"Kau masih marah PD-nim?"
Yoongi melirik sekilas gadis yang tengah memasang aegyo mautnya ini. Jika hari biasa mungkin Yoongi akan luluh, tapi tidak hari ini. Sejak kejadian kemarin Yoongi memang marah pada Jihyo. Pemuda itu bahkan tidak menyapa Jihyo seharian ini.
"Yak!! PD-nim. Berhentilah marah padaku. Aku kan hanya menolakmu, bukan membunuhmu. Kenapa kau begitu membesar-besarkan masalah ini?" Ucap Jihyo kesal.
Mendengar itu Yoongi menoleh kearah Jihyo. Matanya memicing tidak suka mendengar perkataan gadis itu. "Beri aku alasannya! Beri aku alasan yang logis tentang itu." Ucap Yoongi datar.
Jihyo menghembuskan nafasnya kasar. "Sudah kubilang bukan kalau alasannya adalah aku tidak mau kembali lagi denganmu. Apa itu belum cukup logis? Alasan apa lagi yang kau...."
Belum sempat Jihyo menyelesaikan kalimatnya, ponsel yang ada disaku celananya kembali meraung tidak jelas. Jihyo berdecak kesal. Pasalnya daritadi ponsel itu terus berdering menampilkan panggilan yang tidak Jihyo ketahui. Dengan kasar gadis itu akhirnya mengangkat panggilan tersebut.
"Halo, ini dari siapa?"
"Kau melupakanku manis?"
Suara dari sebrang membuat raut wajah Jihyo berubah seketika. Tiba-tiba saja dadanya berdetak kencang dan tangannya sedikit gemetar.
"PD-nim, aku,, aku keluar sebentar untuk menerima telepon." Jihyo berkata pada Yoongi yang sedari tadi menatapnya dengan pandangan sedikit aneh. Pemuda itu menyadari perubahan ekspresi Jihyo. Samar ia mendengar Jihyo mengumpat sebelum dirinya menghilang di balik pintu.
"Brengsek!! Darimana kau tahu nomor ponselku?"
"Weishh.. Santai sayang! Tidak perlu marah seperti itu. Kau tahu bukan, aku sangat pintar. Jadi mudah bagiku jika hanya ingin mendapatkan nomor ponselmu Jihyo."
Jihyo mendesah kasar. "Jadi maumu apa sekarang?"
"Mauku? Mauku tentu saja adalah uang. Kau tidak lupa bukan dengan kesepakatan kita? Nanti malam, beri aku 1 juta won."
"Apa!! Kau gila!! Darimana aku mendapatkan uang sebanyak itu?" Teriak Jihyo tanpa sadar.
"Terserah darimana kau mendapatkannya. Mungkin dengan sedikit mengangkang kau bisa meminta pada pacarmu yang kaya itu. Ingat 1 juta won, atau kau akan berakhir ditanganku."
"Tap...."
Belum sempat Jihyo berbicara sambungan telepon sudah terputus. Gadis itu memijat pelan pangkal hidungnya. Dia sedikit panik, bagaimana cara mendapatkan uang sebanyak itu? Tabungannya bahkan sudah tidak ada sisanya lagi.
"Oh Tuhan! Bagaimana ini? Apa aku meminjam pada PD-nim saja? Ya, itu pilihan terakhir." Jihyo bergumam sendiri. Dia sedikit kebingungan dimana ia harus mencari uang sebanyak itu. Dan jalan satu-satunya adalah dengan meminta bantuan pada Min Yoongi.
Jihyo kembali masuk kedalam ruangan dan duduk didekat Yoongi. Gadis itu memandang Yoongi sekilas. "Hemm.. PD-nim, bolehkah aku meminta sesuatu darimu?" Jihyo berbicara sambil menundukkan kepalanya.
Yoongi menoleh pada gadis yang tengah duduk disampingnya. Ia tidak menjawab tapi matanya mengisyaratkan agar gadis itu berbicara saja. Jihyo yang melihat itu langsung meneguk salivanya dengan susah payah. "Hemm.. Begini, bolehkah aku meminjam uangmu? Tidak banyak kok, hanya 1 juta won saja. Bagaimana? Apa bisa? Kumohon kali ini bantulah aku PD-nim. Please!!" Ucap Jihyo dengan nada yang sengaja dibuat memelas.
Yoongi tersentak dengan permintaan Jihyo. Memang 1 juta won bukanlah hal besar bagi Yoongi, tapi dia sedikit bingung kenapa gadis ini meminta uang sebanyak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Producer (Min Yoongi) - END
Fanfiction[WARNING :17+] [PRIVATE] Akibat kecerobohannya, Jihyo gadis berusia 21 tahun harus terjebak pada sebuah perusahaan agensi milik keluarga Min Yoongi mantan kekasihnya waktu SMA. Setelah sekian lama, takdir mempertemukan mereka kembali dalam situasi y...