"Min Yoongi, mari kita putus."
Yoongi terpaku saat mendengar kalimat itu terlontar dari bibir gadis yang sangat ia sayangi. Matanya menatap lurus tak berkedip, seakan tak percaya jika hal itu bisa terucap dari mulut gadis bermarga Park ini.
"Jihyo, kau bercanda bukan? Kenapa tiba-tiba mengatakan hal itu? Kenapa kau tiba-tiba meminta supaya kita putus? Katakan apa alasanmu Jihyo? Apa aku berbuat salah padamu?"
Jihyo meletakkan steak knife dan fork yang ada genggaman tangannya seraya menegak cairan berwarna merah pekat yang tersaji digelasnya. Sang gadis tersenyum tipis. "Tidak ada, aku hanya sudah bosan denganmu."
Rahang Yoongi mengeras, tangannya terkepal hebat tatkala ia mendengar alasan bodoh yang keluar dari mulut gadis itu. "Bosan katamu? Alasan macam apa itu?"
"Memang kenyataannya seperti itu, aku sudah jenuh dengan hubungan kita yang seperti roller coaster ini. Aku jenuh dengan semua prilaku burukmu padaku. Aku lelah. Maka dari itu aku memutuskan untuk mengakhiri ini saja."
"Cihh... Apa katamu tadi? Jenuh?" Yoongi mendengus. "Jadi kau jenuh dengan semua sikapku padamu? Sikap yang mana yang membuat kau jenuh ah? Selama ini aku selalu baik kepadamu, aku tidak pernah menyakitimu. Jadi sikap buruk mana yang kau maksud Jihyo?"
"Sikap tidak percayamu itu yang selalu menyakitiku Min Yoongi. Apa kau tidak ingat beberapa kali kau hampir saja membunuhku karena sikap tidak percayamu itu? Jadi apa kau pikir aku masih ingin menjalin hubungan dengan orang yang memiliki sifat seperti itu?"
Yoongi terdiam, ia tidak mampu menjawab. Karena pada kenyataannya, semua yang dikatakan Jihyo adalah benar. Ya, dia memang menyadari jika sikap tidak percayanya selama ini selalu menyakiti gadis itu.
"Maafkan aku." Pemuda itu menunduk, tidak bisa mengeluarkan kalimat lain selain dua kata itu.
"Tapi, tidakkah kau mau memberi aku kesempatan kedua Jihyo? Aku janji, mulai sekarang aku akan lebih percaya padamu. Aku tidak akan bersikap seperti dulu lagi, ku mohon. Bisakah kau mengabulkannya?"
Jihyo menggeleng. "Maaf, tapi aku tidak bisa. Hatiku sudah terlanjur sakit Yoongi, selain karena sikap tidak percayamu itu, aku juga sakit hati karena sikap playboy mu itu."
"Kau pikir, aku tidak tahu jika selama ini kau menjalin hubungan dengan Suran dibelakangku? Kau pikir aku tidak tahu jika kalian sering berpelukan dan bahkan berciuman saat aku tidak ada bersama kalian?"
Mata Yoongi membulat mendengar tuduhan tidak berdasar itu. "Tidak Jihyo, itu tidak benar sama sekali. Aku tidak pernah berselingkuh darimu. Aku akui jika kami pernah berciuman, tapi aku tidak pernah sekalipun berniat untuk menjalin hubungan dengannya. Aku tidak menyukainya lagi Jihyo, yang sekarang ada dihatiku cuma kau seorang. Aku hanya mencintaimu."
"Bohong!!" Jihyo berteriak sembari menggeprak meja makan itu. "Kau berbohong Min Yoongi, kau sama sekali tidak pernah mencintaiku. Yang kau tahu hanya mempermainkanku dan menyakitiku saja. Jadi lebih baik kita akhiri saja sampai disini." Jihyo bangkit dari duduknya, ia beranjak pergi menjauh dari Yoongi tapi pemuda itu dengan sigap menahan pergelangan tangannya.
"Tidak!! Aku tidak mau kita berakhir. Aku masih ingin bersamamu. Ku mohon Jihyo, maafkan aku. Aku janji tidak akan mengulangi sikap burukku, tapi ku mohon jangan tinggalkan aku."
Perlahan Jihyo menepis tangan Yoongi. Ia menggeleng lalu tersenyum tipis. "Maafkan aku Min Yoongi, tapi sepertinya penyesalanmu itu datang sedikit lebih lambat. Aku sudah tidak ingin bersamamu lagi."
"Selamat tinggal Min Yoongi."
"Tidak tidak tidak. Aku tidak mau, aku tidak ingin kita berpisah. Kumohon jangan seperti ini Jihyo, aku tidak ingin kita berakhir." Yoongi memohon, berharap sang gadis mau merubah keputusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Producer (Min Yoongi) - END
Fanfiction[WARNING :17+] [PRIVATE] Akibat kecerobohannya, Jihyo gadis berusia 21 tahun harus terjebak pada sebuah perusahaan agensi milik keluarga Min Yoongi mantan kekasihnya waktu SMA. Setelah sekian lama, takdir mempertemukan mereka kembali dalam situasi y...