berjalan cepat memasuki penginapan itu. Selang beberapa saat dirinya bertemu dengan sepasang suami istri yang sudah lanjut usia. Yoongi meyakini merekalah pemilik penginapan ini.
"Permisi, apakah disini masih ada penginapan yang kosong? Jika ada kami ingin menyewanya." Yoongi membungkuk sopan. Sementara Jihyo dengan tingkah anehnya hanya meniru apa yang dilakukan Yoongi.
"Apa kalian pasangan suami istri?" Pemilik penginapan menatap kedua manusia yang tengah berdiri didepannya. Matanya memicing melihat dua orang asing yang sepertinya datang dari kota.
"Kami bu..." Belum sempat Jihyo melanjutkan kalimatnya Yoongi sudah membekap mulut Jihyo dengan kedua tangannya.
"Ya, kami sudah menikah nek, kami adalah pengantin baru. Kami datang kesini untuk berbulan madu." Mata Jihyo membulat mendengar bualan Yoongi kepada pemilik penginapan ini. Sungguh ingin rasanya Jihyo membantah tapi dia urungkan karena melihat ancaman dari sudut mata Yoongi.
"Beruntunglah kalau kalian adalah pasangan suami istri. Karena disini hanya tersisa satu kamar, jadi kalian bisa menginap disini. Kamarnya ada di lantai atas dan ini kuncinya.
Dengan sigap Yoongi mengambil kunci kamar itu, membungkuk hormat dan berlalu pergi meninggalkan pemilik penginapan yang menggeleng hran dengan tingkah pasangan ini.
*****
"Kenapa PD-nim berbohong tadi? Kenapa kau tidak jujur saja kalau kita bukanlah suami istri." Tanya Jihyo saat mereka sudah berada di dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Producer (Min Yoongi) - END
Fiksi Penggemar[WARNING :17+] [PRIVATE] Akibat kecerobohannya, Jihyo gadis berusia 21 tahun harus terjebak pada sebuah perusahaan agensi milik keluarga Min Yoongi mantan kekasihnya waktu SMA. Setelah sekian lama, takdir mempertemukan mereka kembali dalam situasi y...