• Elbiee #30 •

10.2K 450 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK BINTANGNYA!

JADILAH PEMBACA YANG BIJAK MARI KITA SAMA-SAMA SALING MENGHARGAI!

JADILAH PEMBACA YANG BIJAK MARI KITA SAMA-SAMA SALING MENGHARGAI!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Mata gadis remaja berambut sebahu-- berbinar saat melihat orang yang beberapa hari ini menghilang, akhirnya datang menampakan batang hidungnya di sekitaran area sekolah. Biee sudah sangat penasaran dengan kejadian waktu di perpus, ingin sekali menanyakan langsung kepada El yang sudah beberapa hari ini tidak terlihat. Jujur Biee tidak pernah melihat El dan cowok itu pun tidak pernah mengganggu apalagi mengirimkan pesan atau semacam-nya.

Sungguh Biee merindukan sosok El di sampingnya. Heh!? Apa yang hatinya katakan tadi, merindukan, sepertinya otak cantiknya sudah tidak waras. Sadarlah Biee, sadar. Terlihat El sudah mulai mendekat.

"El" sapa Biee bersemangat sambil tersenyum manis sesuatu yang jarang gadis ini tunjukan kepada seseorang yang bukan teman atau sahabat dan keluarga terdekatnya.

Oke ternyata tidak di hiraukan percuma tadi dirinya tersenyum manis. Sekali lagi Biee mencoba memanggil cowok itu.

"Batu es, batu nisan, batu kali berjalan dan hidup!!!"

"El!!!" teriak Biee yang sudah mulai kesal sambil menghentak-hentakan kedua kakinya di lantai.

El menoleh, tatapan mereka bertemu. Tapi El langsung pergi begitu saja. Biee mengerutkan keningnya ada yang salah dengan dirinya kah? apakah Biee membuat suatu kesalahan. Biee berdiri menatap punggung El yang sudah menjauh. Mengapa rasanya jadi mellow seperti ini, hatinya sedikit merasa kecewa. Senyum yang tadi gadis ini tunjukan perlahan-lahan memudar saat melihat sikap El seperti itu. Biee berjalan menuju kelas dengan perasaan yang berkecamuk sambil bertanya-tanya di dalam hatinya.

Pemandangan ini pun tidak luput dari pandangan Alan. Sudah terlihat dengan jelas bukan sahabatnya mengacuhkan gadis itu ada apa gerangan? jangan bilang gara-gara masalah itu. Tidak bisa di biarkan, jika itu menjadi penyebabnya. Alan juga menyadari perubahan sikap sahabatnya beberapa hari ini.

''Lo jangan mencoba untuk jauhi gadis itu, gue liat dia sedih. Liat sikap lo seperti ini, dia nggak tau apa-apa'' nasihat Alan untuk sahabatnya El. Karena dirinya tidak mau kesalahan dulu terulang lagi.

''Jangan urusi kehidupan gue!''

"Ta-" belum selesai Alan melanjutkan ucapannya, Alvan seakan memberi isyarat kepada Alan untuk tidak melanjutkan obrolan ini. Tidak akan baik,  Alvan yakin itu. Karena suasana hati El sedang tidak baik. Sahabatnya itu membutuhkan ketenangan dan dukungan kuat dari orang terdekatnya.

Sebentar, ada yang aneh di sini. Hilda mencium bau-bau kegalauan. Dia menoleh kearah sahabatnya dan terus saja memperhatikan gadis berambut sebahu itu, yang sedari tadi hanya mengaduk-aduk semangkuk mie ayam. Bisa merasakan dari awal pertama, sahabatnya masuk kelas dan sekarang istirahat. Terus saja melamun dan terlihat murung kesambet kah? Bisa jadi seperti itu.

Biasanya sahabat tercintanya itu selalu mengoceh seperti burung beo dan tidak mau diam seperti cacing kepanasan dan selalu berjalan kesana kemari gadis yang hiveraktif.

"Nggak panas atau pun hangat" ucap Hilda menyatukan sebelah tangannya di kening Biee seperti sedang memeriksa keadaan sahabatnya saat ini.

"Lepas Hil lo apa-apaan si" jenggah Biee sambil menatap kesal kearah Hilda.

"Gue lagi ngecek siapa tau lo lagi kerasukan"

"Itu mulut minta di kepang!"

"Lo kenapa cerita yuk sama gue beberapa hari ini muka lu kusut gitu" bujuk Hilda kepada sahabatnya yang masih mengaduk-aduk semangkuk yang berisi mie ayam.

"Gue nggak kenapa-kenapa"

"Bohong banget"

"Hil gue mau nanya emang gini ya, rasanya. Menjalin suatu hubungan ada bahagia dan sedihnya" ucap Biee lesu tangannya bertumpu pada meja menangkup kedua pipinya.

"Iyalah, nggak semua harus bahagia Biee, pasti ada sedihnya apalagi menjalin suatu hubungan"

"Hil emang ada yang salah ya sama gue? Gue salah apa sama dia? udah gue inget-inget gue nggak pernah bikin tuh suatu kesalahan"

Hilda mengerutkan keningnya mendengar ucapan sahabatnya yang cantik bin aneh. "Dia siapa''

"Batu es, batu nisan batu kali berjalan dan hidup" Tidak usah bertanya lagi Hilda sudah cukup paham dengan nama yang di sebut oleh sahabatnya-Biee.

"Lo lagi curhat nih tentang hubungan lo sama cowok itu?" Biee mengangguk tanda iya, sedangkan Hilda mencoba untuk menahan tawanya sungguh kejadian yang sangat langka permirsa. 

"Tunggu jadi lo sekarang ngakuin kalo lo itu pacar El?"

"Dari awal emang gitu karena terpaksa dan sekarang entahlah"

"Gue jadi yakin kalo lo itu udah mulai ada rasa"

"Ngaco lo! Mana ada nggak lah"

"Ngaku aja si nggak usah malu-malu kingkong. Liat aja sekarang, lo sering galau badmood karena El nggak ada kabar beberapa hari ini dan gue tau lo tiap hari sering nanya tentang si batu es, batu nisan itu sama Alan"

"Tau ah!"

Satu hal yang paling membosankan di dunia ini adalah menunggu! iya menunggu. Biee harus bersabar menunggu kang ojol datang. Sekolah belum terlalu sepi banyak anak-anak eskul yang belum pulang dan anak osis. Jangan tanyakan kenapa Biee kembali naik ojol, sudah jelas bukan. Beberapa hari ini batu kali berjalan dan hidup itu menghilang dan sedikit berubah sikapnya. Jika memikirkan itu Biee jadi sedih dia tidak tahu apa salahnya, sehingga El bersikap seperti itu pada dirinya.

Di saat Biee sedang melamun sibuk memikirkan perubahan sikap El terhadap dirinya, terdengar suara motor yang berhenti, tepat di hadapan gadis yang sedang berdiri sendirian menunggu jemputan.

"Mau pulang bareng?" Biee mengangkat wajahnya dan sedikit tersenyum ternyata cowok jangkung berlesung pipi itu.

"Tapi udah pesen Ojol"

"Batalin aja udah nunggu lama kan dari tadi"

"Iya sih" pikir Biee.

"Yaudah ayo naik" Tanpa pikir panjang gadis berambut sebahu ini langsung setuju, dan menerima ajakan untuk pulang bersama, Biee langsung membatalkan ojol langganan-nya.

Tatapan tajam dan dingin terus saja mengintai-- mengawasi kearah sepasang remaja yang terlihat sangat akrab. Dia melihat sambil mengepalkan tangannya-- mata tajamnya terus saja menatap kearah motor yang sudah mulai menjauh dari pandangan matanya.

"Ayo balik El" ucap Alan sambil menepuk pundak sahabatnya.


JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DI SETIAP PARTNYA!



SALAM,



Sanwldr

Elbiee : Prince Stone✔ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang