• Elbiee #2 •

17.3K 794 76
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***



Dan hari ini adalah hari pertama Biee memulai tantangan dari Bella, Sebenarnya ia bingung bagaimana caranya agar ia bisa foto bareng dengan cowok itu, Biee harus memutar otaknya saat ini agar segera berpikir bagaimana caranya
ia terus saja mondar-mandir kesana kemari untuk mencari ide.

"Agrhhhhh," gerutu Biee frustasi. Memikirkan si batu es, batu nisan, batu kali berjalan itu.

"Kenapa lo, pagi-pagi muka udah kusut gitu," Biee menoleh dan menatap Hilda yang berdiri sambil berkecak pingang. "Mikirin apaan lo."

"Mikirin bagaimana caranya agar bisa selfie bareng sama si batu es, batu nisan, batu kali berjalan itu," Hilda mengerutkan keningnya menatap kearah Biee.

"Maksud lo siapa?" Tanya Hilda penasaran.

"Itu loh El."

Hilda tertawa mendengar ucapan sahabatnya itu yang benar saja sahabatnya sudah memberikan nama khusus untuk El, Hilda hanya menggelengkan kepalanya mengingat sifat ajaib sahabatnya itu, "Lo udah punya rencana apa buat bisa foto bareng sama dia?"

"Gue nggak tau," ucapnya dengan nada lesu.

"Lo bisa bantuin gue nggak Hil?" Tanya Biee dengan tersenyum manis tapi terkesan picik menatap kearah Hilda.

Hilda hanya berdecih melihat muka polos sahabatnya, Biee selalu seperti itu saat meminta pertolongannya berharap ia akan luluh dan menolongnya, "Nggak ada lo harus usaha sendiri dulu! Inget waktu lo cuma lima hari Biee."

Tiba-tiba bu Dewi datang semua murid mulai berhamburan untuk duduk ditempat mereka masing-masing dan semuanya mulai mengeluarkan alat tulis mereka. Tetapi tidak dengan Biee, gadis itu tengah berpikir sambil memejamkan kedua matanya dan duduk dikursi yang disediakan
khusus untuk para guru di depan sana. Tidak lama kemudian Biee tersenyum kedua matanya perlahan terbuka ia sudah mempunyai rencana untuk bisa foto bareng dengan cowok itu.

"Aaaaaa.." teriak Biee kaget saat membuka kedua matanya ia dihadapkan dengan wajah bu Dewi dengan jarak yang sangat dekat reflek tangannya menempelkan sticky note di kening bu Dewi sungguh mengerikan.

Dan sekarang bu Dewi terlihat lebih mengerikan lagi, Biee meringis dan menundukan kepalanya ia sudah tahu kesalahannya kali ini.

"Mohon maaf bu tadi saya kaget," ucap Biee takut-takut sambil melepas sticky note yang ia tempel secara tidak sengaja, tidak lupa juga Biee mengusap-usap kening bu Dewi dengan lembut.

"Kumpulkan daun kering yang berjatuhan dipinggir lapangan jumlahnya harus seratus tidak boleh kurang atau lebih dan tidak boleh rusak atau lecet sedikitpun!"

Setelah mendengar perintah Biee langsung berlari keluar kelas sambil memegang dadanya yang sedang mengalami spot jantung saat ini. Keadaan sudah aman Biee berhenti berlari ia mengatur napasnya yang tersenggal-senggal ia melihat sekitar lapangan yang terlihat ramai ternyata
kakak kelasnya sedang ada pelajaran olahraga.

Sekarang bagaimana Biee mengumpulkan daun kering yang bu Dewi minta keadaan lapangan tampak bersih tidak ada sampah maupun daun yang berjatuhan, sudah pasti mang Keling yang sudah membersihkan dan membuangnya.

Terpaksa Biee harus pergi ke belakang taman yang berada di ujung sana, dengan langkah dipaksakan dan hatinya yang terasa berat.

Biee sudah menenteng plastik berwarna hitam bakal menjadi wadah untuk daun-daun tadi,
kedua tangannya juga sudah memakai sarung tangan plastik yang ia minta di kantin tadi.

Sedari tadi ia mengelilingi area taman dan mengumpulkan daun kering yang berjatuhan,
tidak lupa juga Biee melihat-lihat isi tong sampah yang memang di khususkan untuk daun saja.

Biee terlihat bingung saat ini.

"Tadi daun keberapa ya ini, aduhh pake lupa segala," gerutu Biee frustasi, terlihat saat ini Biee sudah seperti gembel duduk dirumput dan di depannya berdiri sebuah tong sampah.

Saat Biee mengalihkan tatapannya ia melihat seseorang yang ia cari sedang berada di ujung sana, tanpa berpikir lagi ia langsung berlari menghampiri cowok itu yang sudah menjauh dari tempat semula.

"Hei, tunggu!" Teriak Biee sambil berlari mengejar targetnya.

"lo budeg ya!" Ucap Biee mendekat sambil menarik napasnya dalam-dalam. "Cape tau berasa lagi ngejar-ngejar duit yang terbang kebawa angin, jalan lo cepet banget apalagi lo terbang kali, tapi untungnya lo nggak bisa terbang jadi gue bisa ngejar lo,"

El menatap gadis di hadapannya dengan bertanya-tanya, dan mengerutkan keningnya saat melihat penampilan seorang gadis yang sedang menghadangnya saat ini, terkesan berantakan dan apa itu kedua tangannya memakai plastik yang sering pembantunya bawa saat pulang berbelanja dengan warna yang berbeda dan tangan kanannya juga menenteng sebuah kantung plastik berwarna hitam yang dapat ia lihat berisi daun kering.

"Bentar-bentar," Biee mengambil ponsel dari saku bajunya, ia langsung menaruh kantung plastik yang berisi daun tadi.

"Kita foto bareng oke," Biee sudah menghidupkan kamera dari ponselnya dan ia sudah mengarahkan dengan posisi yang pas, baru saja terdengar bunyi klik satu kali, detik itu juga ponsel yang ada di tangannya jatuh ke tanah dengan mengenaskan, karena El menepis tangan Biee sehingga ponselnya pun terjatuh begitu saja.

Biee menatap nanar ponselnya yang terjatuh begitu saja, lantas ia mendengus kesal dan marah kearah cowok itu.

"AWAS LO YA!! DASAR BATU ES, BATU NISAN, BATU KALI BERJALAN!!" Teriak Biee menatap pungung El yang sudah mulai menjauh darinya.

"GUE PASTI BISA FOTO SAMA LO!!"

"INGET ITU GUE PASTI BISA FOTO BARENG SAMA LO!"

"PASTI!!!"

"ITU PASTI!!"

"LO TUNGGU AJA!!"

El tersenyum puas ia memakai earphone kembali untuk menulikan pendengarannya, agar tidak mendengar sumpah serapah dari gadis aneh yang ia temui saat ini ia terus saja melangkahkan kakinya meninggalkan gadis itu yang menurutnya tidak jelas.

TBC

Harap tinggalkan jejak disetiap partnya!^^

Salam,

Sanders13

Elbiee : Prince Stone✔ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang