47 - Dari Sean untuk Seli

3.5K 246 0
                                    

Untuk Seli,

Satu-satunya putriku

Papa tau, kamu pasti sangat membenci Papa, Nak. Oleh karena itu, Papa benar-benar minta maaf kepadamu.

Papa tau, Papa yang membuatmu menjadi seperti ini. Oleh karena itu, Papa benar-benar minta maaf kepadamu.

Papa tau, waktu itu Papa terbutakan oleh cara cepat nan instan. Dan bodohnya lagi, Papa langsung meng-iya-kan dan menyerahkan kamu sebagai korbannya. Oleh karena itu, Papa benar-benar minta maaf kepadamu.

Papa tau, Papa yang membuat kehidupan ibumu dan kamu menjadi seperti ini. Oleh karena itu, Papa benar-benar minta maaf kepadamu.

Dan, Papa sadar, Papa benar-benar sangat mencintai ibumu dan kamu.Maafkan Papa jika Papa tidak bisa menjadi papa yang terbaik dari semua papa yang ada di dunia ini. Oleh karena itu, Papa benar-benar minta maaf kepadamu.

Akhir kata, Papa benar-benar merasa bersalah kepadamu, Seli. Karenanya, kamu menjadi tidak bisa hidup normal sebagai perempuan. Papa sangat bersyukur waktu itu ayah sahabatmu datang menyelamatkanmu. Jika bukan karenanya, tentu saja Papa mungkin akan menjadi gila karena menyesali apa yang papa perbuat sendirian. Oleh karena itu, Papa benar-benar minta maaf kepadamu. Papa minta maaf kepadamu karena selama lima tahun ini, Papa tidak bisa mendampingimu sebagai ayah yang baik dan benar. Setelah keluar dari jeruji-pun, Papa masih menjadi pengecut yang bersembunyi yang tidak mau meminta maaf kepadamu secara langsung. Oleh karena itu Papa benar-benar sungguh meminta maaf kepadamu.

Ketahuilah, Papa sangat menyayangimu, Nak, lebih dari apa-pun di dunia ini. Saat Papa melihatmu di kafe waktu itu, hati Papa hancur penuh dengan penyesalan. Papa benar-benar sayang kepadamu. Sekali lagi, Maafkan Papa.

Selamat Ulang Tahun yang Kedelapan Belas, Seli Adelia Ramadhiani.

Sekali lagi tolong maafkan Papa tidak bisa menemanimu di ulang tahunmu yang ke 13, 14, 15, 16, dan 17.

Papa sangat menyayangimu. Selamanya.

Dari Sean, Ayahmu

Seli mengusap air matanya yang mengalir begitu saja. Entah ia sudah lupa berapa kali ayahnya menulis kata 'maaf'. Melihat itu, Flora beranjak dari kursinya, berjalan menuju Seli, dan memeluk sahabatnya itu dengan penuh kasih. Satu bulir air mata bahkan lolos dari pelupuk mata Flora. Ia tau betul, bahwa Seli sangat menyayangi ayahnya. Dan ia juga tau betul, Sean, juga pastilah menyayangi satu-satunya anak perempuannya.

"Seli minta maaf, Pa.." ujar Seli pelan, membuat Flora semakin memperat pelukannya. "Maaf karena sudah pernah membencimu."

Tuhan saja mengampuni umat-Nya. Masa aku yang seorang manusia ciptaan-Nya tidak mau mengampuni sesamanya?

●▪●▪●

Arrhenphobia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang