• Elbiee #38 •

8.3K 302 0
                                    

HAPPY READING

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tidak mungkin kan? Apa yang El lihat kemarin, jelas itu tidak mungkin. El menggelengkan kepalanya sembari menuangkan sebotol air dingin diatas kepala. Agar fikirannya fresh kembali. Dia harus fokus dan fokus. Pikirannya tidak boleh kemana-mana, seminggu lagi pertandingan basket. Itu adalah agenda tahunan yang selalu di adakan. El harus mendapatkan mendali emas tahun ini, dia tidak mau lagi kalah! dan malah mendapatkan perak pada tahun kemarin.

"El lo yakin nggak mau pertimbangin lagi soal Arifin?"

"Nggak ada pilihan lain"

"Bagaimana jika Aksa saja yang menggantikan Arifin?" Sebenarnya pertanyaan itu sangat sensitif Alan hanya ingin mencoba saja.

El langsung menghentikan kegiatannya.

"Jadi lo pikir tanpa adanya dia. Kita bisa kalah? Lo ngeraguin kemampuan gue  tim kita udah fix"

"Gue nggak ngeraguin lo tapi disini gue bicara soal kebersamaan dan kekompakan dalam tim! lo tau Arifin kandidat yang lo pilih untuk menggantikan posisi Aksa? menurut gue dia sangat kurang dan lemah saat bertanding dengan tim lawan kemarin apa lo nggak ngerasa curiga" El langsung menoleh saat mendengar ucapan terakhir Alan.

"Maksud lo?"

"Gue ngerasa curiga sama Arifin"

"Apa yang ngebuat lo curiga? Lo punya bukti!?"

Beberapa hari ini Alan diam-diam mengintai Arifin. Dan kecurigaannya selama ini benar adanya, dia tidak ingin ucapannya dikatakan bohong dan menduga-duga karena Alan tahu sifat El seperti apa. Alan juga tidak akan berani jika dia tidak menelusurinya terlebih dahulu.

Alan menunjukan sebuah video. sedangkan El terlihat menyerit karena belum menunjukkan hal apapun detik berikutnya El marah tangannya mengepal kuat.

"Brengsek! Penghianat!" Umpat El kasar.

Melihat El akan beranjak pergi Alan langsung menahan agar sahabatnya tidak pergi.

"Lo jangan gegabah, kita ikutin aja cara permainan dia"

Tetap El tidak mendengarkan Alan. Dia langsung pergi, Alan sudah menduganya dari awal, El tidak bisa menahan emosinya apalagi mendengar kata penghianatan, apa yang harus dia lakukan.

Hilda masih saja tertawa lebih tepatnya menertawakan Biee, sang empu yang sedang di tertawakan memasang wajah yang tidak enak di lihat. Biee memalingkan wajahnya kearah jendela mulutnya tidak berhenti berkomat-kamit.

Elbiee : Prince Stone✔ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang