Eps. 39

354 10 0
                                    

"Khushi bangunlah khushi, dokter tolong selamat dia dok" Arnav terus berusaha membangunkan khushi saat dirinya membantu para perawat mendorong tubuh khushi yang terbaring bersimbah darah.

"Maaf pak, ada tidak bisa masuk " dokterpun melarangnya saat mereka tiba diruang operasi, terpaksa Arnavpun harus menunggunya diluar ruangan dengan raut wajah yang cemas dan khawatir.

"Dewa tolong selamatkan khushi, dia segalanya bagiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dewa tolong selamatkan khushi, dia segalanya bagiku. Tolong selamatkan dia Dewa " tangis Arnav dengan panik menunggu diluar ruangan itu.

Garima, payal dan bibi madumatipun tiba disana menghampiri Aranv.

"Arnav, bagaimana keadaan khushi? Apa dia baik-baik saja " tangis Garima.

"Dokter sekarang tengah menanganinya, kita berdoa saja agar khushi baik-baik saja" ucap Arnav menenangkan Garima.

"Baik-baik saja katamu? Dia sekarang tengah melawan kematiannya karna dirimu, kau bilang baik-baik saja" teriak bibi madumati memarahi arnav

"Sudah kak, ini bukan waktunya untuk bertengkar " ucap garima mencoba menenangkan kakak perempuannya itu.

Beberapa jam kemudian sang dokter pun keluar dari ruang operasi itu bersama dengan khushi yang saat ini terbaring tak sadarkan diri untuk memindahkannya  ke ruangan lain.

"Khushi" gumam arnav saat menatap tubuh wanita yang dicintainya terbaring lemah.

"Dokter bagaimana keadaan putriku? " tanya garima sambil tersedu-sedu

"Saat ini kondisinya cukup lemah,  namun tidak perlu khawatir Dia akan sadar secepatnya.  Untuk saat ini biarkan dia beristirahat terlebih dahulu jangan membuatnya terlalu stress " ujar sang dokter sebelum akhirnya pergi dari sana.

"Hey, kau mau kemana?" Ucap bibi memukul tangan arnav yang hendak membuka pintu ruangan khushi.

"Awww..apa yang kaulakukan? Tentu saja aku ingin melihat istriku " ringis arnav mengelus tanganya.

"Kau tetaplah diluar. Aku tidak akan membiarkan kau menyakitinya lagi " ketus bibi mendorong pelan tubuh arnav untuk memberinya jalan.

Brukk..

"Hey, buka pintunya aku ingin melihat istriku.." teriak arnav sambil menggedor-gedor pintu itu.

"Arghh sial.." umpatnya kesal

Khushi menggerakkan jarinya dan Perlahan membuka matanya.  garima, payal dan bibipun tersenyum Melihatnya.

"Khushi kau sudah sadar nak," gumam garima membelai lembut kepala putrinya

"Ibu, Apa yang terjadi ? Kenapa kalian semua ada disini ? "

Kemudian Khushi mulai meraba-raba perutnya

"Bayiku.."

"Ibu.. dimana bayiku ? kenapa aku tidak merasakannya ?" tanya khushi dengan suaranya yang sedikit lemah

Garima , payal dan bibi tidak bisa menahan kesedihannya saat melihat kondisi khushi

"Bibi, kakak. dimana Bayiku?  Kenapa kalian diam ?" Khushi beralih menatap kearah payal dan bibinya .

Kemudian cairan beningpun keluar dari mata Khushi
" Dia sudah tiada. Bayiku sudah tiada. Dia sudah pergi dariku " tatapan khushipun mulai kosong

"  Aku memang tidak berguna. Sejak kecil aku tidak bisa melakukan apapun . Bahkan aku tidak bisa menjaga dan melindungi bayiku"

"Ssttt kau tidak boleh berkata seperti itu. Ini bukan salahmu sayang " ucap garima mencium kening putrinya

"Bayiku sudah tiada , dia sudah pergi. Aku memang tidak berguna "

"Tidak, anakku.  jangan berkata seperti itu. Semuanya akan baik-baik saja, tenanglah " garima mencoba menenangkannya.

"Tapi bayiku sudah pergi bu, dia sudah pergi hiks " tangis Khushi.

Diluar arnavpun mendengar suara Khushi yang telah sadar.

"Khushi..kau sudah sadar ?   " ucap arnav tersenyum haru

Mendengar suara arnav Khushi langsung menggenggam erat tangan garima dan mulai menangis histeris " jangan biarkan dia masuk bu. aku tidak mau melihatnya, Aku tidak mau melihatnya " tangis Khushi

Garima langsung memeluknya " tenanglah sayang.  Iya nak, ibu tidak akan membiarkannya masuk "

"Bayiku sudah tiada ,dia sudah membunuh bayiku huhuuu...aku tidak mau melihatnya huhuhu bayiku sudah tiada "

Arnav hanya bisa meneteskan airmatanya Saat mendengar tangisan Khushi yang tidak mau melihatnya.

Bibi madumati tidak tahan lagi melihat kondisi Khushi iapun keluar dari ruangan itu dan menghampiri Arnav.

"Bibi bagaimana kondisi Khushi?  Biarkan aku masuk aku ingin melihatnya " ujar Arnav sedikit memohon.

"Apa kau tidak mendengar ? dia tidak mau melihatmu . Jadi sebaiknya kau pergilah dari sini " ketus sang bibi.

"Tapi bi, aku mohon aku ingin melihat keadaannya" ujar Arnav mencangkupkan kedua tangannya

"Untuk Apa kau melihatnya ? Kau ingin membuatnya menderita lagi hah "

"Sudah cukup Arnav,  aku tidak akan membiarkan kau menyakitinya lagi. Cepat pergi dari sini. Cepat pergi " usir bibi sembari mendorong-dorong tubuh Arnav

"Aku mohon. Biarkan aku masuk bi  " Arnav terus memohon

"Pergi Arnav pergi...  !" dorong sang bibi.

"Tuan Arnav " teriak Hari Prakash langsung memegangi tubuh atasannya yang hendak terjatuh  saat baru saja tiba disana

"Aku mohon bibi"

"Pergi ! " teriak bibi madumati yang terus mendorong tubuh Arnav yang hendak memaksa masuk.

"Tuan tenanglah ,tuan.  Lebih baik kita pulang. saat ini nyonya besar tak sadarkan diri Setelah mendengar kabar ny. Khushi keguguran " ujar Hari Prakash membuat Arnav terkejut mendengarnya.

"nenek pingsan ? "

"Ya, sebaiknya kita pergi sekarang " ajak Hari Prakash.

"Ya,pergilah.. " timbal bibi dengan begitu ketus.

Arnav menatap ruangan khushi dengan airmata yang terus menetes sebelum akhirnya pergi bersama Hari Prakash.

..


My Love KHUSHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang