Warning!! Mengandung unsur 17 tahun keatas!!
Baca bagi yang mau baca, dan skip bagi yang ggh mau baca!
Resiko ditanggung penumpang!*****
Dengan malas Jihyo membanting tubuhnya di atas kursi kerjanya. Siku tangannya ia tumpukan diatas meja. Seolah melepas rasa penat karena seharian disibukkan dengan berbagai masalah perusahaan yang harus ia selesaikan. Rasanya begitu pening dan cukup melelahkan. Ternyata, dunia bisnis tidaklah segampang yang ia kira. Tidak segampang teori yang ia pelajari di bangku perkuliahan. Menghadapi dunia kerja benar-benar memerlukan kesabaran yang ekstra. Saling serang antar petinggi direksi menjadi makanan sehari-hari. Dan sebagai pemimpin, Jihyo harus bisa mengatasi hal tersebut.
"Apa ideku tadi cukup buruk Pak Kim? Sehingga para dewan direksi seperti kompak untuk menentangnya?"
Pak Kim tersenyum tipis kemudian berjalan mendekat kearah Jihyo. "Tidak sama sekali nona, sejujurnya keputusan anda yang meminta peninjauan ulang proyek hotel di Pulau Jeju adalah tindakan yang cukup bijak. Mengingat pembangunan hotel itu sudah mangkrak hampir tiga bulan lamanya. Dan saya yakin pasti memang ada yang tidak beres disana."
"Lalu kenapa mereka malah menentangnya? Bukankah kalau itu ide yang bagus harusnya mereka mendukungnya?"
"Saya rasa, tanpa bertanyapun anda sudah bisa menemukan jawabannya. Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api nona."
Jihyo terdiam sejenak. Sepertinya ia mulai mengerti. Kemungkinan ada dari petinggi perusahaan yang mulai bermain curang dalam hal ini. Ah! Sepertinya Jihyo harus lebih berhati-hati mulai sekarang. Mengingat masih ada beberapa orang yang memang secara gamblang menentangnya sebagai pemimpin baru Park Corporation.
Jihyo menghela nafasnya gusar seraya memijit pelan pelipis kepalanya. Perkerjaan ini benar-benar memusingkan dan ia begitu merasa kesulitan. Disaat seperti ini, kehadiran Yoongi benar-benar sangat ia butuhkan. Berharap pemuda itu ada disampingnya dan memberi dukungan pada dirinya.
Tapi rasanya hal itu tidak mungkin terjadi. Sudah seminggu lebih Jihyo tidak bertemu dengan Yoongi. Kesibukan keduanya membuat mereka tidak mempunyai waktu untuk hati mereka. Jihyo yang sibuk dengan perusahaannya dan Yoongi yang juga sibuk dengan agensinya. Jadwal comeback group asuhannya membuat pemuda itu harus bekerja secara ekstra. Memutar otak guna menghasilkan karya yang luar biasa.
Beruntung di sela kesibukan mereka, masih ada waktu barang semenit hanya untuk sekedar saling sapa lewat pesan singkat. Sekedar menanyakan kabar ataupun sekedar mengucapkan kata sayang. Jihyo rasa, itu sudah cukup membuat hatinya menghangat. Setidaknya, mereka berdua masih berusaha berkomunikasi meski waktu seakan berusaha membunuh kebersamaan mereka.
Jihyo tersenyum tipis menatap layar ponselnya. Baru saja Yoongi mengirim pesan ajakan untuk menginap malam ini di studio miliknya. Dengan kata mesra, pemuda itu menyampaikan pesannya agar tersampaikan dengan baik. Rasa rindu yang sudah tak tertahan membuat mereka akan melakukan hal apa saja agar bisa bersama barang beberapa jam.
Jihyo harap tidak ada lagi pengganggu yang akan menggagalkan rencananya hari ini. Termasuk gangguan dari si kakek tua yang akan marah-marah tidak jelas seperti biasa.
Ketukan pintu membuat lamunan Jihyo akan Yoongi buyar seketika. Ia melirik sekilas dan mendapati sekretarisnya masuk di ikuti oleh seorang pria dibelakangnnya.
"Maaf nona! Tuan Lee ingin bertemu anda." Ujar sang sekretaris lalu melangkah pergi meninggalkan keduanya.
Sementara Jihyo hanya memutar bola matanya malas melihat si samsung ini berdiri didepannya dengan tampang manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Producer (Min Yoongi) - END
Fanfic[WARNING :17+] [PRIVATE] Akibat kecerobohannya, Jihyo gadis berusia 21 tahun harus terjebak pada sebuah perusahaan agensi milik keluarga Min Yoongi mantan kekasihnya waktu SMA. Setelah sekian lama, takdir mempertemukan mereka kembali dalam situasi y...