• Elbiee #23 •

11.3K 499 6
                                    

Haii aku kembali lagi..
Yukk VOTE dulu sebelum baca😘 tekan bintang yang berada
di bawah ga berat kok kaya rindu.
Ayo dong Ramein kasih vote dan komen biar aku tambah semangat buat terusin cerita ini suka sedih deh liat yang vote tiap partnya dikit banget🙁 tapi yang baca banyak hei silent readers! Tinggalkan lah jejakmu😂
Jika kalian suka cerita ini tinggalkanlah vote atau komen.

Happy Reading

Liburan tahun ini Biee tidak pergi kemana-kemana ia hanya di rumah. Sesekali Biee pergi dengan Hilda karena Bunda-Mom sibuk di toko kue miliknya yang sedang ramai, biasanya ia dan Bunda-Mom pergi kepuncak atau luar kota tetapi ini tidak sungguh membosankan liburan tahun ini.

Saat ini Biee sedang tiduran di kamar. ia baru saja menyelesaikan menyiram tanaman di halaman depan, kegiatan yang Biee lakukan selama liburan sekolah. Suara dering ponsel berbunyi Biee langsung melihat ia mengerutkan keningnya saat satu pesan masuk dari nomor yang tidak Biee kenal.

"Siapa ya" gumam Biee sambil melihat layar ponselnya.

Nanti malam jam 7 gue jemput lo

Nggak terima penolakan!

Biee mulai mengetik pesan, untuk membalas pesan tersebut. Setelah selesai, Biee menunggu balasan dari nomer yang tidak ia kenal yang membuatnya penasaran. Beberapa menit yang lalu sudah berlalu, Bie melihat lagi ponselnya tidak ada tanda-tanda pesan masuk Biee mulai mengantuk ia memejamkan kedua matanya dan napasnya mulai teratur.

"Sayang bangun" ucap Oliv lembut mencoba membangunkan Biee.

"Hmm" gumam Biee.

"Kamu ganti baju ya"

"Emang mau kemana Bunda-Mom"

"Udah nurut aja"

Biee segera menuruti perintah Bunda-Mom. tidak butuh waktu lama bagi Biee untuk merias dirinya, Biee hanya memoleskan bedak dan lip-tint tidak perlu berdandan lama-lama karena Biee tidak menyukainya.

Baru saja Biee menginjak tangga terakhir tiba-tiba ia berhenti mendadak. Matanya menatap seseorang yang sedang duduk di sofa ruang tamu wajahnya sibuk menatap layar ponsel, Biee menelan salivanya.

"Udah siap Biee" ucap Oliv dari arah kamar.

Mata mereka saling tatap, Biee dengan tatapan tidak sukanya sedangkan El dengan tatapan santai sambil tersenyum miring.

"Kita pergi dulu ya tante" ucap El.

"Wait!! Maksud lo apa ngomong gitu"

"Yasudah hati-hati ya"

"Nggak! Apa-apaan ini Bunda-Mom kita jadi pergi kan"

"Siapa yang mau pergi sama Bunda? Bunda mau ke toko kue lagi sayang"

"Ng-" baru saja Biee ingin protes Oliv langsung memotong ucapan Biee.

"Dahh.. El jangain anak kesayangan tante ya"

Setelah mengucapkan itu Oliv langsung pergi begitu saja menggunakan mobil miliknya, meninggalkan Biee yang saat ini tengah cemberut.

"Mau kemana" tanya El karena melihat Biee yang sudah membalikan badannya.

"Masuk lah!"

"Nggak boleh"

"Apa-apaan sih lo gue mau masuk kedalem"

"Lo harus ikut"

"Ikut kemana?! Nggak ajak aja tuh Si Wati gue mau tidur"

"Ikut nggak"

"Bodo amat gue nggak mau!"

"Nggak terima penolakan"

"Bodo gue nggak denger"

Ketika Biee ingin melangkahkan kakinya, El langsung saja menarik tangan gadis itu menggenggam erat sambil berjalan mendekati motor sport miliknya. Mendapat tatapan seperti itu Biee buru-buru naik.

Sepanjang perjalanan Biee hanya cemberut. Nasib sial baginya saat ini, sedangkan El sesekali menatap kearah spion melihat gadis yang berada di belakangnya yang terus saja menampilkan wajah kesal.

Motor yang dikendarai oleh El akhirnya berhenti di tempat tujuan. Biee menyeritkan dahinya saat melihat rumah megah dan mewah di hadapannya saat ini, rumah siapakah ini? Biee menggelengkan kepalanya tidak mungkin kan El mengajaknya bertamu kerumah orang tuanya.

"Pantesan lama ternyata sang ratu shark di bawa" ucap Alvan sambil membawa nampan yang berisi daging yang siap di panggang.

Biee langsung menatap Alvan dengan tatapan sinis.

"Lo ngapain ngikut dah"

"Yaudah gue juga mau pulang siapa juga yang pengen di sini"

"Duduk di situ" ucap El tegas.

Biee mencebikan bibirnya. Ia merasa bosan disini berada di dekat ketiga cowok yang terpopuler di SMA Starlight. Apalagi ketua basket itu,
siapa lagi yang saat ini duduk di sampingnya sedang sibuk dengan ponsel miliknya spesies batu kali hidup dan berjalan.

"Lah masa gue sih yang bakar-bakar ini sendirian nggak ada gitu yang mau bantuin nanti gue bakar juga nih rumah" protes Alvan kepada sahabatnya yang saat ini sedang sibuk dengan ponselnya masing-masing.

"Sini gue bantuin"

Alvan tersenyum senang. "Nah gitu dong lo doang temen yang lain mah sodara!" Alvan memberikn nampan yang masih kosong kepada Biee. "lo kan cewek jadi harus pinter masak nanti kalo lo udah berumah tangga insyaallah suami lo nggak kecantol sama tukang warteg" lanjut Alvan.

Biee membalikan daging sapi yang sangat menggiurkan di lidah. Wanginya sudah tercium membuat perutnya lapar ingin segera mencicipi hasil buatan tangannya sendiri.

Sedari tadi El memperhatikan
Biee dengan serius, melihat gadis itu yang sedang berkutat dengan alat pemanggangan senyum kecil tercetak di bibirnya. melihat gadis itu yang tekun sedang membalikan daging.

***

Setelah selesai acara barbeque di rumah Alvan. El langsung membawa Biee pulang, El melirik kearah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 23.30 malam.

"Dasarr udah kenyang pulang nggak tau diri" sinis Alvan kearah El dan Biee yang sudah menghilang di belokan jalan rumahnya.

"Gue juga mau pulang" pamit Alan yang sudah bersiap-siap.

"Terus ini siapa yang beresin woy!? bang, pak, om, kakek, kang, pak rt, pak lurah, pak presiden, pak direktur, pak satpam, pak dokter, bapak gue!!!" kesal Alvan melihat sahabatnya pergi begitu saja setelah membuat berantakan halaman rumahnya.

Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap partnya!

Mau lanjut??
Next part spesial💙😍

Wajib komen yang sudah baca cerita ini dan wajib vote sebelum membaca cerita ini.

Salam,




Sanwldr

Elbiee : Prince Stone✔ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang