40. Dont Steal My Girl

10.3K 951 141
                                    

Yoongi terlihat mondar mandir sendirian didalam kamarnya. Pikirannya terlihat sangat kalut. Bingung sekaligus takut dengan semua keadaan yang serba aneh ini. Jackson yang tiba-tiba saja muncul serta Jihyo yang bersikap kelewat dekat dengan pemuda itu.

Merasa terancam? Tentu saja!! Dari segi fisik jelas dia kalah telak dengan Jackson, ya walaupun dari segi otak dia memang jauh lebih jenius daripada pemuda itu. Tapi tetap saja membuatnya khawatir jikalau Jihyo akan meninggalkannya dan jatuh hati pada Jackson. Secara, semua wanita di dunia ini pasti akan melihat visual dulu baru setelah itu yang lainnya.

Sial...

Mimpi buruk semalam tiba-tiba saja merasuk kedalam pikirannya. Mempengaruhi akal sehatnya hingga membuat Yoongi merasa sangat frustasi. Mimpi jika Jihyo memutuskannya demi pria lain membuat sebuah bentuk ketakutan tersendiri bagi pemuda berkulit pucat itu.

Bagaimana kalau mimpinya itu benar-benar menjadi nyata? Bagaimana kalau Jihyo benar-benar akan memutuskannya dan pergi bersama pria lain. Dan bagaimana kalau pria itu adalah Jackson sahabat laknatnya?

Oh Tuhan!! Ini tidak bisa dibayangkan.

"Argghh!!" Yoongi berteriak frustasi. Membuat Jihyo yang baru saja selesai mandi mengerutkan keningnya tanda tidak mengerti.

"Kau kenapa PD-nim? Apa kau sakit?" Tanya sang gadis sembari menggosok rambutnya yang masih basah.

Yoongi terdiam sejenak, lalu setelah itu ia tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. "Tidak, aku hanya sedikit pusing."

"Pusing?" Jihyo mendekat. Memegang kening Yoongi, mengecek apakah suhu tubuhnya panas atau tidak.

"Tidak demam. Apa rasanya sakit sekali?"

"Tidak. Aku tidak apa-apa. Kau tidak perlu khawatir." Jawab Yoongi menenangkan. Ia mengambil handuk yang ada ditangan Jihyo lalu membantu sang gadis untuk mengeringkan rambutnya.

"Jihyo, boleh aku bertanya sesuatu padamu?"

Jihyo menggangguk. "Boleh, kau ingin bertanya apa?"

Yoongi mengulum bibirnya. "Hmm, seandainya suatu hari nanti kau bertemu dengan seorang pria yang jauh lebih tampan dariku, apakah kau akan pergi meninggalkanku?"

"Tidak! Aku tidak terlalu suka pria yang terlalu tampan. Kau tahu, itu sangat merepotkan. Mempunyai kekasih tampan itu bagaikan menjaga berlian agar tidak jatuh ketangan pencuri. Sungguh melelahkan. Jadi lebih baik mempunyai kekasih yang visualnya biasa saja. Jadi tak perlu repot-repot untuk menjaganya."

"Lagipula, penampilan luar yang baik, belum tentu mencerminkan hati yang baik juga. Banyak orang yang wajahnya tampan tapi ia mempunyai hati yang jahat." Jawaban bijak Jihyo mampu membuat perasaan Yoongi sedikit melega. Setidaknya ia tahu jika Jihyo tidak memandang seorang dari visualnya saja.

"Tapi, kalau pemuda itu setampan Jin BTS atau Jack, tentu saja aku tidak akan menolak." Jawab Jihyo sembari tertawa. Membuat Yoongi seketika menelan kasar ludahnya.

Sial..

Kenapa dia harus menyebut nama Jackson disaat seperti ini?

"Yak!! Kenapa kau harus menyebut nama Jackson disini? Menurutku dia sama sekali tidak tampan."

"Itu menurutmu, tapi tidak menurutku. Dimataku, dia benar-benar sangat tampan. Kau tahu PD-nim, saat pertama kali bertemu dengannya, aku bahkan sampai mengira jika dia itu malaikat yang turun dari surga." Seketika Yoongi merasa mual mendengar Jihyo begitu memuji si brengsek itu. Aishh.. Jackson benar-benar ancaman berbahaya bagi Yoongi.

"Kalau di bandingkan denganku, siapa yang lebih tampan?" Meski sudah tahu apa jawabannya, dengan bodohnya Yoongi masih menanyakan pertanyaan yang sudah memiliki jawaban mutlak.

The Devil Producer (Min Yoongi) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang