"Awas lo ya! Dasar Batu es, batu nisan, batu kali berjalan!!!"
Semua berawal dari permainan truth or dare yang teman-temannya buat, Bianca Khanza Nadira harus menerima tantangan dari teman sekelasnya untuk berfoto bersama dengan laki-laki yang berna...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Akhirnya waktu yang Biee tunggu-tunggu tiba. Biee sudah tidak sabar untuk menjemput anggota baru, yang akan memenuhi koleksinya di dalam kamar. Gadis ini langsung masuk kedalam toko. Matanya langsung berbinar, melihat sebuah boneka shark yang Hilda sempat tunjukan dan kirimkan gambarnya melalui line.
"Kasihan banget, pasti kedinginan tenang ya aku bakal selamatin kamu dari sini" ucap Biee lirih karena dia tidak tega melihatnya. Sebagai pencinta dan pelindung ikan hiu Biee akan menyelamatkan para kaumnya dari tempat ini dan membawa pulang kerumahnya.
Biee termasuk gadis pencinta barang yang berbau dengan shark. Bahkan di dalam kamarnya sudah di penuhi dengan boneka ikan bergigi tajam, tidak tanggung-tanggung saat dia melihat boneka atau barang yang berbau dengan shark di dalam etalase toko. Pasti gadis ini keesokannya langsung kembali. Balik lagi kesini, untuk membelinya. Dengan alasan kasihan!. Itu lah Biee dengan tingkah keanehannya yang sering dia lakukan.
Sedangkan El menautkan kedua alisnya. Gadis yang dia bawa kesini masih waras kan? El yakin tidak salah dengar tadi saat gadis itu berbicara kepada boneka hiu.
"Aku mau beli ini lucu kan" tunjuk Biee sangat antusias kepada El, sedangkan El hanya mengangguk saja karena dia sudah berjanji.
Seorang pramuniaga langsung menghampiri El, tersenyum ramah. Dan mengambil boneka tersebut, membawanya untuk segera di bungkus. El mengikuti pramuniaga itu, untuk Melakukan transaksi pembayaran.
"Yang Itu kok babbyshark nya nggak di bawa sekalian...." Biee menghampiri El yang sedang melakukan pembayaran, karena tadi gadis ini pergi ke toilet sebentar. "Kan kasihan di pisahin sama Mamanya nanti dia sedih!"
Mulai lagi, El menepuk kening dengan satu tangan. Benar apa yang Alvan katakan tentang gadis queen shark. Dan gadis ini sungguh fanatik berat dengan hiu. Jika El pertemukan dengan hiu sungguhan, apakah gadis mungil di sampingnya masih menyukai barang yang berbau dengan hiu lagi. Di saat gadis lain menyukai barang yang terlihat lucu dan menggemaskan berbeda dengan gadis ini.
"Ini di jual terpisah mbak" ucap pramuniaga itu sopan.
Biee cemberut. "Nggak mau pokoknya, harus sama yang itu juga!"
Apa-apaan ini Biee sangat kesal, saat gadis ini kembali dari toilet. Dia melihat satu babby shark tidak terbawa, kan tadi Biee menujuk dua-duanya! bukan hanya satu. Lagi pula babby shark yang tadi menempel di punggung boneka shark yang lebih besar.
"Yaudah sekalian mbak sama yang tadi" ucap El tidak mau ambil pusing.
Mereka keluar dari toko. Biee tersenyum sumringah sambil menenteng paper bag yang berisi koleksinya itu, dia sudah tidak sabar untuk pulang kerumah dan memperkenalkan anggota baru kepada kawan-kawan yang lain.
"Makasih ya"
"Hmm" El hanya berdehem.
Sebenernya Alan malas sekali kesini. Apalagi sekarang malam minggu. Banyak pasangan remaja di mana-mana, sedang bergandengan tangan. Begitupun dengan orang di sebelahnya, sepet rasanya mata melihat semua itu. seharusnya dia kesini bersama pacar, bukan dengan manusia sejenis pithecantropuserectus yang sekarang sedang duduk di samping kirinya.
"Lo mau juga kaya gitu" bisik Alvan sambil menujuk pasangan remaja yang berada di sebelah kanan Alan. Yang sedang berpegangan tangan seperti orang yang hendak mau menyebrang itu pikir Alvan.
Alan menggangguk. Dia sangat ingin mempunyai pacar, bukannya tidak laku! banyak di sekolah yang mengejar-ngejar dirinya, tapi Alan tolak. Karena Alan masih berusaha mengejar gadis bernama Alice sang pujaan hatinya yang sulit untuk di taklukan.
Tiba-tiba Alvan memegang tangan Alan dengan santai. Alan hanya terdiam Semua orang mulai menatapnya aneh dia melihat lagi kearah Alvan.
"Hihh najis!" Alan langsung menghempaskan tangan Alvan. Dia langsung bangun dan pergi meninggalkan Alvan, pasti orang-orang mengira dirinya homo padahal kenyataannya tidak Alan masih menyukai wanita.
"Woy lo mau kemana Landak!" Alvan berteriak sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Alvan kan berniat baik. Dia sungguh heran apa yang Alan pikirkan, Alvan langsung berlari mengejar sahabatnya.
"Eh itu bukannya Alan sama Alvan ya" ucap Biee begitu saja, El langsung menoleh saat gadis di sampingnya berbicara seperti itu. Dan benar saja, kedua sahabatnya terlihat sedang berdebat. El memutar bola matanya malas saat melihat adegan itu.
"Kalian lagi ngapain?" Alan dan Alvan menoleh secara bersamaan.
"Wahh wahh wahh ternyata oh ternyata pantesan lo tolak ajakan gua waktu sore ternyata lo jalan sama queenshark ini" sinis Alvan kepada gadis yang sangat menyukai ikan bergigi tajam itu. Biee menatap sinis Alan kembali.
Aura permusuhan mulai terasa. El berdehem untuk meredakan aura permusuhan dari mereka berdua. Alvan dan Biee saling memalingkan wajahnya kearah lain. Setiap mereka bertemu selalu saja seperti itu.
Entah berapa lama lagi film horror itu selesai. Biee sungguh takut berada disini, tangannya sudah berkeringat dingin dan semua ini ulah makhluk sejenis pithecantropuserectus. Dan El juga terlihat menikmati film horror tersebut. Biee terus menoleh kearah El. Demi apapun cowok itu tidak peka! Dia sudah melakukan berbagai cara agar El melihat kearahnya tapi apa? Tatapannya masih fokus melihat kearah layar lebar itu tidak sedikitpun melihat kearahnya. Cukup membuatnya kesal! Dasar batu kali hidup dan berjalan.
Disaat Biee ingin memalingkan wajahnya kearah lain. Tiba-tiba El mengelus tangan gadis di sampingnya, Biee menoleh, tatapan mereka bertemu jantung Biee berdebar hebat saat kedua mata El menatapnya dalam.
Tanpa mengatakan sepatah kata, El menyentuh wajah Biee. Dan membimbing, agar kepala gadis itu bersandar di bahunya.
Sedangkan Biee hanya terdiam mematung. Ini terasa lebih horror dari film di depan, pasokan oksigen seketika menipis di ruangan ini. Biee merasakan pipinya memanas untung cahaya disini membantu menyamarkan rona merah yang menghiasi pipinya.
Satu kata yang ingin Biee ungkapkan secara gamblang! terasanyaman. Biee tersipu malu di perlakukan seperti ini. Di balik sikap cuek El terhadapnya sebenarnya cowok ini menyimpan rasa peduli dan peka terhadap sekitarnya walaupun sedikit, hanya sedikit.