"Jadi kau adalah sepupuku?"
Hampir setiap detik Jihyo selalu bertanya pertanyaan yang sama, membuat Jackson yang sedang berkonsentrasi bermain catur dengan kakeknya sedikit terganggu karena ulah mulut cerewet sepupunya itu.
"Ish.. Kau ini cerewet sekali."
"Aku kan hanya bertanya, tinggal kau jawab saja, apa susahnya!" Ujar Jihyo yang di balas dengan sebuah decakan sebal dari sang pemuda.
Pasalnya sudah berulang kali Jackson menjelaskan kalau dia adalah anak dari saudari ayah Jihyo yang menikah dengan pengusaha asal Cina, tapi sang gadis nampaknya belum menerima itu secara akal sehatnya. Atau mungkin itu terjadi karena kepalanya yang terluka, sampai membuat kecepatan pikirannya menjadi lebih lambat?
"Bukankah aku sudah menjelaskannya berulang kali? Apa yang membuatmu terlihat begitu ragu?"
Jihyo menggeleng. "Tidak, hanya saja aku masih tidak menyangka jika aku mempunyai sepupu tampan sepertimu."
Jelas saja perkataan Jihyo membuat Jackson terkekeh. Dia memang sering mendapat pujian akan ketampanannya, tapi jika yang mengucapkan ini adalah keluarganya sendiri, ia merasa sedikit lebih bangga.
"Tentu saja aku tampan. Gen dari keluarga Park memang sangat bagus." Jawab sang pemuda dengan bangga.
Jihyo ikut tertawa. "Lalu bagaimana kau bisa menemukanku waktu aku diculik oleh orang jahat itu?"
"Saat kakek memberitahuku jika dia sudah menemukan sepupu perempuanku yang hilang, aku langsung terbang dari Cina menuju Korea. Tapi siapa sangka, saat tiba disini aku malah mendapati kabar jika kau diculik. Uh.. Sungguh ironi."
Jihyo mengangguk. "Berarti jika kakek sudah mempunyai Jackson, kenapa kau masih mencariku untuk menjadi pewarismu kek?" Tanya Jihyo yang sukses membuat kakeknya mengkerutkan alisnya.
"Memangnya salah jika aku mencari cucu kandungku sendiri? Kau pikir aku mencarimu hanya semata-mata karena warisanku saja?"
Jihyo menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. "Lalu kalau bukan itu, apa alasanmu kakek bau tanahku?"
"Tentu saja karena aku menolak mengurus warisannya. Maka dari itu dia mencari keberadaanmu. Mungkin jika aku menerimanya, kau tidak akan berada ditempat ini sekarang." Jawab Jackson yang langsung mendapat pukulan telak dari tangan kakeknya.
"Kau tahu Jihyo, awalnya kakek memang ingin memberi warisan ini padaku. Tapi, karena aku lebih memilih menjadi seorang dokter daripada pengusaha, maka dari itulah ia mati-matian mencari keberadaanmu." Lanjut sang pemuda tanpa memperdulikan delikan mata kakek laknatnya.
"Dasar bocah tengik. Bisakah kau menjaga sedikit saja rahasiaku? Jangan kau bongkar semuanya." Keluh sang kakek hingga membuat kedua cucu laknatnya tertawa terpingkal-pingkal.
"Tapi kek, kalau boleh aku memberi saran padamu. Lebih baik kau nikahkan saja kami berdua. Jadi kekayaanmu tidak akan perpindah ketangan siapapun. Bagaimana usulku bagus bukan?"
"Lagipula setelah bertemu dengan Jihyo, kurasa aku benar-benar tertarik dengannya sebagai seorang pria. Jadi apa kau mau menikahkan kami berdua?" Jackson mengedipkan satu matanya kearah Jihyo dan bibalas kekehan oleh gadis itu.
"Dasar sinting!! Kau pikir aku sudah gila jika mau mengikuti kemauan nyelenehmu itu?" Sang kakek mendadak merasa perutnya mual mendengar khayalan sang cucu. "Bisa-bisa darah tinggiku akan kambuh tiap hari jika sampai kalian ku nikahkan. Aku mungkin akan langsung mati bahkan sebelum pernikahan kalian menginjak satu hari."
"Mengurus bocah tengik satu ini saja sudah membuat aku hampir gila. Apalagi kalau ditambah denganmu!"
Kembali Jackson tertawa kencang mendengar ucapan pak tua itu. Menjaili kakeknya memang sudah menjadi hal wajib yang harus ia lakukan jika sedang berkunjung ke Korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Producer (Min Yoongi) - END
Fanfiction[WARNING :17+] [PRIVATE] Akibat kecerobohannya, Jihyo gadis berusia 21 tahun harus terjebak pada sebuah perusahaan agensi milik keluarga Min Yoongi mantan kekasihnya waktu SMA. Setelah sekian lama, takdir mempertemukan mereka kembali dalam situasi y...