68. Wake Up, Please!

9.4K 978 181
                                    

Song: Davichi - Its Okay, that love (Play media)

Jackson memandang kosong hasil CT-Scan itu, dahinya mengkerut membentuk lekukan lurus beraturan. Bingung antara senang ataupun ragu dengan hasil test kesehatan adiknya itu. Banyak tanya yang terurai dalam pikirannya, banyak dugaan yang bermain dalam logikanya. Terlalu mustahil untuk diterima, terlalu naif untuk diabaikan. Rasanya kejadian ini benar-benar membuat otaknya berputar mencari jawaban pasti.

Bagaimana ini bisa terjadi?

Bagaimana seorang yang sudah di vonis mengalami brain death dua tahun yang lalu tiba-tiba saja otaknya menunjukkan kinerja lagi. Meski belum sepenuhnya pulih, tapi dari hasil yang telah didapat menunjukkan jika keadaan Jihyo secara perlahan berangsur kembali ke titik normal. Secara medis mungkin hal ini akan sulit dijelaskan, tapi dengan pikiran batinnya Jackson percaya jika ada kuasa lain yang menghendaki semua takdir ini terjadi. Ada kuasa yang tak bisa ia bantah kehendaknya. Kuasa Tuhan yang seakan memberinya kesempatan kedua untuk membahagiakan adiknya sekali lagi.

"Kurasa Jihyo memang tidak ingin meninggalkan mereka Jack," Lee berujar menyadarkan Jackson dari keterpakuannya. Sedikit melirik pria berkacamata itu dengan tatapan datar tak bermaksud. Menyadari jika mungkin saja alasan itu benar adanya.

"Mungkin saja," jawabnya seraya terus memperhatikan hasil CT-scan yang terpampang pada layar komputernya. Menelisik kembali jika hasil test itu tidaklah salah. Jihyo-nya kembali, adik yang sangat ia sayangi telah kembali. Disaat ia berusaha sekuat mungkin untuk melepasnya, adiknya justru tengah berjuang untuk kembali. Menuju sebuah titik dimana ia bisa kembali berkumpul dengan orang yang paling ia cintai.

"Kau tahu jack, tentang kisah adikmu dan juga Yoongi, aku berpikir jika Tuhan telah mempunyai rencana lain untuk mereka berdua. Selain karena Yoonji, aku yakin Tuhan mempertemukan mereka kembali hanya dengan satu alasan. Ia ingin memberi kesempatan pada Yoongi untuk memperbaiki semuanya. Memperbaiki apa yang menjadi kesalahannya dimasa lalu. Memperbaiki apa yang menjadi kekeliruannya dulu. Mungkin itu juga yang menjadi alasan Jihyo bisa bertahan sampai sejauh ini."

"Yoongi dan adikmu mempunyai ikatan batin yang kuat. Mereka mungkin sempat terpisah untuk beberapa waktu, tapi aku yakin jika mereka mempunyai ikatan yang membuat mereka bisa tetap bersama dalam waktu yang lama."

Jackson mengangguk pelan tanda setuju, masih dengan tatapan datar yang tertuju ada layar komputernya. Terasa sulit dipahami, tapi dia tak sepatutnya menyesali semua ini. Ada rasa syukur yang ia ucapkan dalam setiap hembusan nafasnya. Rasa lega dimana ia memiliki kesempatan untuk mengembalikan kebahagiaan keluarganya yang sempat menghilang.

"Aku sangat berharap jika kali ini ia benar-benar kembali, benar-benar kembali dan tak akan pergi lagi."

*****

"Ayah!"

Yoonji berteriak kencang, berlari menuju sang ayah yang duduk terdiam disudut lorong rumah sakit. Kaki mungilnya melangkah cepat dengan senyum mengembang yang tercipta dari bibir manisnya.

"Ayah ayo cepat ikut aku, cepat ayah!"

Yoonji menarik kuat tangan pucat Yoongi, memaksa pria pucat itu untuk mengikuti dirinya. Jelas hal itu membuat Yoongi kebingungan, entah apa yang terjadi hingga membuat puteri kecilnya begitu bersemangat hari ini.

"Mau kemana sayang? Ayah baru saja mau..."

"Ibu ayah! Ibu bangun! Ibu tadi masih membuka matanya."

Perkataan Yoonji seketika membuat Yoongi membeku, mendengar kalimat bahwa Jihyo akhirnya bangun benar-benar membuat perasaannya berdebar. Hatinya berdenyut tak karauan. Matanya bahkan berubah mengembung dengan genangan air yang hampir jatuh membasahi pipinya. Dengan langkah cepat Yoongi berlari menuju kamar Jihyo, tak lupa untuk membawa Yoonji terlebih dahulu kedalam gendongannya. Dalam hati ia berdoa, semoga kali ini ia tidak terlambat lagi. Semoga kali ini Tuhan mengijinkannya melihat Jihyo membuka matanya.

The Devil Producer (Min Yoongi) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang