Aksa teringat, hampir saja ia melupakan janji dengan seseorang yang sudah menunggunya di cafe. Aksa langsung bergegas pergi sebelum terkena omelan dari sang tuan putri, bayangkan persahabatan mereka murni tulus tidak terlibat rasa saling suka satu sama lain bahkan Aksa sudah mengganggap dia seperti adiknya sendiri begitupun sebaliknya.
Aksa terkekeh saat melihat tuan putrinya sedang menekuk wajahnya dengan bosan.
"Telat lagi."
"Sorry."
"Bagaimana? Jujur saja," tanyanya to the point.
"Dia tetep nggak percaya sama gue," ujar Aksa.
"Apa masih karena gue?"
Aksa mengangguk.
"Apa perlu gue ngomong sama dia langsung."
"Nggak perlu gue bisa nyelesain sendiri, mungkin akan sedikit terasa sulit."
"Salah lo dulu kenapa gak jujur aja tentang perasaan lo jangan perdulikan El kalian saling menyukai."
"Terlalu sulit."
"Lo sendiri yang buat semua jadi sulit."
"Semuanya sudah gagal, Rissa benci sama gue mungkin dia udah mulai membuka hatinya untuk El."
"Wajar saja begitu lo dulu mencampakkannya karena merasa semua ini salah, dalam persahabatan laki-laki dengan perempuan sangat sedikit dari mereka tidak terlibat perasaan satu sama lain."
"Sepertinya apa yang kita lakukan dulu salah apalagi gue ngelibatin lo."
"Sudah terlanjur, hanya tinggal mengikuti alurnya saja."
"Demi gue, lo jadi terlibat gini."
"Santai gue bisa mengatasinya."
"Gue tau apa yang lo rasain sekarang, gue akan coba memperbaiki semuanya."
"Jangan so tau!"
"Jangan lupakan kita berteman sudah cukup lama."
Aksa akan memperbaiki semuanya. Aksa mengetahui gadis didepannya menyukai El. Sebenarnya Aksa tidak suka itu kenapa harus El dari sekian laki-laki yang dia pilih.
Setelah bertemu dan mengantarkan pulang, Aksa langsung pergi kerumah Alvan karena ia sudah berjanji akan berkunjung kesana lagipula Aksa merindukan sahabatnya.
Aksa melihat mobil El terparkir diteras rumah Alvan, ia langsung masuk kedalam dan benar saja El datang bersama dengan Rissa, Aksa tidak terlalu terkejut akan hal itu.
"Akhirnya lo dateng Aks," seru Alvan.
"Gue kan udah janji, pasti gue tepatin," ucap Aksa, ekor matanya menatap kearah El seolah kata itu ditunjukkan untuk El.
Seharian mereka telah bersama, terkesan kaku dan entahlah Alvan susah menjelaskan suasana dikamarnya saat ini, ia terus saja menatap kearah tiga orang itu.
"Lo mending ikut gue ambil minum didapur deh Ris," seru Alan kepada Rissa yang saat ini tengah duduk disamping El. Sejak kedatangan Aksa, Rissa selalu menempel dengan El walaupun terlihat biasa saja karena sedari dulu mereka sudah seperti itu.
"Oke deh," Rissa beranjak dari tempat duduknya mengikuti Alan ke dapur untuk mengambil minuman.
"Lo tau El udah punya pacar sekarang?" Tanya Alan.
"Tau, emang apa masalahnya?"
"Inget lo jangan terlalu deket gitu lah sama El apalagi nyuruh untuk ini itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Elbiee : Prince Stone✔ (COMPLETED)
Teen Fiction"Awas lo ya! Dasar Batu es, batu nisan, batu kali berjalan!!!" Semua berawal dari permainan truth or dare yang teman-temannya buat, Bianca Khanza Nadira harus menerima tantangan dari teman sekelasnya untuk berfoto bersama dengan laki-laki yang berna...