9. Type of Kisses

14.7K 1.1K 88
                                    

"Aw!! Shit!!"

Jihyo meringis pelan saat punggung tangannya tanpa sengaja terkena uap panas dari mesin kopi. Dia meniup-niupnya perlahan, mencoba meringankan rasa terbakar yang menjalari kulit tangannya. Betapa sialnya Jihyo hari ini. Sekarang kulit tangannya sudah melepuh. Tapi meskipun begitu, gadis itu tetap harus melanjutkan membuat kopi untuk rekan kerjanya.

"Jihyo, setelah kau selesai membuat kopi, tolong kau bawa barang-barang ini kelantai atas. Pastikan kau membawanya dengan benar, jangan sampai rusak." Jihyo menoleh pada rekan kerjanya yang terlihat membawa tumpukan kardus ditangannya.

"Baiklah. Setelah ini aku akan membawanya. Kau taruh saja disana. Tapi ngomong-ngomong isinya apa?" Tanya Jihyo penasaran.

"Ini barang yang akan dipergunakan Twice untuk keperluan panggungnya. Jadi nanti berikan ini pada staff yang bertanggung jawab mengurus Twice. Kau mengerti?"

Jihyo mengacungkan jempolnya. Meskipun sulit tapi Jihyo harus bisa bekerja dengan baik. Dia sudah berjanji pada Yoongi akan menuruti semua perintahnya, dan itu artinya Jihyo juga harus mematuhi perintah staff yang lainnya. Mulai sekarang dia bertekad untuk tidak mengeluh. Dia harus bekerja dengan baik agar dirinya tidak dipecat.

"Oh ya, aku lupa memberitahumu kalau lift sedang dalam perbaikan. Jadi kau harus membawanya lewat tangga kali ini." Kata staff itu sambil tertawa.

Mata Jihyo membulat saat mengetahui jika dia harus membawa barang-barang yang banyak itu melewati tangga.

Oh Shit!!!

Jihyo berjalan pelan menapaki satu demi satu tangga didepannya. Dia berjalan dengan membawa tumpukan kardus yang sampai menutupi wajahnya. Kardus-kardus ini sangat berat, entah apa isinya Jihyo tidak tahu. Yang jelas saat ini dia ingin cepat sampai di lantai empat gedung ini. Tangannya sudah kram. Belum lagi perih yang dirasakan pada luka bakarnya.

Jihyo terus berjalan hingga tanpa sadar dia menabrak seseorang. Rupanya itu Yoongi. Pemuda itu menatap Jihyo yang terlihat kewalahan membawa tumpukan kardus itu.

"Untuk apa kau membawa barang seperti ini? Bukankah sudah ada bagian yang mengerjakannya?"

"Yak!! Apakah kau lupa ini semua juga gara-gara kau." Teriak Jihyo dari balik kardus yang menutupi wajahnya.

Yoongi mengerutkan alisnya. "Apa maksudmu? Aku tidak pernah menyuruhmu melakukan ini." Yoongi menatap heran gadis didepannya.

"Cih.. Apa kau lupa PD-nim. Dulu kau pernah mengatakan bahwa semua orang bisa bebas menyuruhku apa saja. Ya, sekarang kau lihat sendiri. Aku mengerjakan apa saja yang mereka perintahkan." Ketus Jihyo.

"Benarkah?" Mata Yoongi membulat. Dia tak menyangka perkataannya itu membuat Jihyo harus bekerja seperti ini. Pantas saja gadis itu selalu tampak sibuk dilantai bawah. Yoongi benar-benar tidak pernah menyadari ini sebelumnya. Padahal dia memperkerjakan Jihyo disini hanya untuk menjadi asistennya saja.

"Ya benar. Bisakah sekarang kau minggir dan berikan aku jalan. Tanganku sudah tidak kuat menahan benda berat ini." Jihyo segera berlalu dari hadapan Yoongi. Masih dengan kaki yang meraba-raba tangga, Jihyo berjalan perlahan. Saat ingin menapaki tangga terakhir kakinya terpeleset hingga membuat barang yang dia bawa jatuh semua.

"WAW....!!!" Jihyo meringis saat kepalanya terbentur pada pagar tangga.

Yoongi menoleh keatas dan melihat Jihyo terjatuh dengan keadaan yang sedikit memprihatinkan. Dia kembali naik dan membantu gadis itu.

"Kau ceroboh sekali." Yoongi membantu Jihyo berdiri dan segera mengambil Kardus-kardus yang berserakan itu.

"Bagaimana ini PD-nim? Kardusnya terjatuh. Jangan-jangan isinya juga rusak? Oh Tuhan.. Tamatlah riwayatku hari ini."

The Devil Producer (Min Yoongi) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang