Kacau! Satu kata yang mungkin bisa menggambarkan kehidupan Jihyo saat ini. Baik keadaan fisik, mental maupun keadaan hatinya. Semua terasa sangat rumit dan begitu menyakitkan. Bagi sebagian orang yang melihat dari luar, pasti mereka semua berpikir jika keadaan Jihyo sedang baik-baik saja. Pasalnya Jihyo selalu bersikap ceria didepan semua orang, termasuk didepan awak media. Dia selalu memasang senyum tulus sehingga tak ada yang menyadari jika didalam hati, gadis itu menangis pilu.
Sama seperti hari ini, Jihyo dengan senang hati meratapi kesedihannya seorang diri. Duduk termenung didalam gelap ruang kerjanya. Ditemani oleh setumpuk kertas-kertas tipis yang begitu memusingkan. Tak peduli jika dentang jam sudah menunjukkan waktu malam, tapi tangan mungil itu terus begerak membolak balikkan kertas sialan itu. Meski pada dasarnya ia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya.
Pikirannya selalu melayang akan kejadian tadi siang. Kejadian yang membuatnya sakit dan terlihat bodoh secara bersamaan. Masih jelas tergambar dalam ingatan Jihyo, siang itu dengan bodohnya ia memberanikan diri menemui Yoongi. Menebalkan muka berharap pemuda itu mau sedikit berbelas kasihan untuk memberikannya kesempatan untuk berbicara.
Namun perkiraan Jihyo ternyata meleset total. Sekian jam ia menunggu, tapi ternyata yang ditunggu malah bersikap acuh. Bahkan tak segan meminta security untuk mengusirnya secara paksa. Tapi bukan itu yang membuat Jihyo merasa sedih, melainkan keadaan Yoongi yang tak lagi sendiri sungguh menorehkan luka dalam hatinya. Tidak menyangka jika Yoongi terlihat sudah menggandeng wanita lain yang nampak lebih segala-galanya dari Jihyo.
"Sekarang kita benar-benar sendiri nak. Hanya ada kau dan aku. Apa kau masih sanggup bertahan?"
Dengan linangan air mata, Jihyo kembali mengelus perut ratanya yang mulai terasa ada perubahan. Sedikit lebih membesar namun tidak terlalu kelihatan. Masih bisa ia sembunyikan agar tak ada orang lain yang mengetahuinya.
"Aku tahu ini berat untukmu, bahkan untukku juga. Tapi aku sungguh berharap kau bisa bertahan bersamaku. Mari kita lalui jalan berduri ini bersama. Aku janji akan selalu menjagamu. Bagaimanapun keadaannya."
Jihyo menghela nafas beratnya, kembali mencoba fokus dengan apa yang sedang ia kerjakan. Dengan telaten memeriksa lembar demi pembar laporan perusahaannya. Bisa dibilang, seminggu belakangan ini Jihyo menjadi seorang wanita penggila kerja. Sering lembur dan bahkan jarang menginjakkan kakinya dirumah. Sebagian waktu ia habiskan dalam ruang kerjanya ini. Selain karena alasan pekerjaan, menghindari Jackson adalah alasan lainnya. Mengingat mata tajam itu selalu menaruh curiga padanya setiap kali mereka saling bertemu pandang. Membuat Jihyo yang tak pandai berbohong menjadi sedikit gelagapan untuk menanggapinya.
Entah sejak kapan pemuda itu mulai curiga, yang jelas setiap mereka bertemu, Jackson selalu saja bertanya pertanyaan aneh kepadanya. Yang Jihyo sadari selalu mengarah pada apa yang kini sedang berusaha ia sembunyikan. Jihyo takut jikalau Jackson tahu, semua akan menjadi semakin rumit dan tak bisa ia kendalikan.
Segera Jihyo menggelengkan kepalanya, berusaha menghalau pikiran aneh tentang sepupunya itu. Kembali ia fokuskan pada pekerjaan yang masih menumpuk di meja kerjanya. Namun lagi dan lagi matanya teralihkan pada sebuah amplop cokelat yang tergeletak begitu saja disampingnya. Amplop yang diberikan Daniel tadi siang.
Jihyo mengambil dan segera membuka amplop tersebut. Membaca isinya dengan teliti kemudian kembali menghela nafas lelahnya. Ia rasa percuma saja meminta bantuan pada Daniel. Toh pemuda itu tidak bisa memberikan informasi apapun tentang keburukan yang pernah dibuat oleh Chansung. Hanya ada beberapa kasus kecil yang menurutnya tidak terlalu penting untuk bisa menjatuhkan si brengsek itu.
Entah bagaimana, perusahaan Chansung terlihat tidak pernah terlibat skandal apapun. Mereka nampak sangat bersih dan sangat jauh dari kata buruk. Padahal kalau dilihat dari sifat arogan yang diperlihatkan oleh si brengsek itu, mustahil perusahaannya tidak pernah melakukan kecurangan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Producer (Min Yoongi) - END
Fanfiction[WARNING :17+] [PRIVATE] Akibat kecerobohannya, Jihyo gadis berusia 21 tahun harus terjebak pada sebuah perusahaan agensi milik keluarga Min Yoongi mantan kekasihnya waktu SMA. Setelah sekian lama, takdir mempertemukan mereka kembali dalam situasi y...