"Awas lo ya! Dasar Batu es, batu nisan, batu kali berjalan!!!"
Semua berawal dari permainan truth or dare yang teman-temannya buat, Bianca Khanza Nadira harus menerima tantangan dari teman sekelasnya untuk berfoto bersama dengan laki-laki yang berna...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
Dua orang berbeda jenis kelamin ini hanya terdiam. Duduk berhadapan, mata mereka saling menatap. Sampai suara dering ponsel membuyarkan pikiran mereka berdua.
Gadis tersebut melihat ponselnya lagi, satu pesan masuk lagi. Dari orang yang sama. Ia melihat sekilas dan langsung mematikan ponselnya menaruhnya kembali diatas meja.
"Hentikan, lo udah terlalu jauh" ucapnya serius, mendongak melihat gadis di depannya. Yang sedang melihat sebuah pesan dari seseorang lalu menyimpannya lagi diatas meja.
"Ya"
"Buktikan Biee!"
Biee menghembuskan napasnya pelan, sungguh berat "Jika waktunya sudah tiba.."
"Dan pada akhirnya nyakitin diri lo sendiri?" Ucapan telak untuk Biee. Yang laki-laki itu lontarkan kepadanya, cukup menyadarkan posisinya saat ini.
"Gue cuma mau nikmati masanya saat ini, sebelum berakhir mungkin?" Ucapnya dengan pandangan lurus kedepan, Biee langsung beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan kafe tersebut.
Pada akhirnya El terus saja menghubunginya tanpa henti, Biee melihatnya sekilas dan langsung mematikan ponselnya. Padahal panggilan itu yang selalu ia tunggu beberapa hari ini.
Masih sempatnya El menghubunginya saat ini? Apakah El sudah mengingatnya sehingga cowok itu menghubunginya lagi. Biee tersenyum masam. Akh! Mengapa jadi seperti ini Biee sungguh menyesalinya, tapi tidak ada gunanya juga ia menyesali semua ini.
Ya, Biee menyesal karena harus melabuhkan seluruh hatinya kepada El sehingga membuatnya lemah karena cinta.
El menautkan kedua alisnya. Tidak biasanya gadis itu seperti ini, El mencoba menghubungi lagi dan hanya terdengar suara operator yang menjawab. Kemana perginya Biee? Hatinya sedikit gelisah, apakah Biee marah? Karena ia selalu membatalkan janji untuk pergi bersama bahkan gadis itu jarang ia jemput lagi, El menggeleng mengapa ia berlebihan seperti ini.
Pasti Biee sedang jalan bersama sahabatnya Hilda atau sedang bersama dengan keluarganya. El tidak perlu khawatir bukan? Duduk tenang sambil mendengarkan musik dari ponselnya itulah yang harus El lakukan saat ini. Besok pasti gadis itu datang menghampirinya membawa se-box kue buatannya sambil menampilkan senyum manis.
El tersenyum mengingat itu semua. Jujur El sangat merindukan gadis tersebut, yang sekarang jarang bertemu. Bukan tanpa alasan El menghilang beberapa hari ini. El disibukan dengan urusan perusahaan ayahnya dan dia.
Bayangkan Biee sudah terlalu lama berjalan tanpa arah, hanya berbekal mengikuti kata hatinya. Ia harus segera mencari taksi. Lututnya sudah lemas salahkan dirinya yang melamun tadi. Sehingga membuatnya berjalan sejauh ini, double sial tidak ada satupun taksi yang lewat di jalan ini.