Eps. 38

379 10 3
                                    


Lalu tak lama ponsel Khushi pun berdering yang membuat Chandni cemas melihatnya.

"A-apa itu dari Arnav ?" tanya Chandni cemas .

Khushi mengangguk dan mengangkat telpon itu.

"Halo".

"Khushi kenapa kau lama sekali mengangkat telponku ? Apakah perayaannya sudah dimulai ?" Tanya Arnav.

"Belum"

"Syukurlah ! Aku akan segera kesana, kau tunggu saja aku"

"Arnav ji apakah kau membuat surat untuk ku tanda tangani ? " tanya Khushi yang membuat Chandni cemas ketika mendengarnya.

"Bagaimana ku bisa tahu?" Ujar Arnav yang membuat Khushi meneteskan airmatanya.

"Benarkah kau ingin aku menandatanganinya ? Apakah ini yang kau inginkan ?" Tanya Khushi kembali dengan linangan airmata.

"Sebenarnya aku tidak menginginkan semua ini.tapi karna situasinya berbeda jadi jalan yang terbaik adalah..."

Belum selesai Arnav menjelaskan semuanya , Khushi sudah terlebih dahulu menutup telpon itu dengan hati yang sangat hancur mengetahui semua itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belum selesai Arnav menjelaskan semuanya , Khushi sudah terlebih dahulu menutup telpon itu dengan hati yang sangat hancur mengetahui semua itu .

Chandni pun menghampiri Khushi dan berpura-pura bersimpati seolah-olah ia tidak tahu apa yang sudah terjadi.

"Apa yang terjadi Khushi? " Tanyanya merangkul Khushi

"Kau benar nona Chandni , dia benar-benar ingin aku menandatanganinya ! Dia..dia tak menginginkan bayi ini " lirih Khushi dengan linangan airmata yang terus jatuh membasahi pipinya kemudian beranjak pergi dari sana .   

Entah kenapa Chandni merasa bersalah karna sudah melakukan semua itu pada Khushi.

"Maafkan aku Khushi, aku terpaksa melakukan semua ini ! aku sudah kehilangan mimpiku dan aku tidak mau kehilangan Arnav juga. Maafkan aku" batin Chandni sedih.
.

Dirumah Raizada, Dengan semangatnya arnavpun berlari masuk untuk menemui khushi.

"Khushi..Khushi " panggilnya tak sabar.

"Chotee kau pulang " tanya sang nenek menghampiri.

"Nenek maafkan aku, aku harap nenek bisa memaafkanku" ujar arnav mencangkupkan kedua tangannya.

"Tentu chotee, nenek sudah memaafkanmu" balas sang nenek lalu memeluknya.

"Oh ya nek dimana Khushi, aku juga ingin meminta maaf padanya ".

"Khushi! dia ada dikamarnya, temuilah dia "ujar nenek tersenyum, Arnavpun segera berlari untuk menemui Khushi dengan sangat bahagia.    

"Chandni..." ucapnya terkejut ketika mengetahui bukan khushi lah yang ada di kamar itu melainkan chandni.

"Dimana khushi ! Lalu kenapa kau bisa disini?"

"Khushi lah yang menyuruhku kemari, dia bilang dia akan pergi dan tidak ingin berada diantara kita lagi" ujar chandni meraih tangan Arnav.

"Tidak, ini tidak mungkin" geleng Arnav tidak percaya dan melepaskan tangan chandni.

"Kenapa Arnav bukankah ini yang sebenarnya kita inginkan " ujar Chandni meyakinkan Arnav.

"Tidak,  aku akan mencari khushi dan menjelaskan semuanya " Arnav pun berlari meninggalkan chandni.

"Arnav, arnav tunggu " panggil chandni tapi tak sama sekali tidak didengar oleh Arnav.

Sampai-sampai sang nenek pun di ambaikannya ketika bertanya apa yang sudah terjadi.

Arnav terus berlari memanggil-manggil nama Khushi disekitar tempat itu namun ia belum juga melihat keberadaan Khushi sesekali ia menghubungi ponsel Khushi tapi Khushi sama sekali tak menjawabnya.

"Khushi dimana kau...Khushi " mendengar suara Arnav Khushipun langsung beranjak dari kursi Taman yang tak jauh dari tempat tinggal Arnav.

"Khushi tunggu... Khushi " teriak Arnav,  Khushi pun menghentikan langkahnya.

"Berbaliklah dan tatap aku Khushi pun dengan polosnya berbalik dan menatap Arnav.

"Apa yang terjadi kenapa kau lari " tanya Arnav dari kejauhan.

"Bukankah kau tidak menginginkan anak ini,  jadi biarkan aku pergi ! sampai kapanpun aku tidak akan mendatanginya " isak khushi

"Tapi kenapa kau tidak ingin  mendatanginya, justru aku berharap kau mendatangi surat ini " ucap Arnav, namun Khushi mengira jika surat itu adalah surat aborsi yang dilihatnya tadi. Dengan linangan airmata khushipun berlari lagi hingga sebuah mobil pun menghantamnya dengan sangat keras.

"Khushi iiiii..." jerit Arnav saat melihat kejadian itu didepan matanya sendiri, iapun berlari menerobos jalanan itu menghampiri tubuh Khushi yang tergeletak berlumuran darah.

"Khushi, Khushi sadarlah. Khushiiiiiii..." teriaknya histeris memeluk tubuh yang tidak berdaya itu.

My Love KHUSHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang