Kepala Seli berputar hebat. Dia langsung merebahkan diri di kasurnya setelah bersusah payah menaiki tangga. Aku udah gila. Seli merutuki dirinya sendiri mengapa ia membantu mengerjakan PR Rio. Jelas-jelas Rio adalah seorang cowok, spesies yang sangat Seli hindari. Dan sekarang inilah dia. Sesak napas tidak karuan. Dirinya menarik nafas panjang untuk menetralkan pernafasannya. Ia hanya ingin Rio tidak tahu rahasia terbesarnya.
Seli segera mencari obat penenangnya. Obat mahal yang didapatnya dari uang hasil lomba-lomba yang diikutinya. Kakinya melangkah lemah menuju dapur. Tangannya membuka sebuah laci bertuliskan 'SELI' dan mengambil salah satu dari dua jenis obatnya disana. Ia meminumnya sekali telan lalu kembali memejamkan mata. "Mama belom pulang ya?" tanyanya kepada diri sendiri sambil memegang erat gelas di meja makan. Kemudian ia menidurkan kepalanya di meja makan itu.
Ibu Seli, Luna, masih belum pulang. Ia harus bekerja di restoran Jerman agar terus bisa menghidupi dirinya sendiri dan Seli. Seli dan ibunya tinggal di sebuah apartemen minimalis namun nyaman. Apartemennya hanya terdiri dari satu kamar tidur, satu kamar mandi, dan satu set dapur beserta meja makan kecilnya. Ya, asalkan bersama ibunya, semua itu sudah cukup.
Ponselnya lalu bergetar. Namun, tangan Seli sudah terlalu lemas untuk mengambilnya. Dengan sangat terpaksa dan lelah, Seli mengambil ponselnya yang masih berada di dalam sakunya.
Ricardo
Udah sampe rumah?
Gadis itu mendengus kesal. Ia kembali merutuki dirinya sendiri mengapa ia telah memberikan nomor HP-nya pada cowok itu. Matanya melirik payung milik Rio yang terbuka sempurna di dekat ujung pintu, sebelum akhirnya terpejam. Beristirahat dari semua ini sejenak.
Tanpa membalas pesan Rio.
---------------------------------------------------------
P.S :#maaf part ini dikit banget😅
Terimakasih sudah mampir😊
Nantikan update-annya terus ya♡
Maafkan jika ada kesalahan🙏saya masih baru sih, hehehe
Jangan lupa VOTE, comment, dan follow yah☆Thankyou
감사합니다
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrhenphobia [END]
Teen Fiction#1 in phobia Pertemuan dengannya di ruang guru membuat Rio;cowok bandel nan tampan; terus penasaran dengan satu gadis yang selalu menganggap dirinya hama. Gadis yang selalu membawa inhaler dimanapun ia berada. Gadis yang selalu gondok jika bertemu d...