59. Bad Choice

6.2K 716 63
                                    

Entah bagaimana, kabar mengenai kandasnya hubungan Jihyo dan juga Yoongi tersiar begitu cepat dikalangan media. Mendadak berita itu muncul hingga menimbulkan banyak spekulasi dari banyak pihak. Berbagai tanggapan mulai saling berbicara tentang penyebab berakhirnya hubungan sepasang kekasih yang selalu terlihat mesra itu. Dan disaat bersamaan, muncul beberapa photo kedekatan Jihyo dengan Chansung. Tidak tahu persis bagaimana itu bisa terjadi, tapi yang jelas semua ini pasti adalah ulah dari si brengsek itu.

Mau tak mau, kabar tidak mengenakkan itu sampai juga ketelinga Jackson dan juga sang kakek. Membuat Jackson yang selama ini sibuk di China bahkan merelakan waktunya untuk terbang ke Korea dan memastikan tentang berita itu. Dia sungguh khawatir, ia merasa memang tidak ada yang beres disini. Pasalnya ia mengenal adiknya itu begitu baik, jelas ia tahu bahwa gadis itu sangat mencintai Yoongi. Jadi tidak mungkin jika Jihyo berkhianat dengan Yoongi dan memilih bersama Chansung yang notabena adalah musuh terbesar Yoongi.

"Katakan apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa bisa ada berita seperti itu? Apa benar kau dan Yoongi sudah putus? Dan apa hubungannya dengan Chansung?" Jackson mencecar Jihyo dengan banyak pertanyaan, memandang Jihyo penuh intimidasi. Mencari pembenaran atas berita simpang siur yang ia dengar lewat media.

Jihyo tertunduk tak berani menjawab, bibirnya masih membisu namun air matanya mengalir tanpa henti. Ia menekuk lututnya hingga menyentuh dagu. Lalu tangannya terulur memeluk tubuh ringkih itu. Dia sungguh kalut, ia tidak tahu harus memulai dari mana untuk menjelaskan semua ini.

"Bicaralah nak, katakan apa yang terjadi." Sang kakek berbicara dengan lembut. Berusaha membuat Jihyo lebih tenang dan mau untuk berbicara. Namun cucunya itu tetap bungkam dan terus saja menangis.

"Hei, tidak apa-apa. Katakanlah yang sejujurnya, jangan takut. Kami tidak akan menyalahkanmu." Jackson menarik tubuh Jihyo kedalam dekapannya, mengelus pelan surai hitam nan lembut itu. Memberi ketenangan agar Jihyo sedikit tidak, mau untuk membuka mulutnya.

"Aku takut."

Akhirnya setelah sekian menit Jihyo membisu, keluar juga kalimat yang membuat Jackson maupun kakeknya mengkerutkan alis tak mengerti.

"Kau takut? Kenapa? Apa ada yang menyakitimu? Ku mohon katakan Jihyo, katakan apa yang terjadi. Setidaknya biarkan kami tahu hingga kami bisa memberi solusi apa yang harus kau lakukan."

Mendengar dukungan yang diucapkan Jackson, membuat keberanian Jihyo untuk berbicara bangkit kembali. Akhirnya, dengan berlinang air mata dan tubuh yang bergetar ketakutan, Jihyo menceritakan semuanya. Tentang ancaman Chansung yang berakhir sebuah bencana hingga membuat putusnya hubungannya dengan Yoongi. Jihyo menceritakannya sejelas mungkin, agar kedua orang yang ada dihadapannya ini mengerti jika saat ini ia memang berada pada posisi yang sangat sulit.

"Brengsek!!" Jackson mengumpat kesal. Ingin rasanya ia membunuh si brengsek itu sekarang juga. Bisa-bisanya ia mengancam dengan cara murahan seperti itu. Terlihat sangat menjijikan dimatanya. "Ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus membalasnya, kita harus buat dia menyesal karena telah berani mengusik ketenangan keluarga Park."

Jackson menoleh kearah kakeknya yang masih terdiam. "Kakek, ku mohon lakukanlah sesuatu. Tolong buat agar si brengsek itu tahu dengan siapa sebenarnya dia berhadapan."

Sang kakek tak bergeming. Sedari tadi ia hanya terdiam membisu, namun tangannya terkepal hebat. Ia sebenarnya cukup terkejut dengan keadaan ini. Ia tidak menyangka jika cucunya akan mendapat masalah pelik yang justru melibatkan dirinya. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia sendiri juga sebenarnya bingung, sama seperti yang dialami Jihyo. Ancaman Chansung tidaklah bisa ia anggap remeh, karena ini menyangkut tentang keberlangsungan perusahaan yang telah ia bangun dengan susah payah. Membalas Chansung bukanlah ide yang baik. Karena sama saja akan menjatuhkan pihaknya juga.

The Devil Producer (Min Yoongi) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang